Mohon tunggu...
Wisely Chow
Wisely Chow Mohon Tunggu... -

scientist.hip hop rapp musician,businessman

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ingkar Jokowi Vs Ingkar Prabowo versi Wisely Chow

25 Mei 2014   00:41 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:09 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Cara dan sikap reaktif-emosionalnya Prabowo terhadap pencapresan Jokowi tersebut secara tak langsung memberi indikasi kebenaran sinyalemen yang mengatakan tentang sosok Prabowo yang temperamental, sulit mengendalikan emosinya jika merasa ditantang. Bagaimana bisa menjadi presiden kalau menghadapi problem seperti ini saja tidak bisa mengendalikan emosinya. Bagaimana nanti kalau menghadapi aneka persoalan bangsa yang jauh lebih rumit dan ruwet? Kalau jadi presiden, jangan-jangan nanti ada menterinya yang cidera karena menjadi sasaran kemarahannya.

(yang namanya tentara suaranya yah sudah pasti keras dan berat,sejak awal pelatihan tentara di wajibkan berkata tegas,kalau anda mengatakan tidak bisa mengendalikan emosi itu jelas anda SALAH,orang tentara bicara tegas kok di bilang emosi.presiden yang kita rindukan selama ini memang presiden yang CERMAT,TEGAS DAN sudah pasti harus BERWIBAWA.soal masalah yang anda takutkan yaitu masalah akan ada menteri yang cedera santai saja.

“ORANG BESAR TIDAK MUNGKIN MEMILIKI PIKIRAN KERDIL”

original inspire and motivate by :

(wisely chow)


Hal ini diperburuk dengan adalah pendamping Prabowo di Gerindra, yang kelihatannya mempunyai watak “sebelas-duabelas” dengan Prabowo, yaitu Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon yang sejak Jokowi nyapres suka mengejek-ejek dan merendahkan Jokowi dengan puisi-puisinya. Yang terakhir adalah puisinya yang dia beri judulRaisoopo-opo yang disebarkan ke publik, kemarin, Rabu, 16 April 2014.

(kalau hal ini namanya sih “SENTILAN” supaya yang di sentil bisa sadar)

Sikap-sikap seperti ini memperlihatkan kepada kita bagaimana sebenarnya kualitas kepimpinan Prabowo cs, yang kelihatannya saja gagah dan tegas, tetapi ternyata isinya mental “rombengan.” Bagaimana bisa mereka menghargai rakyat, menghargai demokrasi, dan menghadapi kritik-kritik kelak, apabila dengan saingan capres-nya saja sikapnya sudah seperti ini.

(Ini namanya ada aksi yah pasti ada reaksi,kalau tidak ada reaksi itu namanya MATI SURI)

Para pendukung dan simpatisan Prabowo Subianto pun mengamini semua pernyataan sindirian “sadis” Prabowo kepada Jokowi itu. Bersamaan dengan itu mereka memuji-muji Prabowo sebagai sosok capres yang paling tepat, karena sosoknya yang gagah, tegas, punya visi dan misi yang jelas, dan sebagainya.

(itu benar,yang namanya VISI MISI HARUS JELAS,TIDAK BOLEH PLIN PLAN DAN RAGU-RAGU mungkin calon yang agak plin plan dan anda terbiasa dengan yang plin plan,jadi sekali ketemu yang tegas langsung kaget dan terkejut badan)

Mereka seolah-olah lupa, mengabaikan, atau tidak tahu mengenai rekam jejak Prabowo yang kelam di masa lalu. Diduga meningkat secara signifikannya suara Partai Gerindra di Pileg 2014 ini dikarenakan banyak generasi muda, pemilih pemula yang menjatuhkan suaranya kepada Gerindra karena terpengaruh  penampilan Prabowo yang gagah itu. Generasi yang tidak mengetahui sejarah rekam jejak Prabowo di masa lalu itu.

(siapa bilang karena penampilan yang gagah yang ang membuat suara GERINDRA naik? Yang sering masuk tv dan di puji media kan jokowi,prabowo malah hampir tidak pernah masuk tv tuh,soal masalah rekam ejak yang masih simpang siur tolong jangan di jadikan fakta dahulu jadi harus kroscek dahulu jangan lihat foto HOAK anda langsung MENJUDGE menghakimi secara sebelah pihak ini negara hukum yang salah pasti akan di hukum,kalau tidak terbukti bagaimana di hakimi? Buktinya prabowo aman aman saja,malah bisa jadi capres dan ketua partai)

Rekam Jejak Masa Lalu Prabowo

Pada tahun 1997-1998 ketika rezim Soeharto semakin terancam jatuh oleh berbagai aksi perlawanan rakyat pro-reformasi dan demokrasi, yang dimotori para mahasiswa dan dibekengi oleh tokoh-tokoh masyarakat, rezim itu menggunakan segala cara untuk mempertahankannya. Cara-cara represif dan teror khas diktator yang selama ini sukses melestarikan kekuasaan rezim itu pun semakin ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya, termasuk dan terutama menculik sejumlah aktivis oleh tim-tim siluman di luar undang-undang, dari militer/ Kopassus, dengan maksud dapat membungkam aksi-aksi demonstrasi antiSoeharto itu. Tiga belas orang dari mereka yang diculik sampai hari ini belum kembali, diduga telah tewas dibunuh. Salah satu aktor utama penculikan itu adalah Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus saat itu, Letjen TNI Prabowo Subianto. Prabowo sudah mengakui perbuatannya itu.

