Persahabatan lahir dari kebebasan. Kita tidak bisa memilih keluarga kita. Kita lahir secara otomatis di dalam satu keluarga, tanpa pilihan. Namun, kita bisa memilih sahabat kita. Kebebasan adalah salah satu nilai yang membuat persahabatan itu amat berharga.
Persahabatan juga lahir dari kesamaan, entah itu kesamaan hobi, atau hal-hal lainnya. Namun, yang terutama adalah kesamaan visi hidup. Tentu saja, kesamaan itu bukanlah kesamaan identik, melainkan suatu irisan kesamaan. Kesamaan visi hidup memungkinkan orang bisa saling berbagi, baik saling berbagi kebahagiaan ataupun kesulitan hidup.
Sahabat itu saling merawat satu sama lain. Mereka saling mengucapkan selamat hari raya. Mereka juga saling memberikan hadiah satu sama lain. Mereka saling merawat dan membantu, ketika dunia terasa gelap oleh kesulitan dan masalah.
Sahabat juga saling menyediakan waktu dan tenaga satu sama lain. Waktu adalah pemberian tertinggi dari kita terhadap sahabat kita. Kita boleh mengirim uang, atau barang. Tetapi waktu dan "telinga" untuk mendengar, itulah hal terluhur yang bisa kita berikan kepada sahabat kita.
Persahabatan adalah akar dari semua hubungan yang bermutu. Keluarga tanpa persahabatan adalah penjara. Pernikahan tanpa persahabatan adalah neraka. Komunitas tanpa persahabatan adalah penindasan. Persahabatan adalah rumah metafisik kita. Wallahu A'lamu Bishshawwab.
Jatinangor, 02 Nopember 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H