Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Second)
Wira D. Purwalodra (Second) Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pembelajar dan Pencari Kebenaran.

Banyak mimpi yang harus kujalani dengan perasaan syukur dan ikhlas. Mimpi-mimpi ini selalu bersemi dalam lubuk jiwa, dan menjadikan aku lebih hidup. Jika kelak aku terjaga dalam mimpi-mimpi ini, pertanda keberadaanku akan segera berakhir .... dariku Wira Dharmapanti Purwalodra, yang selalu menjaga agar mimpi-mimpi ini tetap indah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketika Tahta Menuntut Lebih dari Sekadar Ambisi

24 Oktober 2024   17:41 Diperbarui: 24 Oktober 2024   17:41 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hemat saya, jika kita menciptakan sistem di mana kekuasaan adalah alat untuk kebaikan bersama, kita akan melihat transformasi yang positif dalam masyarakat kita.

Kembali kepada gagasan Nietzsche, "will to power" seharusnya bukanlah pencapaian puncak kekuasaan itu sendiri, melainkan cara menggerakkan potensi untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan makmur. Bila diterapkan dengan benar, konsep ini bisa menjadi kekuatan penggerak untuk kemajuan yang sejati, bukan hanya bagi individu, tetapi bagi seluruh bangsa.

Pada akhirnya, mari kita refleksikan bagaimana kekuasaan dipegang dan digunakan. Sudah saatnya bagi kita, baik sebagai pemimpin atau sebagai rakyat, untuk memikirkan kembali peran masing-masing dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan di dalam sistem tersebut. 

Dengan cara ini, kekuasaan bukan lagi sesuatu yang menindas, melainkan menjadi sebuah kekuatan pembebas yang menuntun kita ke pencerahan kolektif ?!  Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 24 Oktober 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun