Mohon tunggu...
Arif Santoso
Arif Santoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang pemuda yang menyukai sastra dan pendidikan.

Writer, Songwritter, Tutor of Literacy.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tangisan Bumi

19 Juni 2019   00:01 Diperbarui: 19 Juni 2019   00:07 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Merintih jiwamu

Kala poster hitam memelukmu

Memelas pada indahnya dirimu

Demi meraup segelintir receh di sakunya

Jika terus menggebu

kebengisan yang abadi

Membendung kasih sayang pada ibu

Menghujam nikmat Ilahi dengan barter habis-habisan

Dimanakah sepucuk air matamu?

Yang ingatkanmu pada dunia

Hingga tak ada lagi rasa cinta pada bumi

yang menghidupimu,

memberimu segalanya yang kau butuhkan

Namun, egomu besar

Ambisimu menghabisi nurani

Bumi kau hanguskan petak per petak

hingga membunuh saudaramu sendiri

Ingatlah, para perserikatan penderu mesin

Usaplah dahimu sejenak

Rayulah otakmu dan hatimu

Ketuk saja sampai tersungkur bersujud pada Bumi

Kasihilah ia sebagaimana kau mencintai emas-emas di sakumu

Karawang, 19 Juni 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun