Memikir ulang peran filosofi dalam pendidikan Islam mengingatkan kita pada ucapan Rumi, seorang penyair dan pemikir Muslim terkenal: "Your task is not to seek for love, but merely to seek and find all the barriers within yourself that you have built against it." Pendidikan dan konseling sudah semestinya menjadi jalan untuk menyingkap berbagai penghalang menuju kebijaksanaan dan akhlak mulia.
Akhirnya, berdialog dan konseling melalui lensa filsafat dalam pendidikan Islam merupakan sebuah jalan panjang yang menantang namun penuh harapan. Jika berhasil, ini akan menjadi batu fondasi kokoh bagi generasi masa depan yang tidak hanya mampu bersaing secara global tetapi juga berkarakter luhur. Namun, seperti yang diingatkan oleh para pemikir besar, bijaksana adalah tentang memahami dan menghargai perjalanan di samping hasilnya. Semestinya, pendidikan menggiring siswa untuk terus mencari makna dalam setiap langkahnya menuju kebaikan sejati.
Melalui refleksi mendalam ini, kita berharap dapat menginspirasi kebangkitan kesadaran kritis dan nurani yang lebih hidup dalam praktik bimbingan dan konseling Islam di sekolah-sekolah kita. Sehingga, pendidikan tidak hanya menjadi medan pembelajaran akademis tetapi juga medan penciptaan manusia yang beradab dan berbudi luhur. Ketika kualitas pendidikan kita meningkat, sejatinya kita tengah membangun sebuah peradaban yang kuat dan seimbang, sejajar antara ilmu dan akhlak. ?! Wallahu A'lamu Bishshawaab
Bekasi, 28 Agustus 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H