Mohon tunggu...
Wira Pandawa
Wira Pandawa Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis mengungkap sisi lain mikrokosmos

Hobi itu pekerjaan yang dibayar Menulis Energi yang terpancar gratis dari alam sekitar

Selanjutnya

Tutup

Money

Nasib Buruk Si Pekerja Dompeng

16 September 2018   08:45 Diperbarui: 16 September 2018   09:23 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kampung,ada pekerja dompeng,dompeng adalah alat mesin untuk mengambil emas,jumlahnya ratusan ,sepanjang sungai batang Singingi,batang Kuantan,ada saja dompeng dompeng bertebaran,di sepanjang sungai. Banyak pihak yang tidak setuju adanya dompeng ini,terutama bila memikirkan dampak jangka panjangnya,katakanlah Air raksa yang berbotol botol berserakan disepanjang sungai,Raksa sendiri adalah logam,bayangkan raksa dimakan ikan,ikan dikonsumsi manusia,ini bisa sebabkan keracunan.

Belum lagi kalau kita melihat sisi kiri dan kanan sungai itu sudah luluh lantak,sungai kuantan yang sudah keruh,kini bukan cuma keruh,tetapi tidak berbentuk,ada lubuk dalam,adapula bagian yan tampaknya dangkal tetapi luar biasa dalam,sehingga kalau ada orang mandi di sungai,salahlah ia melangkahkan kaki ke kerikil yang dikiranya tepian dangkal,maut bisa menantinya akibat terhisap cekungan dalam akibat dompeng

Mengapa harus mendompeng?

Komoditas pencarian masyarakat sebenarnya sudah lama mencari emas,sepanjang aliran sungai kuantan dan singingi,itu diberkahi emas,tidak heran ada desa Logas,konon kepanjangannya adalah Logam Emas,mendulang emas sudah menjadi bentuk budaya,induk induk menggunakan tutup kela dengan kain atau jerami,bermodalkan dulang,akan menuju tepian air sungai untuk mencari emas,ukuran emas yang kecil sangat kecil dikumpul kumpul untuk selanjutnya dijual ke pengepul emas,ini skalanya kecil sekali dan sudah jadi kebiasaan,belum ada terdengar polisi atau aparat keamanan yang merazia kebiasaan mendulang emas,bahkan dalam corak tari,mendulang emas tergambar dalam gerak tari di Kuantan Singingi,bisa diperhatikan

Akan tetapi,aku sendiri tidak tahu kapan pastinya,ketika masih Sd,terdengarlah warga ribut ribut karena ada pendompeng "pendatang" ,kalau tak salah dari jambi,bersuku jawa,menggunakan mesin mengambil emas,warga sibuk mengusir dan dengan garangnya membakari alat tambang emas.Akan tetapi,seperti penyakit,mendulang emas pun ditinggalkan,dimulailah era baru Dompeng

Jenis dompeng ini beragam,ada yang namanya robin,semacam mesin penghisap air yang dirangkai dengan rakit,berbentuk segitiga siku siku,disertai semacam karpet yang akan menyaring emas,parahnya robin ,lebih mengerikan lagi yang disebut dompeng,kengerian ini sebenarnya sudah berefek,beberapa terdengar ada orang kampung yang mati tenggelam,ada yang keracuna gas hidrogen,ada yang mati tersangkut pohon ketika menyedot kerikil pasir di tebing dalaman sungai,ada yang kepala nya terhisap lalu putus seketika dihisap "kepala babi" semacam mulut pipa dari alat yang disebut dompeng ini.

Tetapi,apa mau dikata,penghasilan masyarakat yang tidak cukup sejak hancurnya harga karet yang dahulunya mencapai 14.000 rupiah per kilogram karet,menjadi 5000 rupiah saja,dan sawit dulu mencapai 600 turun menjadi 1000 perkilogram saja.Ini menjepit masyarakat,tak ayal maling berserakan.

Dari mulai Kolor ijo,Tuyul,Rampok,Begal kelas kampung dan banyak mitos lainnya berseliweran disekeliling kam pung ku ini,pos pos ronda di intensifkan.Tapi itu segera berkurang,mungkin malingnya hilang karena ada cara lebih cepat dapat uang ,yaitu mendompeng

Tetapi,kondisi dompeng ini diperparah dengan kehadiran cukong,menurut Wikipedia Cukong adalah menunjuk kepada pengusaha-pengusaha pemilik perusahaan besar di Indonesia. Kata ini sendiri berasal dari bahasa Hokkian yang lazim dilafalkan di Indonesia oleh suku Tionghoa-Indonesia. Cukong (Hanzi: , hanyu pinyin: zhugong) dalam bahasa Hokkian atau bahasa Mandarin berarti pemimpin; ketua; pemilik; bos.

Sementara orang bilang cukong itu harus etnis tionghoa,cukuong dikampung ini berkulit hitam,atau kuninglah,berbadan kekar,ada fenomenanya meski tak boleh disebut nama,seorang cukuong dikampung saya ini,bahkan mampu membeli tanah ratusan juta hanya untuk mengambil emas,kemudian setelah emas habis,tanah dikembalikan cuma cuma ke pemilik.Dahulunya si Tepekong ini berasal dari desa tetangga yang teriosolir,tapi sebelum jadi bos dompeng tepekong ini bekerja sebagai perambah hutan ,pengambil kayu,bisnis ilegal loging.

