Merintih jiwamu
Kala poster hitam memelukmu
Memelas pada indahnya dirimu
Demi meraup segelintir receh di sakunya
Jika terus menggebu
kebengisan yang abadi
Membendung kasih sayang pada ibu
Menghujam nikmat Ilahi dengan barter habis-habisan
Dimanakah sepucuk air matamu?
Yang ingatkanmu pada dunia
Hingga tak ada lagi rasa cinta pada bumi
yang menghidupimu,
memberimu segalanya yang kau butuhkan
Namun, egomu besar
Ambisimu menghabisi nurani
Bumi kau hanguskan petak per petak
hingga membunuh saudaramu sendiri
Ingatlah, para perserikatan penderu mesin
Usaplah dahimu sejenak
Rayulah otakmu dan hatimu
Ketuk saja sampai tersungkur bersujud pada Bumi
Kasihilah ia sebagaimana kau mencintai emas-emas di sakumu
Karawang, 19 Juni 2019