Mohon tunggu...
Iast Wiastuti
Iast Wiastuti Mohon Tunggu... Administrasi - Menyenangi hal-hal yg beraktualisasi ke masyarakat

Mengembangkan 12 destinasi pesisir Jakarta Utara demi terciptanya kesejahteraan masyarakat, meningkatkan perekonomian, menghapuskan kemiskinan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Galangan VOC dan Kawasan Eropa di Pesisir Jakarta

8 Oktober 2010   02:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:37 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

source wisatapesisir.comPENJARINGAN - Kawasan kota Toea Pesisir di Sunda Kelapa akan terbangun dengan perencanaan yang matang dan berkesinambungan. Walikota Jakarta Utara dengan tangan dingin akan terus mempromosikan semua destinasi andalan di Jakarta Utara, termasuk galangan VOC dikawasan Sunda Kelapa.

"Kejayaan masa lalu VOC melalui kenangan masih ada dan dapat terlihat jelas di galangan VOC. Kita akan terus mengembangan melalui berbagai cara, dan memperbaiki pendestriannya sehingga wisatawan setelah mengunjungi Sunda Kelapa akan mampir ke Galangan VOC,"ujar H Bambang Sugiyono,S.E,MSi kepada wisatapesisir.com, Kamis (7/10/2010).

Pihak Sudin Pariwisata Jakarta Utara, Grace menyambut baik dan akan menyusun konsep yang matang."Melalui kegiatan, travel map kita akan mempromosikan Galangan VOC menjadi destinasi yang paling diminati di Jakarta Utara,"ujar Grace.

Sama halnya dengan Kasudin Kebudayaan Jakarta Utara, Nani OY yang tertarik dan melihat sisi keunikan dari sudut pandang budaya,"Kawasan Eropa di galangan VOC menjadi ciri khas tersendiri yang akan kita kembangkan,"jelasnya.

Galangan VOC adalah peninggalan sejarah bernilai tinggi di kawasan pelabuhan Sunda Kelapa, kota tua Batavia di Kecamatan Penjaringan, Jakarta utara tak lama lagi akan dipromosikan oleh anak cucu keturunan Betawi dan etnis China.

Galangan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) adalah bangunan bersejarah pada abad 17-18 Masehi sebagai tempat galangan atau lebih dikenal dengan galangan kapal VOC di Bandar Sunda Kelapa, kota tua di Jakarta Utara.

Zaman dulu galangan kapal itu tempat bongkar- muat barang sekaligus dijadikan bengkel untuk memperbaiki kapal besar internasional yang singgah di kawasan itu.

Sisa-sisa bangunan yang terbuat dari kayu pada abad ke 17 itu, sekarang mulai direnovasi dengan dana pribadi. Renovasi gedung bekas galangan kapal VOC itu dimulai tahun 1997 dan selesai tahun 2000.

Salah seorang penggagas renovasi banguan tua itu, Susilawati mengatakan, bangunan tua bersejarah tinggi itu, erat hubungannya dengan sebuah peninggalan sejarah di lingkungan Sunda Kelapa dan disekitarnya juga terdapat Museum Bahari.

Semua itu sebagai satu kesatuan tempat yang mencerminkan peristiwa tempo doeloe pernah menjadi ajang berbagai kegiatan bersejarah di sekitar pelabuhan Sunda kelapa yang perlu dilestarikan.

Menurut Susilawati , kegiatan yang akan dilakukan di eks galangan VOC itu adalah pelestarian seni budaya Indonesia, khususnya seni budaya Betawi, seminar, diskusi dan memamerkan kaligrafi China dan pameran lukisan lainnya.

Lokasi itu juga akan dilengkapi dengan "restoran VOC modern" dengan menampilkan berbagai interior gaya tempo dulu termasuk tiang kayu usianya ratusan tahun.

Kendala promosi

Ditengah semangat menggali seni budaya sejarah itu, banyak liku-liku dan tantangan menjadi sandungan, terutama kurangnya sarana dan dana sebagai pendukung, disamping itu galangan VOC belum dikenal."Saya sedih kalau Jakarta Barat selalu dipromosikan kota tua, namun tidak menyebut galangan VOC,"ujar Susilawaty.

Belum adanya kerja sama dengan Dinas Pariwisata DKI, untuk menjadikan tempat itu sebagai salah satu tujuan wisata. Namun demikian masalah itu akan diselesaikan melalui koordinasi dengan berbagai pihak.

"Kami akan menata kembali sekilas sejarah Galangan kapal VOC itu, dalam rangka menggali sejarah budaya Indonesia sejak abad 18 Masehi sampai sekarang," ujar Susilawati.

Di lokasi itu nantinya akan dipamerkan buku katalog lintas sejarah budaya Indonesia yang ditulis dalam tiga bahasa yakni Bahasa Indonesia, Inggeris dan Bahasa Mandarin.

Selain itu, katanya, melakukan kerja sama dengan Society Of Betawi(SOB) salah satu organisasi pendukung budaya pariwisata Betawi untuk mempromosikan galangan VOC tersebut.

Gedung itu nantinya, juga akan digunakan tempat acara kesenian rutin dari berbagai daerah, khususnya kesenian Betawi dan etnik China di lingkungan Jakarta, tambahnya.

Arie Abieta dari PT Karya Ceudah Sinema dalam proposalnya mengatakan, promosi penggalian sejarah budaya galangan kapal VOC itu, untuk mengangkat kejayaan sejarah yang pernah gemilang sekitar 300 tahun silam.

Keberadaan galangan VOC sebagai gerbang dunia pada zamannya itu tahap pertama akan dibuat dalam bentuk visualisasi.

Tujuannya agar menjadi tontonan sekaligus tuntunan kebesaran sejarah bangsa dengan segala keindonesiaannya, Visual sejarah itu nantinya akan menggambarkan berbagai catatan otentik dari peninggalan sejarah yang memiliki hitoris panjang.

"Kami akan mebuat judul"Kilas balik galangan VOC-catatan sejarah bangsa yang gemilang", diharapkan mampu menggiring anak banga lebih tertanam rasa kebangsaan yang tinggi," jelasnya.

Menurut sejarah, katanya, saat Jakarta masih bernama Batavia galangan kapal masih berdiri jaya, wilayahnya diberi nama Pasar Ikan, karena menjadi pusat perdagangan utama di Asia.

Ada juga menyebutkan hampir selama dua abad wilayah ini perupakan urat nadi suatu jaringan niaga yang terentang dari Pulau Decima di Nagasaki(Japan) sampai Cape Town(Afrika Selatan) dan dari Ternate hingga Bandar Surat di Pantai Teluk Arab.

Galangan Kapal VOC merupakan salah satu unsur pendukung yang amat penting bagi jaringan niaga se dunia, dengan armada kapal-kapal layar, Di tempat itu seluruh kapal berukuran kecil dan besar melakukan kegiatan bongkar muat, setelah mengarungi lautan Pasifik, Hindia serta Atlantik.

Kapal-kapal itu sebelum ke pelabuhan Sunda Kelapa, lebih dulu singgah di pelabuhan Amsterdam, Nagasaki hingga Hormuz(Pesia) dan Pulau Banda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun