Ibnu Abbas dalam menafsiri ayat ini mengatakan, 'Dahulunya istri Nabi Zakaria adalah panjang lidah, kemudian Allah memperbaikinya." Ada yang mengatakan, Allah & menjadikannya subur serta berakhlak baik."
Cara dalam memperbaiki dapat kita ketahui adalah yang pertama, sabar,kedua,lemah lembut ketiga,pemahaman.
sedangkan dalam memperbaiki suami adalah Suami adalah tiang keluarga, dasar ketenteraman dan kebahagiaan, serta sumber optimisme dan harapan. Setiap perbincangan tentang memperbaiki sebuah keluarga sedangkan di sana tidak disertakan suami, maka ibaratnya seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak sampai ke mulutnya.Â
Sebuah keluarga tidak akan mencapai tujuannya, yaitu menjadi keluarga yang tenteram dan baik, jika ayah sebagai kepala keluarga sangat jauh dari manhaj memperbaiki dan komponen-komponennya.sedangkan dalam cara memahami suami berupa Dialog yang baik,pandai melayani suami,intervensi orantua istri,intervensi sahabat-sahabatnya yang soleh.
C.MEMBUDAYAKAN IFFAH (KESUCIAN) DI DALAM RUMAH
Imam Ibnul Qayyim mengatakan, "Sesungguhnya musuh agama ini memerangi umat Islam melalui dua senjata. Yang pertama adalah senjata nafsu (syahwat) untuk merusak perilaku mereka, dan yang kedua adalah senjata syubhat (menebarkan kesangsian) untuk merusak akal mereka." Barangkali, dalam waktu-waktu tertentu penggunaan senjata itu bisa lebih besar dan lebih kuat dibanding dengan senjata lainnya.
Pada masa lalu misalnya, penggunaan senjata syubhat (menebarkan kejanggalan dan kesangsian atas Islam) lebih dominan dan lebih kuat. Mereka, para musuh Islam, terkadang menyangsikan apa yang terdapat dalam Alquran dan terkadang menyangsikan hukum-hukum Islam. Tidak hanya itu, mereka juga menyewa beberapa orang untuk menyebarkan syubhat kepada orang-orang Islam dengan cara yang beragam.
D.HUBUNGAN KELUARGA DALAM SEBUAH KELUARGA
Meskipun sebuah keluarga memiliki keberadaan yang independen dengan segenap sifat-sifat, kebutuhan, dan keistimewaannya tersendiri, akan tetapi tetap saja keberadaannya dinaungi oleh sekelompok gelombang besar yang melekat pada keluarga dan individu-individunya. Keluarga ini atau yang lain tidak hidup sendirian, namun terpengaruh pula oleh hal-hal yang berada di sekitar rumah. Keluarga ini juga ikut pula mempengaruhi dan berinteraksi dengannya.
Hubungan keluar dalam sebuah keluarga merupakan hubungan yang tumpang-tindih, saling terkait, dan beragam. Hubungan ini dimulai dari hubungan suami istri dengan keluarga satu sama lain, sampai pada hubungan anak-anak mereka dengan paman dan bibi (baik dari keluarga ibu atau bapak) serta anak-anak mereka.
Hubungan keluar ini harus didasari dengan sifat-sifat berikut :Â