Mohon tunggu...
Wisely Chow
Wisely Chow Mohon Tunggu... -

scientist.hip hop rapp musician,businessman

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ingkar Jokowi Vs Ingkar Prabowo versi Wisely Chow

25 Mei 2014   00:41 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:09 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mempertanyakan Perintah Atasan

Protes Prabowo kepada Presiden Habibie atas pemecatannya itu saja merupakan suatu hal yang tidak lazim. Biasanya apa pun alasannya seorang perwira TNI (ketika itu masih bernama ABRI) akan menerima perintah atasannya terhadap dirinya, apalagi dari seorang Presiden sebagai Panglima Tertinggi ABRI. Mempertanyakan perintah atasan terhadap dirinya, bukan baru pertama kali ini dilakukan Prabowo.

(karena alasan yang tidak jelas yah wajarlah kalau prabowo harus mempertanyakan supaya jelas)


Seperti yang ditulis oleh Letjen TNI (Purnawirawan) Sintong Panjaitan, dalam bukunya Perjalanan Seorang Prajurit Parakomando (Penerbit Buku Kompas, 2009), pada Maret 1983, Prabowo yang waktu itu masih berusia 32 tahun dengan pangkat Kapten, menjabat sebagai Wakil Komandan Kopassandha, diam-diam mempersiapkan pasukannya dari Den 81 dengan maksud hendak menculik para Jenderal, yakni, Letnan Jenderal Benny Moerdani dan kawan-kawannya (antara lain Moerdiono, Sudharmono, dan Ginanjar Kartasasmita), dengan tuduhan hendak melakukan kudeta terhadap Presiden Soeharto. Jika itu sampai terjadi, kejadiannya mirip-mirip dengan penculikan para Jenderal di tahun 1965.

(kalau keselamatan jiwa seorang presiden terancam sudah pasti harus melakukan pencegahan dan itu mutlak,

sedangkan prabowo hanya menjadi pelaksana tugas,jadi harus di laksanakan )

Rencana penculikan itu akhirnya gagal dijalankan karena tak ada satupun dukungan yang diperoleh Prabowo dari petinggi ABRI di atasnya. Mayor Luhut Pandjaitan yang menjadi atasan Prabowo menolak mengikuti saran Prabowo untuk menggerakkan pasukan. Jenderal M. Jusuf yang ketika itu adalah Menhankam/Panglima ABRI juga mengabaikan kecurigaan Prabowo. Luhut sendiri menganggap bahwa Prabowo ketika itu sedang stress berat.

Karena tindakannya itu, kemudian atas perintah KSAD Rudini, Prabowo dipindahtugaskan ke Kostrad, dengan jabatan Wakil Komandan Batalyon.

(bukan stress tapi aneh dan kecewa kok bisa-bisanya sesama tentara dalam satu satu kesatuan bisa beda pendapat?

padahal ini merupakan perintah langsung oleh presiden yang merupakan komandan tertinggi angkatan bersenjata republik Indonesia)

Karena pemutasian itu, Prabowo mempersoalkannya kepada pimpinannya ketika itu,  yaitu, Brigjen Sintong Panjaitan. Padahal, mempertanyakan keputusan pimpinan adalah hal tabu bagi kalangan militer dan bisa berakibat pemecatan, tetapi Prabowo melakukannya. Protes Prabowo pun kemudian disampaikan Sintong  Panjaitan kepada beberapa petinggi ABRI, tetapi saran mereka agar Sintong melupakannya. Maklum anak mantu Soeharto, penguasa yang paling ditakuti ketika itu.

(karena alasan yang tidak jelas yah wajarlah kalau prabowo  harus mempertanyakan supaya jelas)


Ingkar Jokowi vs Ingkar Prabowo

Apa yang dilakukan Prabowo itu jelas sudah merupakan suatu pengingkaran terhadap sumpah prajurit (ABRI/TNI).

(melaksanakan tugas dengan cara mengamankan pemicu yang mengancam kestabiltasan Negara anda katakan salah?,

mempertanyakan alasan yang tidak jelas juga salah?,

jadi serba salah dong?,

lain kali kalau nyari-nyari kesalahan orang yah bok yang lebih masuk akal dong kalau gini kan kelihatan banget anda hanya mencari-cari kesalahan prabowo)

Jika dibandingkan dengan pengingkaran Jokowi terhadap komitmennya sebagai Gubernur DKI Jakarta, -- hal mana untuk tugas gubernur otomatis diganti oleh wakilnya yang naik menjadi gubernur (jika Jokowi terpilih sebagai presiden), pengingkaran mana yang jauh lebih berat? Pengingkaran Jokowi atau pengingkaran Prabowo?

(eh eh eh komitmen itu bisa di samakan dengan SUMPAH JABATAN LHO DAN MELANGGAR SUMPAH JABATAN ADALAH HAL YANG SANGAT FATAL !

jadi lain kali sekolah lagi baru melakukan opini yang mencermarkan nama baik seseorang,mengingkari komitmen itu sama dengan melakukan “korupsi” kalau di hitung  kadar FATALNYA)

Yang berusaha diciptakan saat ini adalah imej seolah-olah pengingkaran Jokowi terhadap komitmennya itu sebagai Gubernur DKI Jakarta lauh lebih serius daripada pengingkaran Prabowo Subianto terhadap sumpah prajuritnya itu. Karena itu Jokowi harus terus dipermasalahkan, sedangkan rekam jejak kelam Prabowo boleh diabaikan, dilupakan?

Masih sehatkah bangsa ini? ***

-prabowo dengan GENTLE menjalani hukuman yaitu sanksi politi dan pensiun dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun