Mohon tunggu...
Ibni Wiryateja
Ibni Wiryateja Mohon Tunggu... Mahasiswa - docendo discimus

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah sebagai Persimpangan Karakter

30 Desember 2021   23:25 Diperbarui: 30 Desember 2021   23:29 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Sudah menjadi realita mengeluarkan peserta didik dari suatu sekolah dipandang menjadi jalan terakhir penyelesaian masalah pada peserta didik. Sekolah yang hobi "mendepak" peserta didiknya dengan "bersembunyi" di balik dalil tata tertib adalah tindakan yang memalukan. Sekolah seakan berusaha menyembunyikan boroknya dan menganggap peserta didiknya yang bermasalah adalah duri dalam daging dan harus disingkirkan. 

Tentu praktik eliminasi semacam ini adalah suatu pengingkaran marwah pendidikan, yang sebenarnya bertujuan untuk membangun potensi kemanusiaan dan mendewasakan peserta didik. Peserta didik yang seharusnya diobati justru dikembalikan ke orang tua dan tanpa pendampingan yang memadai. 

Sebenarnya sekolah tidak seharusnya berlaku demikian. Jika kita berangkat dari pendapat Jejen Musfah dalam artikelnya yang berjudul Analisis Kebijakan Pendidikan Mengurai Krisis Karakter Bangsa tahun 2018 menyatakan bahwa, Peserta didik adalah individu dan memiliki potensi yang beragam serta unik. Keunikan inilah yang seharusnya dikelola sekolah, demi tujuan jangka pendek maupun panjang peserta didik

Sudah sepatutnya kita secara sadar, baik satuan pendidikan, orang tua, dan lembaga terkait serta masyarakat, melihat kembali nilai pendidikan yang sedang diperjuangkan. Pendidikan adalah suatu proses yang tidak instan. Dedikasi dan konsistensi segenap pihak untuk menjamin kualitas pendidikan melalui perencanaan, aplikasi, dan evaluasi menjadi kunci utama terselenggaranya pendidikan yang ideal bagi masa depan peserta didik dan demi kelangsungan budaya pendidikan yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun