Mohon tunggu...
Win Wan Nur
Win Wan Nur Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya adalah orang Gayo yang lahir di Takengen 24 Juni 1974. Berlangganan Kompas dan menyukai rubrik OPINI.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Bayangkan, Bukan Djohar Arifin, Tapi Lalu Mara lah Ketua PSSI

5 Januari 2012   19:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:17 3384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Awalnya seperti banyak orang yang pro PSSI, saya geram dan marah melihat tindakan dan ucapan Lalu Mara yang memamerkan arogansi secara terang-terangan, tapi lama-lama perasaan marah itu berubah menjadi lucu dan akhirnya menjadi rasa kasihan.

Bayangkan orang Indonesia berpikiran normal mana yang tidak marah melihat seorang WNI dengan segala cara berusaha menggagalkan niat seorang pemain untuk membela negaranya bersama Timnas. Sambil berkoar-koar akan mengadukan ke AFC, ke FIFA, ke CAS ke pengadilan umum sampai ke DPR.

Tapi hebatnya si pemain tak gentar di gertak dan tak mempan diintimidasi, dan periode lucu pun dimulai.

Manager Klub yang mengaku siap sunat dua kali kalau si pemain keluar muali kusuk-kusuk pasang strategi dan mencari lembaga yang tepat buat melaporkan si pemain. Melapor ke PSSI nggak mungkin dan nggak level dong, kan justru PSSI yang dimusuhi bahkan dikatakan telah melakukan kejahatan. Melapor ke AFC dan FIFA diketawai karena mereka memang bukan siapa-siapa, tidak mengakui PSSI sehingga otomatis tidak mengakui AFC dan FIFA. Akhirnya yang bisa dilakukan, melapor ke KPSI, dan dengean gagah berani langsung diterima, diberitakan besar-besaran. Masuk Lensa Olah Raga, tapi pada prakteknya, sama sekali nggak ada guna karena KPSI yang secara de facto adalah PSSI yang asli karena didukung oleh lebih dari 2/3 anggota ternyata cuma punya wewenang di congor aja. Akhirnya mau tidak mau, segala proses ini hanya bisa mengundang  tawa.

Sampai di sini selesailah periode menggelikan dan dimulai lah periode KASIHAN..

Tidak ada pengaruh melapor ke KPSI, akhirnya cari cara lain melapor ke BOPI.  Sempat mendapat angin surga ketika Ketua Harian BOPI, Haryo Yuniarto, mengatakan "Kami akan memanggil Diego dan menanyakan bagaimana dia bisa melakukan pengikatan dan tiba-tiba melarikan diri begitu saja," ujar Haryo dikantor BOPI, Senayan, Jakarta, Kamis 5 Desember 2011. Seperti dirilis oleh vivanews.com http://bola.vivanews.com/news/read/277572-bopi-segera-panggil-diego-michiels

Bahkan lebih dahsyat lagi, di akhir artikel dikatakan oleh Haryo ""Ya, kita lihat nanti. Apakah di-suspend dulu (Diego) untuk menyelesaikan kewajibannya kepada Pelita Jaya atau nanti lain lagi. Yang jelas, perpisahan (antara Diego dan Pelita) harus sempurna sesuai aturan hukum,"  Dahsyat sekali, benar-benar angin segar berhembus ke Pelita dan Lalu Mara.

Menanggapi berita ini seorang komentator mengatakan "garukbijilo

05/01/2012
lumayan dapat tambahan dana segar...Diego harus mengembalikan nilai kontrak dan denda pemutusan sepihak."

Tapi hanya dalam hitungan jam, angin segar itu kembali berubah menjadi kemuraman bahkan bisa disebut Topan Badai, ketika ketua Umum BOPI, GORDON MOGOT yang adalah atasan langsung dari Haryo di BOPI, mengatakan dengan tegas dan gamblang bahwa laporan Pelita SALAH ALAMAT. Lebih sadis lagi, Gordon terang-terangan menyebut Pelita Jaya sebagai klub amatir yang otomatis tidak berada di bawah BOPI. http://bola.kompas.com/read/2012/01/05/17243040/Ketum.BOPI.Laporan.Pelita.Salah.Alamat

Sebenarnya saya ingin mengutip berita pernyataan Gordon Mogot ini dari vivanews.com, seperti halnya link pertama, tapi saya gagal menemukan berita ini di vivanews. Saya tidak tahu kenapa, mungkin berita tentang pernyataan Gordon Mogot ini nanti bisa kita saksikan di Lensa Olah Raga ANTV atau Sport TV One.

Pasca pernyataan GORDON MOGOT yang mengatakan PELITA JAYA adalah KLUB AMATIR, kemudian dilanjutkan dengan pernyataan  R. Finantha Rudy Thrienandya yang mengatakan sudah jelas pemindahan Diego ke klub Persija IPL tidak ada masalah karena FIFA tahu kompetisi itu diakui.

Kepanikan tampaknya mulai melanda para pendukung ISL atau Netral Mania, dan penyesatan logika yang coba dilakukan pun semakin gawat dan tidak masuk akal.

Contohnya seperti yang disampaikan oleh seorang komentator di detik.com ini http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2012/01/05/164736/1807884/76/fifa-tak-akan-sanksi-diego

Dayiko Dolphino Irwandoabout 3 hours ago
Johar arifin terlalu arogan dg keputusanya jgn merasa sudah diatas lupa akan siapa yg medukungnya hingga jadi ketua, dia itu siapa sih sebetulnya ujuk2 bs jadi ketua PSSI, padahal masih banyak yg lebih baik dr dia yg mengerti ttg sepakbola, jgn kepentingan pribadi yg dahulukan tp kepentingan negara, kpn bisa maju bola indonesia kalo pengurusnya ribut melulu. Cari solusi bukan polusi...

Kita bisa melihat dengan jelas di sini bagaimana gawatnya penyesatan logika yang dilakukan oleh orang yang tidak suka pada Djohar Arifin ini. (Tidak jelas apakan dia Pendukung ISL atau Netral Mania)

Di sini kok malah Djohar yang dia katakan Arogan?, dimana letak arogannya coba.

Bukannya Lalu Mara yang koar-koar mau sunat dua kali kalo Diego keluar dari Pelita, pas udah keluar bukannya Lalu Mara yang juga bilang Diego diancam sama Bernard Limbong. Dan setelah Diego sendiri mengaku itu dia lakukan karena tujuannya datang ke Indonesia buat main di TIMNAS, bukannya Lalu Mara yang dengan pongahnya bilang akan menahan ITC Diego dan mengancam sambil sesumbar mau mematikan karir Diego sehingga nggak bisa main biar di kutub sekalipun?

Apa Djohar pernah berbuat seperti itu?

Melihat komentar seperti ini jadi nggak ngerti kita. Definisi Arogan itu sebenarnya seperti apa. Tampaknya makna kata arogan ini harus didefinisi ulang ke dalam bahasa Indonesia.

Tapi biarlah itu menjadi urusan Pak JS. Badudu dan ahli bahasa lainnya.

Untuk kita, sekarang coba bayangkan saja. Kalau yang menjadi ketua PSSI itu bukan Djohar Arifin, tapi Lalu Mara.

Kalau ini adalah nyata, bukan cuma khayalan semata. Bayangkan apa jadinya nasib ratusan pemain, perangkat pertandingan dan semua orang yang cari makan dari Bola yang main di ISL.

ITC yang nggak penting aja oleh Lalu Mara bisa dia pakai buat mengancam mematikan karir pemain.

Bayangkan kalau dia ada di posisi Djohar Arifin, yang mendapat dukungan penuh dari FIFA, di mana FIFA udah terang-terangan memberikan dukungan dan mengatakan, akan mencabut TMS para pemain yang berlaga di ISL, dan akan memberi sanksi semua perangkat pertandingan yang terlibat. Apa tidak selesai itu yang namanya karir semua pemain, perangkat pertandingan dan siapapun yang terlibat dengan liga ilegal ini?

Tapi lihatlah bagaimana bijaksananya gaya kepemimpinan Djohar Arifin, sudah difitnah, dikatai macam-macam, dia tetap tidak terbawa emosi, seperti seorang bapak dia tetap dengan sabar mengatakan "ayolah kembali ke rumah untuk kebaikan bersama". Dia masih mengatakan untuk kebaikan bersama, padahal jelas-jelas, yang akan paling rugi kalau mereka nggak mau balik itu ya orang-orang ISL itu sendiri.

Cuma berhadapan dengan orang nggak tau diri ya begini, dibaik-baiki malah ngelunjak. Dikasih hati minta jantung, dikasih jantung minta paha. Jelas-jelas resiko besar ada di depan mata mereka mengaku tidak takut dengan semua resikonya. Mengaku siap disunat dua kali.

Jelas-jelas sudah berada di posisi terjepit, omongan masih tetap besar, tensi tetap di setel tinggi. Tapi begitu betul-betul dihajar (seperti La Nyalla, Toni Apriliani, Roberto Rouw) baru teriak-teriak dari luar, bilang sudah dizalimi.

Akhirnya di akhir tulisan ini saya ingin bertanya pada para netral mania dan pendukung ISL, apa yang membuat anda-anda semua begitu yakin kalau masa depan sepakbola Indonesia akan lebih baik kalau berada di bawah kekuasaan orang-orang ini?

Wassalam

Win Wan Nur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun