Saya pulang dan merasa lebih tenang. Walau kondisi Ambon tidak nyaman akibat hiruk-pikuk demonstran yang emosional, terasa damai tetap ada. Orang-orang tetap berbaur di tempat umum, rumah kopi, bank, pasar dan sebagainya.
Ketika banyak orang pesimis dan sedikit “memarahi” warga Ambon melalui jaringan media sosial, saya merasa jalan-jalan terang masih tetap terbentang luas. Di tengah suasana yang panas, saya menikmati betul Kota Ambon yang tak hanya manis dalam lagu, melainkan juga dalam perjumpaan setiap hari dengan beragam orang.(Penulis, mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku –UKIM – Ambon)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H