Socrates percaya bahwa self-awareness adalah langkah pertama dalam perjalanan menuju pengetahuan dan kebijaksanaan. Ia berpendapat bahwa manusia harus mengakui ketidaktahuannya dan fakta bahwa tidak ada yang benar-benar tahu segalanya. Dalam dialog-dialognya, Socrates akan terus mengeksplorasi pemikiran seseorang, mendorong mereka untuk menjelaskan dan mempertanyakan dasar-dasar pengetahuan mereka sendiri.
Kontribusi Socrates terhadap pengembangan metakognitif adalah kesadaran dan refleksi yang ia tumbuhkan pada individu. Melalui metode dialektikanya, Socrates membantu orang untuk menyadari bahwa mereka harus melihat ke dalam diri mereka sendiri, menanyakan dan mempertanyakan pemikiran mereka sendiri sebelum mereka dapat mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar mereka.
Dalam perkembangan lebih lanjut tentang metakognitif, para ilmuwan dan psikolog modern telah menggabungkan pemikiran filosofis ini dengan penelitian dan eksperimen yang sistematis. Kontribusi filosofis ini menjadi dasar untuk teori dan pemahaman modern tentang metakognisi.
Pada akhirnya, upaya menembus batas metakognitif yang dilakukaan oleh Socrates dan Descartes dianggap sebagai filosof yang pertamakali menjelajahi dan menjelaskan metakognitif, dalam karya-karya besarnya. Konsep eksplorasi dan refleksi diri yang mereka tularkan masih relevan dalam pemahaman dan pengembangan metakognitif hingga saat ini. Wallahu A'lamu Bishshawwab.
Bekasi, 5 Agustus 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H