Cukong cukong ini punya banyak dompeng,bahkan tidak heran kalau kebun karet saja bisa dalam beberapa jam dibolak balik,hanya untguk membuat ladang emas menganga.Satu dompeng bisa memperkerjakan 8 hingga sembilan orang,satu dompeng bisa menghasilakn bergram gram emas dalam beberapa menit.Dan satu dompeng bisa meluluh lantakkan se isi sungai ,sejuram tebing dalam beberapa jam

Bagaimana Petugas?

Saya yakin ,petugas memainkan irama musik sesuaikapasitasnya,tetapi ada saja oknum yang bisa dibayar hingga 70 puluhan juta untuk membeking ini.Bahkan persoalannya ada rumor yang mengatakan kalau oknum juga turut berinvestasi di usaha berkilau kilau ini?

Bagaimana Pemerintah?

Selain menghimbau hingga parau kabirau,sejauh ini masih ragu ragu sedikit sedikit mengenai apakah Ilegal mining ini di legalkan,sehingga Penambangan emas tanpa ijin menjadi penambangan emas berizin ? atau pemerintah mencoba mencari alternatif pekerjaan untuk masyarakat,seperti usaha kolam,sampai hari ini upaya ini belum maksimal.

Siapa Korban?

Seluruh masyarakat di Sungai Kuantan,dan Antau Singingi,sangat berpotensi menjadi korban ,memang sekilas mata terlihat tidak nampak sekali efeknya,tapi kalau kita mau jujur,beberapa tahun belakangan,kata "banjir bandang" sudah menjadi biasa .Apakah kita akan menunggu ,sepucuk berita online berjudul "Ratusan masyarakat tewas ditelan banjir bandang yang menyasar sungai Kuantan atau sungai Singingi"bila tidak hati hati,bukan tak mungkin,mengingat tepian pandai yang menjadi sangat landai,sungai yang tidak terbentuk ,sedangkan bukit yang sudah digunduli beberapoa tahun sebelumnya,perushaan yang menyumban hilangnya keperawanan rimba,pembakaran lahan,musibah atau bencana alam mudah sekali untuk diramalkan bila tidak berhati hati

Si Miskin akan menjadi korban

tuntutan hidup yang semakin keras,tidak adanya kreativitas pemerintah dalam merangkul lapangan kerja baru,menjadikan mendompeng suatu keharusan,yang menjadi korban bukanlah si pemilik modal yang duduk menikmati kekayaan ,yang semakin berlimpah dari usaha ini,tetapi para pekerja,disini menariknya

ketika ada razia beberapa waktu lalu,sebut saja Si Kardi,dan si Wendra adalah dua pria berelasi pekerja dan pemilik mesin.Si Kardi ditangkap dilokasi dompeng pas diatas mesin,apa yang hukum tawarkan? 

Si kardi,Pria beranak satu dalam kandungan harus diringkus polisi bak koboi menangkap maling ayam,dibentak dan tak jarangan tertekan oleh dentuman peluru.si kardi mendekam ,sementara bayinya hanya menunggu waktu untuk dilahirkan ke bumi.Sementara si Wendra ,adalah pemilik dompeng,pekerja,sekaligus residivis di kasus yang sama,aku ikuti kasus ini dengan teliti.APakah yang diputuskan oleh hakim.Alhasil si Kardi harus menjalani hukuman 2,1 tahun penjara,sementara si Wendra 1,4 tahun penjara.

Istri kardi cuma berpasrah,maklum kehidupan yang sulit ,Kardi tidak mampu untuk menerima tawaran dari iknum (kawannya si jaksa yang meminta uang sejumlah 50 juta rupiah perkepala) agar si Kardi di subsider selama enam bulan.Nah si wendra ,yang residivis,yang pekerja ,yang pemilik melenggang sumringah.sehingga lengkaplah sudah tersusun rapi dari lemahnya peran hukum dan kekurangan sana dan sini

Solusi?

bacalah baik baik dari atas .Saya tulis ini ,dari pengalaman di kampung yang tidaklah asing,sampai tulisan ini diketik Kardi masih tersenyum dibalik jeruji dengan menciumi anak lelakinya yang berusia beberapa bulan sahaja.Oh iya,dipenjara,Kardi diwajibkan membeli perlengkapanseperti sabun,sampo rokok hanya didalam penjara.memanglah nasib buruk bagi si miskin

terlepas daripada itu,kalau lah pemerintah mau menghentikan dompeng ini ,alangkah baiknya ,segera ditelusuri ,oknum aparat tak bersih,dan juga berkan kesamaan di depan hukum kepada para pemilik .atau lebih elegannya,legalkan dan buat pengaturan dan pengawasan PETI,agar kekayaan dapat dibagi rata sementara pengembalian sungai kepada semulanya (meski sulit) bukan hanya ternginang ngiang dalam keheningan pimpinan paduka?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun