Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Second)
Wira D. Purwalodra (Second) Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pembelajar dan Pencari Kebenaran.

Banyak mimpi yang harus kujalani dengan perasaan syukur dan ikhlas. Mimpi-mimpi ini selalu bersemi dalam lubuk jiwa, dan menjadikan aku lebih hidup. Jika kelak aku terjaga dalam mimpi-mimpi ini, pertanda keberadaanku akan segera berakhir .... dariku Wira Dharmapanti Purwalodra, yang selalu menjaga agar mimpi-mimpi ini tetap indah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menembus Batas Metakognitif

5 Agustus 2023   13:58 Diperbarui: 5 Agustus 2023   13:59 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Socrates percaya bahwa self-awareness adalah langkah pertama dalam perjalanan menuju pengetahuan dan kebijaksanaan. Ia berpendapat bahwa manusia harus mengakui ketidaktahuannya dan fakta bahwa tidak ada yang benar-benar tahu segalanya. Dalam dialog-dialognya, Socrates akan terus mengeksplorasi pemikiran seseorang, mendorong mereka untuk menjelaskan dan mempertanyakan dasar-dasar pengetahuan mereka sendiri.

Kontribusi Socrates terhadap pengembangan metakognitif adalah kesadaran dan refleksi yang ia tumbuhkan pada individu. Melalui metode dialektikanya, Socrates membantu orang untuk menyadari bahwa mereka harus melihat ke dalam diri mereka sendiri, menanyakan dan mempertanyakan pemikiran mereka sendiri sebelum mereka dapat mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar mereka.

Dalam perkembangan lebih lanjut tentang metakognitif, para ilmuwan dan psikolog modern telah menggabungkan pemikiran filosofis ini dengan penelitian dan eksperimen yang sistematis. Kontribusi filosofis ini menjadi dasar untuk teori dan pemahaman modern tentang metakognisi.

Pada akhirnya, upaya menembus batas metakognitif yang dilakukaan oleh Socrates dan Descartes dianggap sebagai filosof yang pertamakali menjelajahi dan menjelaskan metakognitif, dalam karya-karya besarnya. Konsep eksplorasi dan refleksi diri yang mereka tularkan masih relevan dalam pemahaman dan pengembangan metakognitif hingga saat ini. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 5 Agustus 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun