Mohon tunggu...
Wira Ksatria
Wira Ksatria Mohon Tunggu... Penulis - Menerima, menjalani, dan mensyukuri

Aku bisakan dirimu, saat dirimu tidak mengerti.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dunia Literasi Antara Dua Generasi

13 September 2020   10:08 Diperbarui: 13 September 2020   10:12 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Waktu bersicepat. Setengah abad lebih umur saya saat ini, dan putra-putri beranjak remaja dan dewasa. Bila dibandingkan dengan kemajuan dunia literasi pada era saya, baik literasi media dan media sosial. Bak bumi dengan langit. Anak-anak punya android, jaringan internet dan aktif bermedsos. Mereka bermain game online, mitra tanding dan lawan tanding ada di luar negeri. Terhubung oleh jejaring game online.

Saat diajak berlibur, pertanyaan pertama anak-anak adalah: "Destinasi yang hendak dituju ada jaringan internet apa tidak, Ayah?" Sepertinya jaringan internet sudah menjadi kebutuhan pokok buat mereka.

Acang bernama android menjadi teman akrab bagi mereka. Jemari tangan anak-anak begitu mahir memainkan android.

Bacaan putra pertama dan anak gadis yang ketiga semua berbahasa inggris. Resensi buku, novel, cerita animasi, permainan game, dan film semua dalam konten bahasa inggris. Putra ke dua, asyik dengan konten-konten kajian filsafat islam dan khasanah ilmu pengetahuan islam, hukum, dan kitab-kitab babon. Seperti Al Hikam, Ihya Ulumiddin, Fiqih Islam, dan ilmu tasawuf. Padahal kuliahnya jurusan hukum pidana. Putri bungsu, asyik dengan film kartun dan animasi. Sesekali mereka berempat kumpul dan sama-sama nonton film perang dan sejarah.

Sebagai orang tua, ada rasa khawatir dan takut melihat mereka begitu mudahnya mengakses segala konten yang mereka inginkan. Era melenial yang identik dengan gadget, konten pornografi dan pornoaksi tentu tak boleh mereka akses, karena ini suatu perbuatan tercela secara norma dan akhlak, bahkan ini merupakan delik pidana. 

Namun, menghalangi dan melarang mereka secara ketat tentu tidak bijaksana. Menyaksikan cara mereka bergaul dan berkomunikasi dengan teman-temannya ada rasa bangga juga cemas. Justru saya dan istri yang beradaptasi, senantiasa belajar memahami dunia mereka saat ini.

Putra pertama saya, menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat untuk yudisium. Sengaja saya meminta untuk mendampinginya selama proses perampungan penulisan skripsinya, selama dua minggu kami tidur bersama di asrama ramsis, Asrama mahasiswa yang disediakan oleh pihak universitas dan lokasinya didalam lingkungan kampus. Saya sebagai orang tua berkewajiban membayar sewa kontrak setiap tahunnya kepada pihak pengelolah.

Alat tulis berupa laptop, android, dan internet menjadi alat primer untuk menulis skripsinya. Saya menyaksikan anak saya begitu semangat dan antusias merampungkan skripsi dan segala syarat administrasi jelang ujian skripsinya. 16 Agustus 2018, adalah jadwal ujian yang telah ditentukan oleh pihak panitia.

Dari sikapnya, sebenarnya anak saya kurang setuju atas kehadiran ayahnya mendampinginya. Namun, sulit baginya untuk menolak kehadiran ayahnya.

Kami kadang duduk di kantin kampus, kamar ramsis, perpustakaan, dan sesekali di resto. Pagi, siang, dan malam anak saya gunakan waktu untuk perampungan penulisan skripsinya.

Selama dua minggu, saya berperan sebagai sopir, pembantu, dan ayah dari anak saya agar segala proses penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, dan penulisan skripsi anak saya tepat waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun