Mohon tunggu...
Wirda Humaira Yahya
Wirda Humaira Yahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Memiliki hobi menulis, mendengarkan musik, dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Istilah Fear of Abandonment: Ketakutan Akan Ditinggalkan dan Diabaikan

1 September 2023   21:29 Diperbarui: 1 September 2023   21:31 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan kesepian (sumber: pexels.com)

6. Terus-menerus mengulang hubungan yang tidak sehat dan memaksakan hubungan yang toksik.

7. Sulit berkomitmen dalam sebuah hubungan jangka panjang.

8. Terlalu cepat terikat dengan orang lain dan cepat move on karena tak bisa merasa sendiri.

9. Selalu berusaha menyenangkan orang lain tanpa memikirkan dirinya sendiri.

10. Lebih banyak menyalahkan diri sendiri ketika sesuatu tidak berjalan sesuai ekspektasi.

Dampak Fear of Abandonment
Ilustrasi perempuan kesepian (sumber: pexels.com)
Ilustrasi perempuan kesepian (sumber: pexels.com)

Jika dibiarkan secara terus-menerus, ketakutan akan pengabaian ini dapat memengaruhi perkembangan masa dewasa seseorang. Misalnya, orang tersebut akan menjadi people pleaser yang selalu mengiyakan perkataan orang lain, tidak berani untuk menolak permintaan tersebut, dan tidak berani untuk keluar dari hubungan yang toksik. Mereka selalu beralasan takut akan ditinggalkan, takut kesepian, dan selalu ingin bersama orang yang sama secara terus-menerus. Jika berhasil memulai hubungan yang baru dengan orang lain, mereka biasanya akan cepat move on karena rasa kesepian yang ada di dalam diri mereka. Hal ini dapat memicu adanya kecemasan. Jika dilihat dalam jangka panjang dapat memunculkan adanya indikasi depresi.

Selain itu, ketika rasa takut timbul maka seseorang yang mengalami fear of abandonment ini akan berusaha mengikat orang agar tetap bersamanya untuk memperhatikan keberadaannya. Mereka merasa haus akan perhatian. Mereka akan menghubungi orang-orang terdekat atau bahkan mencari orang yang bisa dibayar untuk menemaninya. Mereka akan mencoba melakukan aktivitas yang dapat menarik perhatian orang terhadap dirinya. Misalnya, seperti mewarnai rambut, menato tubuh, memakai beragam aksesoris, dan lain-lain. Mereka akan mencoba berbagai macam tren terbaru. Semua tindakan-tindakan yang dilakukan itu bersifat impulsif dan berada di luar kontrolnya. Biasanya mereka baru menyadarinya saat semuanya telah terjadi.

Cara Mengatasi Fear of Abandonment
Ilustrasi menenangkan orang (sumber: pexels.com)
Ilustrasi menenangkan orang (sumber: pexels.com)

Jika rasa takut yang dirasakan termasuk ke dalam kategori ringan dan terkendali, Anda mungkin bisa mengatasinya hanya dengan merubah perilaku dan mempelajari strategi perilaku yang baru. Namun, jika ketakutan akan ditinggalkan ini terasa begitu besar dan mendalam maka akan sulit untuk menyelesaikannya sendiri. Bantuan profesional akan diperlukan untuk mengatasi ketakutan ini dan akan membantu mengubah pikiran dan perilaku Anda.

Meskipun tak ada yang dapat menyelesaikan masalah selain diri sendiri, namun mulailah percaya kepada orang lain. Beberapa orang mungkin dapat memainkan peran penting dalam kehidupan Anda. Buatlah kebiasaan baru dengan mengungkapkan rasa takut kepada orang-orang terdekat. Belajarlah percaya kepada orang lain yang bisa dijadikan sebagai support system. Apa pun tahap kehidupan yang saat ini Anda jalani, sangat penting untuk memiliki orang-orang dengan pikiran yang sama mengelilingi diri Anda. Hal tersebut akan membantu Anda untuk membangun kepercayaan diri dan keyakinan bahwa Anda cukup kuat untuk menghadapi apa pun yang terjadi dalam kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun