Plt Bupati Bener Meriah menjadikannya bukti bahwa urang Gayo jika mau berkarya dan berprestasi pasti bisa.
Tiba di kampung halaman, Naura diarak keliling kota. Disambut oleh para pejabat dan Bupati di dua kabupaten, pencapaiannya diapresiasi. [baca: Tiba di Bener Meriah, Naura Disambut Pemkab, Ini Apresiasi Pemkab Aceh Tengah Buat Naura dan Sebelum Mentas Naura Diundang ke Pendopo Aceh Tengah]
[caption caption="Di Bener Meriah, Naura disambut Jajaran Pemda"]
[caption caption="Di Aceh Tengah, Naura dan Keluarga disambut Bupati dan Wakil Bupati"]
Di hari yang sama Bergek dilarang Konser, Naura justru sedang dielu-elukan di Gayo. Masyarakat tumpah ruah, tempat yang begitu luas disediakan oleh Pemda untuk konser ini tidak mampu menampung antusiasme masyarakat. Bahkan sebagaimana diberitakan oleh lintasgayo.co penonton tidak hanya datang dari Aceh Tengah dan Bener Meriah. Masyarakat dari Gayo Lues pun tidak sedikit yang memaksakan datang hanya untuk menyaksikan “Putri kesayangan Gayo” ini secara langsung di sini.
[caption caption="Satu Jam sebelum acara dimulai Penonton sudah memenuhi gedung"]
Tapi tentu saja berita tentang bagaimana antusiasnya Gayo menyambut Naura tidak memiliki nilai berita setinggi Bergek yang dilarang tampil. Antusiasme Gayo menyambut Naura tidak akan mungkin diberitakan media nasional, apalagi Internasional.
Takkan mungkin antusiasme Gayo menyambut Naura akan ditulis di Jakarta Post, apalagi The Sidney Morning Herald
Akibatnya, Gayo yang begitu menghargai senimannya terpaksa harus ikut menanggung label “ negeri yang keras dan tak bersahabat” sebagaimana yang disitir Kautsar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H