1. Ekonomi menjadi faktor besar untuk kelangsungan hidup berumah tangga.Â
Permaalsahan ekonomi dapat menyebabkan ketidak harmonisan pasangan suami-istri. Berbagai masalah yang yang disebabkan karna faktor ekonomi misalnya, pengeluaran yang membengkak sehingga sering terjadinya percekcokan.Â
Pasangan suami dan istri yang mengalami masalah tersebut dapat menekan pada pengeluaran lebih berhemat lagi, seperti membeli barang yang sedang dibutuhkan saja, sehingga tidak menyebabkan keborosan. Hal tersebut dapat dikomunikasikan lagi kepada pasangan lebih jujur dengan situasi keuangan, Â membuat anggaran pengeluaran dan pemasukan, menabung, dan jangan menyembunyikan pendapatan dan hutang kepada pasangan.
2. Menghadapi Mertua yang Ikut Campur dalam Urusan Rumah Tangga.
Pernikahan merupakan tanda bahwa antara pria dan wanita telah menjadi sebuah keluarga yang utuh dan mandiri. Sayangnya, banyak pasangan yang kurang beruntung dan masih dihantui sosok mertua ikut campur urusan rumah tangga. Ketidakcocokan antara menantu dengan mertua sering disebabkan oleh budaya yang berbeda.Â
Hal ini juga biasa dikarenakan mertua belum rela membiarkan anaknya menjalani kehidupan pribadinya sebagai manusia dewasa yang mandiri bersama pasangan hidupnya. Akibatnya, si mertua senang sekali mencampuri urusan rumah tangga anak dan menantunya. Mulai dari urusan domestik, pendidikan anak, hingga finansial.
cara menghadapi mertua ikut campur agar tak memicu masalah berkepanjangan:
1. Jika mertua ikut campur sudah melewati batas, kita perlu membahasnya dengan pasangan dan menjelaskan pendapat dengan baik serta kepala dingin. Jangan terdengar menyalahkan mertua karena pasangan akan menjadi defensif. Utarakan saja bahwa maksud kita baik, yaitu agar kami berdua bisa semakin mandiri dalam mengambil keputusan sebagai sebuah keluarga yang independen dan tidak merepotkan pihak lain. Lagipula, ada beberapa hal yang hanya diketahui oleh pasangan, maka sudah sepantasnya segala urusan rumah tangga diselesaikan oleh berdua dengan pasangan saja tanpa campur tangan orang tuanya.
2. Untuk menghindari mertua yang sifatnya ingin tahu dan ingin ikut campur, hindarilah menceritakan masalah rumah tangga ke mana-mana. Jika masih bisa diselesaikan bersama, tuntaskan masalahnya berdua bersama pasangan. Namun, kalau memang butuh pendapat dari orang lain, berceritalah pada orang-orang kepercayaan saja dan jangan sampai mertua mendengarnya dari orang lain.
3. Kadang, tidak semua omongan dari mertua salah. Pasti ada juga yang masuk akal, lagipula mertua pasti juga menginginkan yang terbaik bagi pernikahan putranya.
Buang nasihat yang tidak perlu dan bersifat destruktif, sementara terapkan yang kira-kira berguna bagi keluarga kecil. Tetaplah percaya diri bahwa mampu mengambil keputusan bagi keluarga, tapi sesekali menuruti mertua bisa membawa berkah tak terduga.
3. masalah perselingkuhan.
Masalah keluarga yang satu ini adalah masalah yang sebenarnya tabu tapi, tak dipungkiri masih terjadi dibeberapa keluarga di Masyarakat. Penyebab perselingkuhan ini pun beragam, terdapat faktor eksternal maupun internal dari masalah sepele hingga masalah yang besar. Sebenarnya apapun alasannya perselingkuhan adalah hal yang tidak dapat dibenarkan, ikatan tali suci pernikahan tak patut untuk dipermainkan, pasangan yang telah memutuskan untuk menikah harus berkomitmen untuk menjalani pernikahan seumur hidup dan berjanji untuk saling setia satu sama lain. Terlepas dari komitmen pernikahan manusia tetaplah manusia insan lemah yang pasti akan melakukan kesalahan karena pada dasarnya manusia tidak akan pernah puas akan apa yang ia dapatkan sehingga masalah perselingkuhan akan tetap terjadi dibingkai rumah tangga.
Solusi
jika membahas solusi hal paling utama yang harus dicari adalah permasalahan utama, dan dalam perselingkuhan kebanyakan terjadi karena ketidak puasan dengan pasangan, setiap orang pasti mendambakan pasangan yang terbaik untuk dirinya dia akan berekspektasi tinggi terhadap psanganya, kemudian saat pasangannya tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan akan timbul kekecewaan dan lahirlah benih perselingkuhan. Oleh sebab itu pasangan yang hendak menikah haruslah saling mencintai terlebih dahulu dalam artian memahami satu sama lain dan menerima kekurangan satu sama lain. Sebelum menikah alangkah baiknya pasangan sudah saling mengenal dan mengerti segala kelebihan dan kekurangan masing-masing barulah saat semua itu tercapai antara satu sama lain dapat memutuskan untuk melanjutkan pernikahan ataupun tidak. Begitupun saat pernikahan sudah dilajalani bukan berarti bisa seenaknya sendiri, antara satu sama lain harus mengerti akan tugas masing-masing dan menjalankannya dengan senang hati. Sehingga terpenuhinya kebutuhan satu sama lain dan kepuasan terhadap apa yang diberikan pasangan akan memperkecil kemungkinan perselingkuhan.
4. Perbedaan Pendapat.
Dinamika sebuah keluarga akan memiliki dampak jangka panjang dan mempengaruhi kesejahteraan mental individu. Tapi, gimana jadinya kalau ada perbedaan pendapat? Biasanya, perbedaan pendapat ini dilatarbelakangi oleh keinginan orang tua dan kehendak anak biasanya yang bersinggungan, sehingga memicu pertengkaran. Iya, sih, keluarga bisa menjadi tempat berlindung yang aman. Tetapi, bagi sebagian orang, keluarga bisa jadi sumber rasa sakit dan kekecewaan. Perbedaan pendapat antar anak dan orang tua terkadang bisa membuatmu merasa tidak nyaman dan tidak betah berada di rumah.
Salah satu cara mengambil sebuah keputusan adalah dengan bermusyawarah atau berdiskusi. Seringkali diskusi juga digunakan untuk memecahkan sebuah masalah, menemukan ilmu baru, bahkan menjadi cara yang asyik dilakukan bersama orang lain dengan topik yang menarik. Namun, diskusi juga memberi ruang untuk berbeda pendapat. Entah dalam perbincangan bersama teman, keluarga, atasan kerja, rekan kerja dan lain sebagainya, memungkinkan kita untuk bertemu dengan pendapat yang berbeda.
Hal tersebut merupakan hal yang wajar dan pasti dialami oleh orang yang sedang berdiskusi. Bahkan dengan adanya perbedaan sebenarnya membuat diskusi menjadi terasa hidup. Sayangnya tidak semua orang bisa menyikapi perbedaan dengan bijaksana. Lalu, apa saja yang harus kita lakukan ketika terjadi perbedaan pendapat? Berikut 6 cara menyikapi perbedaan pendapat yang harus kamu ketahui yaitu :Â
1. Bersikap tenang.
Ketika kamu mengalami perbedaan pendapat dengan orang lain, kamu harus bersikap tenang dan berusaha untuk menguasai kepala dengan dingin. Dengan begitu, kamu akan lebih bisa menguasai dan mengendalikan dirimu sendiri sehingga tidak mudah untuk terpancing emosi. Emosi tidak akan membuat baik berjalannya sebuah diskusi.
2. Memiliki landasan yang kuat.
Kamu harus memiliki landasan yang kuat atas pendapatmu sendiri. Sehingga kamu bisa melawan argumen orang lain dengan serangkai kalimat yang berisi. Kamu harus memahami betul apa yang kamu jadikan pendapat sehingga kamu tidak malu sendiri.
3. Bersedia mendengarkan.
Semua orang berhak memberikan pendapat dan memiliki kewajiban untuk mendengar pendapat yang lain. Kamu tidak boleh bersikap egois dan hanya mau didengarkan saja. Memberikan ruang dan waktu kepada orang lain untuk menjelaskan maksud dari pendapatnya bisa mengubah pandanganmu terhadap sebuah kalimat. Hal yang belum kamu pahami, bisa jadi itulah yang terbaik.
4. Menerima perbedaan.
Kamu wajib menerima perbedaan. Karena hal tersebut merupakan hal yang pasti terjadi. Ketika orang lain tak berpendapat sama, kamu tidak boleh marah atau kesal pada orangnya. Karena lain kepala, lain pemikiran.Â
Perbedaan justru bisa membuat kamu dan semua orang bisa mencari sebuah keputusan yang paling baik dan tepat. Semakin banyak perbedaan, semakin banyak pilihan, bukan?
5. Hindari merasa paling benar.
Sikap merasa paling benar akan membuatmu menutup pandangan pada pendapat yang lain, menutup kemungkinan untuk menerima keputusan yang lain. Jadi, kamu harus mampu bersikap untuk mencari yang terbaik.Â
6. Menerima keputusan dan mengakhirinya.
Ketika sudah ditetapkan sebuah keputusan, maka mau tidak mau kamu harus bisa menerimanya. Namun jika kamu merasa tidak dihargai dalam perbincangan maupun forum tersebut, kamu hanya perlu mengakhirinya. Sebenarnya, lebih baik jika dalam sebuah diskusi dan perbedaan pendapat maka keputusan yang diambil harus menjadi persetujuan masing-masing pihak. Makanya, jika dalam forum tersebut sudah membuat langkah yang salah, kamu hanya perlu menerimanya.
Kelompok 6 :Â
Akbar Prasojo_212121082
Septiyana Kharisma Putri_212121095
Kharisma Putri Wisyamdewi_212121101
Wirda Aludin _212121103
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H