Tahukah Anda penyebab ledakan yang sering terjadi akibat spesifikasi solderan atau sambungan tabung gas yang tidak berkualitas?…
Tahukah Anda bahwa tabung Gas yang diterbitkan oleh Distibutor resmi itu banyak disubkontrakkan dengan harga lebih murah kepada pelaksana lainnya?. Ironisnya Kontraktor ini pun memberi order lagi kontraktor B, bahkan ke Kontraktor C.
Baca : http://unik.kompasiana.com/2010/06/27/tabung-gas-the-killer-master-mengintai-kita/
Seorang yang menjadi teman di facebook saya yang mengaku bekerja di Krakatau Steel malah lebih tegas lagi mengatakan "Kratau Steel adalah penyedia bahan tabung gas bekerja sama dengan Pertamina. Semnetara dari hasil temuan di pasar banyak beredar tabung yg bahannya bukan dari Pt.Krakatau Steel."
Baca : http://www.facebook.com/profile.php?id=1524941840&v=wall&story_fbid=111469005567871
Tapi apakah itu semua, beredarnya informasi-informasi di blog semacam ini langsung membuat Pemerintah langsung mengambil langkah taktis, melakukan investigasi total, ya tidak.
Begitulah yang terjadi di negara yang berazaskan pancasila ini, negeri yang begitu menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan moralitas ini. Berbeda dengan di negara sekuler Denmark seperti yang saya ilustrasikan di awal tulisan, yang sangat menghargai hidup manusia, di negara ini nyawa rakyatnya sepertinya tidak lebih berharga ketimbang nyawa ayam broiler yang memang sengaja dibesarkan untuk kemudian disembelih.
Bukan hanya pemerintah yang bersikap seperti itu, masyarakatnya juga sama. Dengan kejadian seperti ini, dengan apa yang ditunjukkan oleh pejabat pemerintah yang seharusnya bertanggung jawab atas TEROR TABUNG GAS ini, hampir tidak ada masyarakat, LSM, sampai Ulama yang mempermasalahkan moralitas pejabat yang hobi buang badan itu.
Bandingkan bedanya dengan yang terjadi ketika video porno Ariel Peterpan beredar.
Mulai dari masyarakat biasa psikolog, seksolog, aktivis perlindungan anak, ulama bahkan sampai presiden pun jadi merasa perlu untuk bicara.
Begitulah kondisi real di negeri ini, ketika berurusan dengan SELANGKANGAN semua orang tiba-tiba merasa punya hak untuk bicara.