Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Second)
Wira D. Purwalodra (Second) Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pembelajar dan Pencari Kebenaran.

Banyak mimpi yang harus kujalani dengan perasaan syukur dan ikhlas. Mimpi-mimpi ini selalu bersemi dalam lubuk jiwa, dan menjadikan aku lebih hidup. Jika kelak aku terjaga dalam mimpi-mimpi ini, pertanda keberadaanku akan segera berakhir .... dariku Wira Dharmapanti Purwalodra, yang selalu menjaga agar mimpi-mimpi ini tetap indah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Meruntuhkan Keserakahan dan Ketamakan

20 Oktober 2023   11:02 Diperbarui: 20 Oktober 2023   11:22 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh. Wira D. Purwalodra

Keserakahan dan ketamakan adalah dua karakter negatif yang sering kali menghalangi kita untuk mencapai kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup. Keserakahan adalah dorongan yang tak terpuaskan untuk memiliki lebih banyak dari apa yang kita butuhkan atau pantas. Sementara itu, ketamakan adalah keinginan yang berlebihan untuk memiliki harta benda dan kekayaan yang melebihi batas normal. Dalam Alqur'an, keserakahan ditulis dalam Surah Al-'Adiyat [100:8] yang menyebutkan "dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan." Ayat ini menggambarkan sifat manusia yang sering kali ingin memiliki lebih tanpa menghargai apa yang telah diberikan oleh Allah.

Keserakahan dan ketamakan memiliki banyak dampak negatif terhadap setiap individu dan masyarakat. Ketika seseorang terlalu serakah, mereka cenderung mengorbankan nilai-nilai moral dan etika untuk mencapai tujuan mereka. Hal ini dapat menyebabkan degradasi moral dan kehilangan kepercayaan. Dalam Hadis, Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Tidak seorang pun dari kalian yang akan puas hingga ia masuk ke dalam kuburan." (HR. Ahmad) Hadis ini mengajarkan bahwa keserakahan manusia di dunia tidak akan pernah terpuaskan, kecuali saat ia meninggal dunia.

Sifat Serakah

Serakah adalah dorongan yang tak terpuaskan untuk memiliki lebih banyak dari apa yang kita butuhkan atau pantas. Orang yang serakah cenderung tidak pernah merasa cukup dan terus-menerus berusaha untuk mengumpulkan harta atau kekayaan tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Beberapa ciri-ciri serakah antara lain:

  • Keterobsesifan pada Kekayaan. Orang yang serakah cenderung memiliki obsesi yang kuat terhadap kekayaan dan materi. Mereka menganggap kekayaan sebagai tujuan utama dalam hidup dan mencari cara-cara untuk memperoleh lebih banyak harta tanpa memikirkan akibatnya.
  • Ketidakpedulian terhadap Orang Lain. Orang yang serakah cenderung tidak mempedulikan kebutuhan atau kesejahteraan orang lain. Mereka terlalu fokus pada keinginan mereka sendiri, bahkan jika itu berarti mengorbankan kepentingan atau kebahagiaan orang lain.
  • Perilaku Mengeksploitasi. Serakah seringkali mendorong seseorang untuk mengeksploitasi orang lain atau sumber daya alam untuk keuntungan pribadi. Mereka mencari cara-cara untuk memanfaatkan orang lain demi meningkatkan harta atau kekayaan mereka sendiri.
  • Ketidakhormatan terhadap Batas-batas. Orang yang serakah cenderung tidak menghormati batasan dan etika dalam mencapai tujuan mereka. Mereka mungkin melakukan tindakan curang, mengelabui, atau memanfaatkan orang lain demi memperoleh lebih banyak keuntungan.
  • Dorongan Tak Terpuaskan. Serakah muncul karena dorongan yang tak pernah puas untuk memiliki lebih banyak. Orang yang serakah tidak dapat merasa cukup dengan apa yang telah mereka dapatkan dan selalu ingin lebih, bahkan jika itu berarti mengambil dari orang lain.
  • Kegilaan akan Kekayaan. Orang yang serakah mungkin memiliki kecenderungan yang berlebihan untuk mengumpulkan kekayaan dan harta. Mereka cenderung terobsesi dengan materi dan menganggap kekayaan sebagai ukuran kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup.
  • Ketidakpuasan Hidup. Serakah mendorong orang untuk terjebak dalam siklus ketidakpuasan. Tidak peduli seberapa banyak mereka miliki, mereka tetap merasa tidak bahagia dan terus mencari kepuasan dalam hal-hal materi.

Dalam Islam, serakah juga dianggap sebagai sifat yang buruk dan harus dihindari. Alqur'an dan Hadis mengingatkan tentang bahaya dan akibat negatif dari sifat serakah, serta pentingnya berbagi, rendah hati, dan bersyukur atas apa yang telah Allah berikan.

Sifat Tamak

Tamak adalah dorongan yang berlebihan untuk memiliki kekayaan, kekuasaan, atau kepuasan pribadi tanpa batas. Orang yang tamak cenderung selalu ingin lebih, tidak pernah merasa cukup, dan berorientasi pada diri sendiri. Beberapa ciri-ciri tamak antara lain:

  • Ketidakpuasan. Orang yang tamak cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang dimiliki. Mereka terus-menerus merasa ada yang kurang dan selalu menginginkan lebih banyak harta, kekayaan, atau kekuasaan.
  • Kegilaan Kekuasaan. Salah satu ciri utama tamak adalah dorongan yang kuat untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan. Orang yang tamak akan melakukan apa saja untuk mendominasi dan mengontrol orang lain demi memenuhi ambisi dan kepentingan pribadinya.
  • Pengumpulan Harta. Tamak sering kali terlihat dalam keinginan yang berlebihan untuk mengumpulkan harta. Orang yang tamak tidak hanya ingin memiliki, tetapi juga ingin mengendalikan dan memiliki kekayaan dalam jumlah yang tidak terbatas.
  • Sikap Mementingkan Diri Sendiri. Orang yang tamak cenderung hanya memikirkan keuntungan dan kepuasan pribadi. Mereka tidak mempedulikan kepentingan atau kesejahteraan orang lain kecuali jika itu menguntungkan mereka sendiri.
  • Ketidakpedulian terhadap Kerugian Orang Lain. Orang yang tamak tidak memedulikan kerugian atau penderitaan orang lain, selama itu tidak berdampak negatif pada diri mereka sendiri. Mereka cenderung mengambil risiko dan mengorbankan kepentingan orang lain demi mencapai tujuan mereka.
  • Sifat Pengendali. Orang yang tamak cenderung memiliki keinginan untuk mengendalikan orang lain dan situasi di sekitarnya. Mereka ingin memegang kendali atas segalanya agar dapat memenuhi keinginan dan ambisi pribadinya.
  • Kebutuhan Akan Pengakuan. Orang yang tamak seringkali ingin diakui dan dipuji atas keberhasilan dan kekayaannya. Mereka memiliki kebutuhan yang kuat untuk merasa superior dan dihormati oleh orang lain.

Dalam Islam, tamak termasuk salah satu sifat buruk yang harus dihindari. Alqur'an dan Hadis menyebutkan tentang bahaya dan akibat negatif dari sifat tamak, serta mengajarkan pentingnya memiliki sifat rendah hati, berbagi, dan tawadhu'.

Strategi mengatasi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun