Mohon tunggu...
Edbert Wiratama
Edbert Wiratama Mohon Tunggu... Konsultan - CEO

Seorang Enterpreneur sejati yang merintis bisnis sedari awal dan menikmati segala proses dengan ketekunan dan kesabaran.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Daging Hewan Ternak Bisa Tertular Corona?

7 Februari 2020   16:16 Diperbarui: 10 Februari 2020   13:47 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: npr.org

Apakah Hewan Ternak Dapat Terjangkit Virus Corona?

Kelelawar dan ular merupakan dua hewan yang sempat diduga sebagai penyebab datangnya virus corona. Virus dari hewan tersebut melompat ke manusia. Menurut Global News yang dikutip oleh tirto.id , di pasar atau di mana pun hewan dan manusia bisa melalukan kontak dekat satu sama lain. Hal itu dapat memicu datangnya virus yang menular.

Berbagai informasi yang seliweran virus ini berasal dari kelelawar dan ular. Namun, sampai saat ini belum ada peneliti yang mengonfirmasi hal tersebut. Seperti pada pembahasan sebelumnya virus tidak muncul saat di pasar saja. Di Wuhan sendiri virus tidak datang dari pasar, tapi virus tersebutlah yang mendatangi pasar.

Di Amerika Serikat sendiri misalnya, rantai makanan bisa menyebarkan penularan melalui makanan mulai dari selada hingga daging sapi. Kebiasaan ini juga yang membantu penyebaran virus di peternakan dan bepergian.

Gejala manusia yang sudah terinfeksi virus corona pun seperti gejala penyakit ringan pada umumnya, yaitu demam, flu, dan pucat. Namun, untuk sekarang gejala tersebut tidak bisa dianggap enteng. Jadi, jika disimpulkan apakah hewan ternak dapat terjangkit virus corona?

Jawabannya, ya! Karena virus tersebut dapat muncul di mana saja. Kemunculan virus corona karena kedekatan kontak antara manusia dan hewan. Mengapa bisa muncul? Salah satu alasannya karena lingkungan hewan tidak selamanya bersih atau sehat. Beda halnya dengan manusia yang mengerti porsi pola hidup sehat. Jadi, kehidupan antara 2 makhluk hidup ini tidak seimbang atau bertolak belakang.

Waspada Virus Corona pada Daging Sapi

Saat ini virus corona sedang membumi di seluruh dunia. China, tepatnya di kota Wuhan menjadi lokasi utama dari munculnya virus corona ini. Virus corona ditularkan dari hewan ke manusia. Proses pemotongan hewan yang tidak higienis dikabarkan juga menjadi salah satu pemicu munculnya corona.

Ada juga yang berpendapat bahwa corona timbul dari kelelawar. Mengingat pasar wuhan adalah satu lokasi yang menjual hewan-hewan ekstrem, seperti kelelawar. Beberapa hewan selain kelelawar, seperti salamander, katak, dan sebagainya.

Virus corona pertama kali ditemukan pada 1968. Virus ini muncul pada mamalia dan unggas. Sapi dan babi pada masa itu menjadi kriteria hewan yang mudah terkena virus corona. Pada mamalia menyebabkan diare. Sedangkan unggas menyebabkan penyakit pernapasan. Pada manusia memiliki gejala pucat, demam, dan leher yang terasa tercekik karena susah bernapas.

Corona tidak hanya menyebarkan virus pada hewan-hewan liar. Sapi dan unggas yang biasanya kita konsumsi pun dapat mengancam nyawa manusia. Namun, kamu tidak perlu khawatir karena dengan menerapkan gaya hidup yang bersih dapat mencegah timbulnya corona. Lalu bagaimana cara mencegahnya? Terlebih lagi daging sapi sangat berpengaruh penting pada penjualan bakso.

Tips Membeli Daging Sapi di Pasar

Meskipun di Indonesia tidak teridentifikasi virus corona, membeli daging di pasar saat ini memang perlu berhati-hati. Umumnya daging sapi yang dijual memang sudah dalam keadaan mati dan dibagi berdasarkan beberapa potongan. Ada beberapa tips yang aman untuk kamu saat membeli daging di pasar.

  • Pastikan tempat terpercaya

Pasar tradisional menjual berbagai jenis produk bahan pangan. Misalnya mulai dari sayur-sayuran, bumbu basah, daging, dan sebagainya. Untuk daging sapi sendiri memiliki lapak khusus yang dijual bersamaan dengan ikan dan ayam. Biasanya daging sapi juga tidak jauh dengan penjualan daging babi.

Shutterstock.com
Shutterstock.com

Seperti yang kita tahu, banyak penyakit yang ditimbulkan dari daging babi jika tidak diolah dengan benar. Coba hindari lapak daging sapi yang terlalu dekat dengan lapak daging babi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

  • Penggunaan pisau bersih

Perhatikan cara pedagang dalam mengolah daging, terutama saat proses pemotongan. Setiap pemotongan ada baiknya pisau selalu dalam keadaan bersih. Atau biasanya para pedagang mencuci dengan air atau menyeka dengan kain. Meskipun sama-sama daging sapi, ada baiknya setiap pemotongan pastikan pisau selalu bersih.

Apalagi jika penjual tersebut juga menjual daging babi. Meskipun terdengar jarang dalam satu lapak menjual 2 jenis daging, sebagian masih ada lho oknum yang tidak bertanggung jawab tanpa memedulikan kesehatan pelanggan. Virus corona sendiri juga dapat muncul karena penggunaan pisau secara bersamaan di jenis daging berbeda.

  • Pilih daging yang digantung

Daging yang digantung memiliki harga jual yang lebih tinggi. Namun, itu mengartikan bahwa daging dipastikan masih bagus dan segar, sehingga layak untuk diolah dan dikonsumsi. Sedangkan untuk daging yang diletakkan di dalam wadah/bak terpisah biasanya gelonggongan atau sisa kemarin yang dibekukan.

Daging yang beku juga dipastikan sudah tidak segar. Namun, jika tidak punya pilihan lagi, pilihlah daging beku yang tidak memiliki bunga es. Adanya bunga es menandakan bahwa daging benar-benar sudah lama tersimpan.

  • Perhatikan tekstur daging

Daging yang segar memiliki tekstur kenyal. Kamu juga bisa memeriksanya dengan cara menekan-nekan permukaan daging. Jika ditekan permukaan daging kembali seperti semula, maka dapat dipastikan daging masih segar. Namun, jika permukaan daging lembek dan berlendir, lebih baik tinggalkan.

Selain itu, jika daging yang dipajang terlalu banyak mengeluarkan air juga perlu dihindari. Dapat dipastikan itu merupakan daging gelonggongan. Sebaliknya jika daging masih banyak mengandung darah yang menetes, maka tidak masalah jika kamu ingin membelinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun