Mohon tunggu...
Donny Yuen
Donny Yuen Mohon Tunggu... -

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Antara Sepakbola Idealis dan Kapitalis

11 Februari 2012   22:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:46 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

ya, sepakbola idealis dan kapitalis. Kedua faham sepakbola ini masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian.

Disini saya akan mencoba membedah secara ekstrim kedua jenis klasifikasi sistem sepakbola tersebut.

1. Sepakbola Idealis (plat merah)

Basis permodalan dan dukungan dari jenis sistem sepakbola ini biasanya dari pemerintah atau partai politik.

Dengan tujuan ingin memajukan sepakbola agar lebih memasyarakat, membangun infrastruktur fisik dan SDM sepakbola yang handal, serta meraih prestasi saat bertanding mewakili regional/kawasan tsb.

Keuntungannya, aspek fairplay diutamakan, dan gelontoran dana mudah didapat melalui APBD demi mencapai tujuan diatas. serta potensi untuk menghimpun suporter yang besar karena diupayakan oleh pemerintah  dan fanatisme kedaerahan.

Kerugiannya, pemerintah/partai politik biasanya jauh dari aspek profesionalisme ditinjau dari segi kinerja, dan faktor korupsi yang selalu menjadi momok yang tak kunjung-kunjung sembuh, khususnya di Indonesia.

2.  Sepakbola Kapitalis (swasta)

Basis permodalan dan dukungan dari jenis sistem sepakbola ini biasanya dari badan swasta/ konglomerat.

Dengan tujuan ingin meraih laba/keuntungan dari sebuah liga sepakbola yang dijalankan melalui pengelolaan yang profesional. Serta menjalankan program community development dengan membangun infrastruktur SDM sepakbola dan fasilitas agar tercipta simbiosis mutualisme antara swasta dan masyarakat.

Keuntungannya, kinerja pengelolaan sepakbola biasanya lebih profesional dan tidak menggunakan uang rakyat.

Kerugiannya,  aspek fairplay kemungkinan bisa diabaikan, program community development untuk pembangunan/pembinaan sepakbola berpatokan pada penilaian untung-rugi, serta peluang terjadinya pengaturan skor demi tujuan komersial.

___________________________________________________________________________________

Jika menghubungkannya dengan kondisi faktual saat ini di indonesia,  yang terjadi bukanlah sistem sepakbola idealis ataupun kapitalis.

di liga IPL yang berbasis konsorsium swasta, ternyata masih ada klub yang menggunakan APBD ,  yakni klub-klub amatir di divisi 1,2, dan 3.

Sedangkan liga  ISL , juga tidak bisa dikatakan sepakbola idealis, karena ada larangan dana APBD dari peraturan mendagri .

Dan dari aspek profesionalisme pengelolaan liga, ternyata juga sulit menentukan mana yang lebih profesional.

Juga masalah korupsi, ternyata dua versi liga tsb juga pernah tersandung kasus korupsi, bak klub di ISL ataupun LPI  (liga lalu saat IPL masih bernama LPI... dan ISL saat masih menggunakan APBD).

Kesimpulan saya, yang terjadi saat ini adalah, proses transformasi pada kedua liga tsb.. yakni:


  • swastaisasi liga ISL (karena tak akan lagi dapat limpahan  dana dari pemerintah )
  • idealisasi liga IPL (karena juga dikelola lembaga resmi PSSI yang didukung  dana dari pemerintah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun