Mohon tunggu...
Wira Krida
Wira Krida Mohon Tunggu... Apoteker - Praktisi Komunikasi dan Farmasi

Saya praktisi farmasi industri yang memiliki minat mendalam dalam berbagai aspek komunikasi. Sebagai seorang profesional di bidang farmasi industri, saya telah mengembangkan keahlian di sektor ini melalui pengalaman dan pembelajaran yang terus-menerus. Tidak hanya fokus pada pengembangan teknis dan operasional di industri farmasi, tetapi juga memahami pentingnya komunikasi dalam mendukung dan memperkuat keberhasilan organisasi. Dalam rangka memperluas pengetahuan di luar farmasi, saya memutuskan untuk menempuh pendidikan di bidang komunikasi. Saya meraih gelar Magister Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina pada tahun 2023. Langkah ini menunjukkan komitmen saya untuk memperdalam pemahaman tentang komunikasi, khususnya dalam konteks komunikasi organisasi dan komunikasi digital, dua bidang yang semakin penting di era globalisasi dan transformasi digital. Saat ini, Saya sedang melanjutkan studi di bidang ilmu komunikasi di Universitas Sahid. Melalui studi ini, saya berharap dapat menggabungkan pengetahuan di sektor farmasi dengan pemahaman yang lebih luas tentang komunikasi, sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam pengembangan industri farmasi, baik dari segi operasional maupun strategi komunikasi. Bidang minat utama saya meliputi farmasi industri, komunikasi organisasi, serta komunikasi digital, yang menjadi fokus utama untuk pengembangan lebih lanjut di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Susu Ikan sebagai Aktor Pengganti Susu Sapi dalam Program Makan Siang Gratis

21 September 2024   09:41 Diperbarui: 21 September 2024   10:04 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

1. Innovators (Inovator) -- Mereka yang pertama kali mencoba dan mengadopsi inovasi baru.

2. Early Adopters (Adopter Awal) -- Kelompok yang cepat mengenali manfaat inovasi dan mulai menggunakannya.

3. Early Majority (Mayoritas Awal) -- Mereka yang lebih hati-hati dalam mengadopsi inovasi, tetapi akhirnya menerima setelah melihat keberhasilan awal.

4. Late Majority (Mayoritas Akhir) -- Kelompok yang lebih skeptis dan membutuhkan bukti nyata sebelum mengadopsi.

5. Laggards (Tertinggal) -- Kelompok yang paling lambat dalam menerima inovasi dan cenderung mempertahankan cara lama.

Asumsi utama dari teori ini adalah bahwa penyebaran inovasi bukanlah proses yang seragam. Adopsi inovasi akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi manfaat, kompleksitas, keterjangkauan, dan seberapa kompatibel inovasi tersebut dengan kebutuhan pengguna.

Tinjauan Praktis: Susu Ikan dari Perspektif Difusi Inovasi

Dalam konteks difusi inovasi, susu ikan sebagai produk baru dalam program makan siang gratis dapat dianalisis dari perspektif bagaimana inovasi ini disebarluaskan kepada masyarakat.

- Innovators (Inovator) dalam kasus ini mungkin adalah para ilmuwan pangan atau ahli gizi yang pertama kali merumuskan konsep susu ikan. Mereka adalah pihak yang memiliki pengetahuan dan keberanian untuk mengembangkan ide ini.

- Early Adopters (Adopter Awal) adalah pemerintah dan lembaga yang mendukung program ini, serta beberapa sekolah yang mulai menerapkan susu ikan dalam menu makan siang gratis.

- Early Majority (Mayoritas Awal) bisa saja mencakup orang tua dan masyarakat yang mulai menerima ide ini setelah melihat manfaatnya, terutama jika susu ikan terbukti lebih ekonomis dan bergizi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun