Hidup di masa homo sapies  masa pasca kebenaran, dimana menolak kebenaran karena bukan mayoritas, menyamakan presfektif dengan menciptakan buku sejarah yang entah siapa yang menulis sejarah, banyak mengangumi sebuah bangsa yang usang tampa perlu mengetahui seluk beluk pencipta sejarah, menciptakan sejarah sendiri adalah solusi dari sebuah pengakuan lawan perak, Banyak buku sejarah tak memilikinya riwayat sanat yang jelas untuk pengakuan khalayak bayak bahwa dirinya pemilik konflik yang tercipta dan di buat buat.
Pasca kebenaran telah membuat banyak orang dilema, terutama kaum mayoritas dan membuat kaum minoritas menjadi ragu akan kebenaran kebenaran pikiran yang tak pernah menegaskan dirinya benar dan sejati, falsafah pikiran yang monoton, doktrinasi yang menciptakan kebodohan baru, lebih bodohnya lagi penerima info tersebut dengan serta merta yakin dan percaya tanpa perlu mengatui penciptaan konflik, Inilah yang membuat berita palsu bertahan selamanya.
Endorme pemikiran merupakan proyek paling laris dipasaran abad 21. perubahan ini sangat jelas terlihat apalagi pasca seluruh dunia melewati masa suli-sulit ketika wabah covid-19 Â melanda, fakta bahwa perubahan akan tingkah laku pemuda sampai orang tua sangat berubah 100% selain perubahan tersebut kemapuan mengalisis semakin rendah, hal ini membuat sangat resah sehingga media sosial bisa menjadi alat perang yang nyata dalam endorme pemikiran pada setiap konten yang mudah diakses melalui gemgaman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H