Terbukti, pasca dipecat Yunani tim yang berminat menggunakan jasanya hanyalah Leicester City, tim semenjana di Liga Inggris yang baru saja lolos dari jerat degradasi setelah musim sebelumnya nyaris sepanjang waktu berada di dasar klasemen.Â
Target yang diberikan oleh pemilik klub juga sesuai status klubnya, yaitu cukup untuk lolos dari jerat degradasi supaya tetap bertahan di liga kasta teratas pada musim berikutnya.
Di awal musim, tak ada satu manusia waras pun di planet ini yang memperhitungkan Leicester akan bisa bersaing di papan atas Liga Inggris apalagi juara. Paling beberapa orang Iseng yang menaruh uang kecil di bursa taruhan memegang tim ini sebagai juara Liga Inggris.
Tapi justru dengan tim semenjana ini Ranieri menggila.
Di Leicester, kita tidak lagi melihat kebiasaan Ranieri membongkar pasang komposisi tim di saat-saat krusial. Bisa jadi karena di tim ini dia tidak punya banyak pilihan, sebab komposisi terbaiknya ya sudah cuma itu. Tidak bisa diapa-apakan lagi.
Hasilnya, kemenangan demi kemenangan terus diraih tim ini.
Awalnya semua menduga apa yang dilakukan Ranieri di Leicester hanyalah sensasi awal musim untuk kemudian layu di akhir, sebagaimana pernah ditunjukkan Wigan, Hull City atau Swansea.
Tapi dugaan ini keliru, tim semenjana ini begitu konsisten tim-tim mapan status quo penguasa papan atas Liga Inggris habis dibabatnya. Chelsea, juara tahun sebelumnya bahkan sampai memecat Mourinho, manejer terbaik mereka yang pada periode pertama kepelatihannya datang menggantikan Ranieri dipecat.
Sampai Liga tinggal menyisakan 3 pertandingan lagi, tim asuhan Ranieri ini masih unggul 7 point di depan pesaing terdekatnya, Tottenham Hotspurs. Hanya dibutuhkan, 3 point lagi untuk menyempurnakan dongeng yang dia ciptakan musim ini.
Dua hari yang lalu mereka berkesempatan menggelar pesta di kandang MU. Tapi keberuntungan belum berpihak pada sang Tinkerman. Tim asuhannya ditahan 1 - 1. Cuma masih ada kesempatan, Leicester akan juara kalau Tottenham yang akan melawan Chelsea gagal menang di kandang lawan.
Dalam pertandingan di Stamford Bridge, Tottenham Hotspurs menggila, babak pertama mereka tuntaskan dengan keunggulan dua gol kreasi Harry Kane dan pemain tim nasional Korea Selatan Heung-Min Son. Kalau ini terus bertahan, ini akan menjadi tekanan besar bagi Leicester.