Hemat saya, jika kita menciptakan sistem di mana kekuasaan adalah alat untuk kebaikan bersama, kita akan melihat transformasi yang positif dalam masyarakat kita.
Kembali kepada gagasan Nietzsche, "will to power" seharusnya bukanlah pencapaian puncak kekuasaan itu sendiri, melainkan cara menggerakkan potensi untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan makmur. Bila diterapkan dengan benar, konsep ini bisa menjadi kekuatan penggerak untuk kemajuan yang sejati, bukan hanya bagi individu, tetapi bagi seluruh bangsa.
Pada akhirnya, mari kita refleksikan bagaimana kekuasaan dipegang dan digunakan. Sudah saatnya bagi kita, baik sebagai pemimpin atau sebagai rakyat, untuk memikirkan kembali peran masing-masing dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan di dalam sistem tersebut.Â
Dengan cara ini, kekuasaan bukan lagi sesuatu yang menindas, melainkan menjadi sebuah kekuatan pembebas yang menuntun kita ke pencerahan kolektif ?! Â Wallahu A'lamu Bishshawwab.
Bekasi, 24 Oktober 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H