(bukan penculikan tapi pengamanan,sebagai aparat negara yang berkewajiban untuk menjaga kestabilitasan negara maka semua pemicu kerusuhan harus di amankan dahulu,dan yang melaksanakan tugas pengamanan itu bukan siluman tapi kesatuan khusus yang di latih secara khusus dan terdiri dari orang-orang khusus pula)

Dia membentuk Tim Mawar dengan 11 anggota Kopassus, anak buahnya. Mereka menculik 9 orang aktivis. Selama penculikan para aktivis itu disiksa dengan cara-cara di luar batas peri kemanusiaan untuk mengetahui misi mereka dan siapa saja teman-temannya, serta agar menjadi ketakutan, dan tidak berani lagi melawan Soeharto Mengecam Soeharto identik dengan tindakan subversif. Salah satunya korban penculikan itu adalah Faisol Riza. Pengalamannya semasa berada dalam sekapan para penculik dari Tim Mawar itu pernah disampaikan lewat kicauan Twitter-nya dan dimuat di Merdeka.com.

(yang bersalah yah harus di hukum,masa harus di rawat dan di lestarikan? Cara kerja mereka juga bisa di katakan termasuk manusiawi karena karena setiap ada penangkapan perdana pasti yang bersangkutan akan di lepas setelah di periksa “second chance” tapi apa bila menimbulkan ancaman lagi yah harus di berikan tindakan tegas)

Prabowo mengatakan dia hanya bertanggung jawab terhadap penculikan yang dilakukan oleh Tim Mawar. Para korban penculikannya itu, katanya, semua kembali dalam keadaan selamat, bahkan beberapa di antaranya menjadi pengurus teras Partai Gerindra. Sedangkan terhadap penculikan aktivis lain, termasuk mereka yang belum kembali itu, Prabowo mengaku tidak mengetahuinya. Prabowo juga mengaku bahwa aksi penculikan tersebut berdasarkan perintah dari atasannya. Siapa saja mereka yang turut melakukan penculikan-penculikan itu, siapakah otak utamanya, apakah Panglima ABRI, atau  Presiden Soeharto, dan lain-lain? Sampai hari ini rahasianya masih disimpan Prabowo. Layakkah dengan status seperti ini Prabowo mau menjadi presiden?

(nah prabowo memang memilik jiwa ksatria,kalau tidak mau mengaku juga tidak ada buktikan? Suasana ibukota saat itu sangat kacau jadi memang benar yang dikatakan oleh prabowo, jadi ke 13 aktivis lain yang hilang bisa jadi hiang karena kecelakaan,atau hilang karena berhadapan dengan kesatuan lain di lapangan jadi jangan prabowo saja dong yang di kambing hitamkan)

Pengakuan Prabowo bahwa semua aktivis yang diculik timnya itu kembali dengan selamat, bertentangan dengan keterangan yang disampaikan oleh Pius Lustrilanang, salah satu korban penculikan Tim Mawar, sebagaimana dimuat di Tempo.co. Pius bersaksi,  ketika berada di dalam penyekapan para penculiknya, dia sempat berkomunikasi dengan tiga aktivis lainnya, yaitu, Herman Hendrawan, Yani Afri, dan Soni. Tiga orang ini termasuk mereka yang sampai hari ini belum kembali.  Ketika dibebaskan, Pius mengecek tiga rekannya ini yang katanya dibebaskan terlebih dulu daripadanya, tetapi ternyata mereka tidak kembali. Pius menulis,  "Saya lalu teriingat pada perkataan salah seorang penculik: 'Ada yang keluar (dalam keadaan) hidup dan ada yang keluar (dalam keadaan) mati dari tempat ini'.

(doktrin pelatihan tentara itu = “to kill or to be kill” jadi apabila ada kekerasan saat pemeriksaan itu hal yang lumrah,sekarang 2 individu memberikan 2 keterangan,tapi mengapa HANYA keterangan dari Pius Lustrilanang yang anda ambil,tidak adil dong jadi semua perlu pembuktian dahulu baru boleh menghakimi)

Pada April 1999 anggota Kopassus yang bergabung dalam Tim Mawar itu telah menjalani peradilan militer dan divonis bersalah. Sedangkan, khusus untuk Prabowo, berdasarkan rekomendasi dari Dewan Kehormatan Perwira yang khusus dibentuk untuk kasus tersebut, Panglima ABRI ketika itu, Prabowo dinilai bersalah, tetapi hanya menjatuhkan sanksi politik kepadanya, yaitu pemecatan (pensiun dini) dari kedinasannya di ABRI (sekarang TNI). Prabowo pun pensiun dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal.

Jadi, sampai hari ini Prabowo tidak pernah menjalani peradilan militer, dia hanya dijatuhkan sanksi secara politik. Sejak saat itu juga Amerika Serikat tidak mengizinkan Prabowo masuk ke  negara mereka dengan alasan Prabowo telah melakukan pelanggaran HAM berat.

(Logika sajalah masa karena menunaikan tugas negara untuk menjaga stabilitas negara dan sedikit melewati garis dari yang namanya HAM yang merupakan isu paling  SAKTI untuk MENJATUHKAN nama serta STIGMA BURUK sebuah negara berkembang dan nama seorang individu di mata internasional.

Jadi Soal masalah pencekalan itu hanya merupakan masalah formalitas saja.

Nanti setalah menjadi PRESIDEN yang mencekalnya juga akan berusaha merangkulnya kembali demi sebuah kepentingan.

“Dalam politik tidak ada teman maupun musuh abadi yang ada hanyalah kepentingan”)

Pada September 2009, Pansus Orang Hilang pernah merekomendasikan pemerintah dalam hal ini Kejaksaan Agung untuk membentuk Pengadilan HAM Ad-Hoc untuk mengadili para aktor penculikan aktivis di tahun 1997-1998 itu, tetapi rekomendasi itu tidak pernah dilaksanakan.

(memang sudah tidak perlu di lakukan lagi yang bersalah sudah di hukumkan? Setelah menjalani hukuman berarti sudah boleh bebaskan?)

Selain itu, Prabowo juga banyak dituding bertanggung jawab atas tragedi kerusuhan Mei 1998, yang membakar Jakarta selama beberapa hari, dengan korban jiwa yang mencapai seribu lebih orang itu, termasuk korban-korban pemerkosaan dari etnis Tionghoa.

(sebagai etnis tionghua ini merupakan ganjalan di hati,kl soal penjarahan dan pembakaran itu ada,tapi di lakukan oleh masyarakat,soal pemerkosaan ini sangat aneh juga sih,sepanjang yang gua tahu sih yang namanya rampok setelah menggasak harta benda dr pemilik rumah yang sudah tidak berdaya dan apabila ada wanita otak bejatnya muncul dan terjadilah pemerkosan,dalam hal ini gua juga tidak percaya begitu saja kalau hal ini di lakukan oleh satuan tempur dll.dsb.apa manfaatnya? Pemusnahan etnis? Genosida? Sangat sulit di terima oleh akal sehat,sedangkan gambar yang beredar di internet setelah gua cek dan kroscek itu rata-rata foto yang di ambil dari kerushan di Filipina dan Negara lainnya dan editan serta tidak bisa di buktikan keabsahannya.jadi gua rasa sih seandainya ada terjadi yah di lakukan oleh kriminal yang melakuan penjarahan dan "so far" pak prabowo juga mutlak tidak bersalah dalam hal ini)

(Rekomendasi: Baca buku Kerusuhan Mei 1998, Fakta, Data & Analisa, -- Mengungkap Kerusuhan Mei 1998 Sebagai Kejahatan Terhadap Kemanusiaan, Penerbit Solidaritas Nusa Bangsa dan Asosiasi Penasehat Hukum dan HAM Indonesia, Edisi Revisi: Mei 2007)

Di dalam bukunya yang berjudul Menyibak Tabir Orde Baru, Memoar Politik Indonesia 1965-1998 (Penerbit Buku Kompas, 2014), Jusuf Wanandi, salah seorang pendiri CSIS ada sedikit menyinggung masa-masa menjelang kerusuhan Mei 1998 itu.

Menurut dia, yang melakukan penyerangan terhadap kantor pusat PDI pada 27 Juli 1996 adalah massa preman yang dikerahkan oleh beberapa jenderal TNI. Dua tahun kemudian (1998) hal itu diulangi lagi.  Sebelum kerusuhan Mei 1998 meledak, diketahui Letjen Prabowo Subianto mengerahkan kelompok ektremis untuk menghadapi mahasiswa. “Ketika itu sebagai Komandan Kopassus, ia mengadakan acara buka puasa di rumahnya yang dihadiri oleh hampir 3.000 orang yang terdiri dari kelompok garis keras kanan,” tulis Jusuf Wanandi di bukunya itu (halaman 376).

(Dalam hal ini simple saja kok kejadian ini "BISA YAH DAN BISA JUGA TIDAK" serta belum ada pembuktian yang valid,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun