Mohon tunggu...
Wirol Haurissa
Wirol Haurissa Mohon Tunggu... -

Students of Theology Faculty

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selalu Ada Rasa Manis di Ambon

18 Desember 2011   03:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:07 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya dan John melintas daerah Batu Gantung menuju Petak Sepuluh. Orang-orang ramai di sepanjang jalan. Mereka nampak tegang dengan beragam informasi simpang-siur. Kami bisa mendengar dari suara mereka yang ngobrol secara berkelompok.

Kami berjumpa Andre Peruru, seorang rekan yang ingin pulang ke Skip. Saya menyatakan niat melewati Waihaong. John keberatan karena kelelahan dan ingin cepat-cepat tidur. Sebab itu dia naik ojek. Sedangkan Andre memilih berjalan kaki melewati Kampus PGSD di Jalan Dr Latumeten.

Saya berjalan kaki, sendiri saja ke Waihaong melalui Perigi Lima. Tak disangka, saya berjumpa seseorang yang sepertinya sudah saya kenal. Pemuda itu juga menatap saya, dan nampaknya dia ingin mengatakan sesuatu.

“Ale ini, ibu guru punya anak, kan ? Masih kenal beta ?” katanya.

Saya mengangguk, sambil menerawang ke masa lalu. Saya memang mengenalnya.

“Ale nama Idris, kan ?” Saya ingat sekarang. Saya dan Idris adalah sahabat masa kecil di SD Hang Tuah Halong. Sudah 12 tahun kami tak pernah berjumpa, sejak lulus SD.

Kami bersalaman dan sama-sama merasa senang atas perjumpaan ini. Idris mengaku tinggal di Kampung Pisang, Poka. Kami menyusuri sepanjang jalan Waihaong. Tiba-tiba sahabat asal Buton itu menawarkan supaya kita mencari sesuatu untuk dimakan.

Kami berdua memilih makan sate gerobak di sisi jalan, sambil bercerita tentang masa lalu sampai masa kini, tentang studi dan situasi Ambon. Setelah itu, saya dan Idris melangkah perlahan, sampai berpisah di Jalan Kapitan Jongker.

Saya tiba di Jembatan Pohon Puleh, terus sampai ke Tugu Trikora. Orang-orang dan aparat keamanan terlihat di ujung Jalan Air Mata Cina, Lorong Pohon Puleh, Jalan Baru, Lorong Kolonel Pieters.

Saya melanjutkan perjalanan sampai di depan Hotel Amboina. Fileks Talakua muncul mengagetkan saya.

“Bagaimana bro, keadaan kota ini ?” ujarnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun