Dalam bidang ekonomi, omong kosong ini juga menyebar begitu luas, dimana orang menjadi tak berdaya oleh rayuan berbagai iklan, agar kita terus membeli barang yang tidak kita perlukan, walaupun uang kita begitu terbatas untuk melakukan itu. Akibatnya, kita hanya hidup untuk bekerja, menabung dan membeli barang-barang lebih banyak lagi. Kita akan kehilangan kepedulian pada kehidupan bersama, dan berubah menjadi robot-robot bodoh yang doyan belanja, sambil bershelfie ria di pusat-pusat perbelanjaan.
Jadi, ketika kebenaran sejati tak mampu tersampaikan karena ragu dan takut, maka kita tak lagi mampu mendeteksi adanya omong kosong di luar diri kita. Kita perlu melihat kotoran sebagai kotoran, dan bukan sebagai makanan enak. Kita sudah semestinya menyadari jati diri sejati kita sendiri, yang lebih dari sekedar pikiran maupun emosi kita. Kita juga harus mampu menjaga jarak dengan pikiran kita. Sehingga kita tidak mudah larut dalam lautan omong kosong, dan meninabobokan pikiran kritis kita, hanya karena kita ingin mencari rasa aman dan cari selamat sendiri saja !?. Wallahu A’lamu Bishshawwab.
Bekasi, 31 Juli 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H