Ketakutan akan pengabaian atau yang dikenal dengan istilah fear of abandonment merupakan suatu kondisi psikologis yang dialami oleh seseorang dalam menghadapi rasa takut akan ditinggalkan atau diabaikan oleh orang terdekat. Dalam kondisi ini, rasa takut yang dialami bukan termasuk ke dalam intensitas yang biasa sehingga biasanya pengidapnya mengalami ketakutan yang luar biasa akan ditinggalkan atau diabaikan oleh orang-orang terdekatnya. Perasaan pengabaian ini selalu dirasakan di setiap momen kehidupan, baik saat sedang sendiri maupun saat sedang bersama orang lain. Mereka yang mengalami perasaan ini selalu merasa diasingkan walaupun kenyataannya tidak begitu.
Fear of abandonment ini bukanlah diagnosis yang diakui secara medis ataupun masalah kesehatan mental. Kondisi ini merupakan sebuah kecemasan yang biasanya muncul karena pengalaman traumatis yang dialami oleh seseorang. Meski begitu, ketakutan akan pengabaian ini dapat menyabotase hubungan yang sedang terjalin dengan orang lain. Orang yang memiliki rasa takut akan ditinggalkan cenderung menampilkan perilaku dan pola pikir yang dapat memengaruhi bahkan merusak hubungan dengan orang lain. Sering kali mereka tidak mampu mengendalikan diri sendiri ketika rasa takut akan pengabaian ini mendominasi perasaan mereka. Mereka tidak mampu menjadi diri sendiri yang sebenarnya. Pada akhirnya hal ini akan mengakibatkan pengabaian yang sangat mereka takuti terjadi.
Penyebab Fear of Abandonment
Seseorang yang mengalami fear of abandonment mungkin akan merasa takut jika orang yang mereka cintai pergi dan tidak kembali. Mereka juga merasa takut jika orang-orang terdekatnya mengabaikan mereka secara emosional, baik dalam hubungan dengan orang tua, pasangan, maupun teman. Ditinggalkan atau diabaikan secara emosional mungkin terkesan kurang kentara jika dibandingkan dengan ditinggalkan secara fisik, namun hal ini tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan pengalaman yang tak kalah traumatis ke depannya.
Setiap orang memiliki kebutuhan emosional. Ketika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, mereka mungkin merasa diabaikan, tidak dihargai, dan tidak dicintai. Mereka akan selalu merasa sendirian, bahkan ketika mereka menjalin hubungan dengan orang yang jelas ada secara fisik. Seseorang yang mengalami pengabaian emosional di masa lalu, terutama ketika masih anak-anak, mungkin akan terus hidup dalam ketakutan bahwa hal tersebut akan terjadi kembali.
Gejala Fear of Abandonment
Ilustrasi diabaikan teman-teman (sumber: pexels.com)Â
![Ilustrasi diabaikan teman-teman (sumber: pexels.com)Â](https://assets.kompasiana.com/items/album/2023/09/01/pexels-photo-7929448-64f1f26b4addee47fd6d37b2.jpeg?t=o&v=770)
Kenali gejala-gejala seseorang mengalami ketakutan akan ditinggalkan:
1. Sensitif terhadap kritikan dari orang lain.
2. Sulit percaya kepada orang lain.
3. Kesulitan memulai hubungan baru.
4. Sangat menghindari perpisahan dengan orang-orang terdekat.
5. Berusaha menghindari penolakan dengan mengambil tindakan yang ekstrem.
6. Terus-menerus mengulang hubungan yang tidak sehat dan memaksakan hubungan yang toksik.
7. Sulit berkomitmen dalam sebuah hubungan jangka panjang.
8. Terlalu cepat terikat dengan orang lain dan cepat move on karena tak bisa merasa sendiri.
9. Selalu berusaha menyenangkan orang lain tanpa memikirkan dirinya sendiri.
10. Lebih banyak menyalahkan diri sendiri ketika sesuatu tidak berjalan sesuai ekspektasi.
Dampak Fear of Abandonment
Ilustrasi perempuan kesepian (sumber: pexels.com)
![Ilustrasi perempuan kesepian (sumber: pexels.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2023/09/01/pexels-photo-2174613-64f1f2ab4addee61aa0c0482.jpeg?t=o&v=770)
Jika dibiarkan secara terus-menerus, ketakutan akan pengabaian ini dapat memengaruhi perkembangan masa dewasa seseorang. Misalnya, orang tersebut akan menjadi people pleaser yang selalu mengiyakan perkataan orang lain, tidak berani untuk menolak permintaan tersebut, dan tidak berani untuk keluar dari hubungan yang toksik. Mereka selalu beralasan takut akan ditinggalkan, takut kesepian, dan selalu ingin bersama orang yang sama secara terus-menerus. Jika berhasil memulai hubungan yang baru dengan orang lain, mereka biasanya akan cepat move on karena rasa kesepian yang ada di dalam diri mereka. Hal ini dapat memicu adanya kecemasan. Jika dilihat dalam jangka panjang dapat memunculkan adanya indikasi depresi.
Selain itu, ketika rasa takut timbul maka seseorang yang mengalami fear of abandonment ini akan berusaha mengikat orang agar tetap bersamanya untuk memperhatikan keberadaannya. Mereka merasa haus akan perhatian. Mereka akan menghubungi orang-orang terdekat atau bahkan mencari orang yang bisa dibayar untuk menemaninya. Mereka akan mencoba melakukan aktivitas yang dapat menarik perhatian orang terhadap dirinya. Misalnya, seperti mewarnai rambut, menato tubuh, memakai beragam aksesoris, dan lain-lain. Mereka akan mencoba berbagai macam tren terbaru. Semua tindakan-tindakan yang dilakukan itu bersifat impulsif dan berada di luar kontrolnya. Biasanya mereka baru menyadarinya saat semuanya telah terjadi.
Cara Mengatasi Fear of Abandonment
Ilustrasi menenangkan orang (sumber: pexels.com)
![Ilustrasi menenangkan orang (sumber: pexels.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2023/09/01/pexels-photo-6382659-64f1f2ec753ed1299b2c94e2.jpeg?t=o&v=770)
Jika rasa takut yang dirasakan termasuk ke dalam kategori ringan dan terkendali, Anda mungkin bisa mengatasinya hanya dengan merubah perilaku dan mempelajari strategi perilaku yang baru. Namun, jika ketakutan akan ditinggalkan ini terasa begitu besar dan mendalam maka akan sulit untuk menyelesaikannya sendiri. Bantuan profesional akan diperlukan untuk mengatasi ketakutan ini dan akan membantu mengubah pikiran dan perilaku Anda.
Meskipun tak ada yang dapat menyelesaikan masalah selain diri sendiri, namun mulailah percaya kepada orang lain. Beberapa orang mungkin dapat memainkan peran penting dalam kehidupan Anda. Buatlah kebiasaan baru dengan mengungkapkan rasa takut kepada orang-orang terdekat. Belajarlah percaya kepada orang lain yang bisa dijadikan sebagai support system. Apa pun tahap kehidupan yang saat ini Anda jalani, sangat penting untuk memiliki orang-orang dengan pikiran yang sama mengelilingi diri Anda. Hal tersebut akan membantu Anda untuk membangun kepercayaan diri dan keyakinan bahwa Anda cukup kuat untuk menghadapi apa pun yang terjadi dalam kehidupan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI