Mohon tunggu...
Win Wan Nur
Win Wan Nur Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya adalah orang Gayo yang lahir di Takengen 24 Juni 1974. Berlangganan Kompas dan menyukai rubrik OPINI.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Selangkangan Lebih Penting Ketimbang Nyawa

27 Juni 2010   10:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:15 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu, 08 Mei 2010 lagi-lagi korban jatuh di Maksassar baca : http://www.tempointeraktif.com/hg/makassar/2010/05/08/brk,20100508-246505,id.html.

18 Juni 2010 adalah salah satu kejadian tragis terjadi di Jakarta Selatan, dalam kejadian ini, dua nyawa milik Yadi (22) dan Sugiarto (31) melayang. Kedua penjual pecel lele ini meregang nyawa dan meninggalkan keluarga dan anak istrinya merana akibat tabung gas 3 Kilogram yang hadir di tempatnya berjualan berkat program konversi minyak tanah yang digulirkan pemerintah.

Teror tabung gas ini tidak berhenti di sini, tanggal 24 Juni 2010, tepat di hari ulang tahun saya, Korban jatuh di Bogor baca : http://www.mediaindonesia.com/read/2010/06/06/151327/37/5/Tabung-Gas-Meledak-Dua-Terluka .

Masih ada banyak kejadian lain yang tidak saya muat di sini, tapi apa yang saya gambarkan ini kiranya sudah cukup untuk menunjukkan betapa berbahayanya situasi yang kita hadapi dengan tabung-tabung gas 3 kilogram yang ada di rumah kita atau di rumah tetangga, di luar sana setiap harinya beredar 28 Jt Kg GAS tabung 3 kilogram yang salah satu atau beberapa di antaranya bisa meledak dan siap menyebar teror kapan saja.

Keadaan begitu genting, tapi apa langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasinya sampai sejauh ini?

Bisa dikatakan TIDAK ADA, sampai hari ini kita tidak melihat ada satu langkah signifikan dari pemerintah seperti misalnya menarik tabung-tabung gas 3 kilogram dari pasaran, untuk diuji kelayakannya, jangankan itu, malah sama sekali tidak kita lihat langkah dari pemerintah untuk memeriksa dealer dan pemasok tabung tersebut untuk memastikan kualitasnya.

Korban sudah begitu banyak dan akan terus berjatuhan entah sampai kapan, tapi yang kita saksiak semua pejabat cuma bisa saling lempar badan, dan yang paling gampang lagi-lagi rakyat yang jadi korbanlah yang disalahkan.

"Kejadian ledakan tabung baru-baru ini membuat kami makin intensif rapat," aku Darwin. Di tempat yang sama. Menteri ESDM mengatakan dari hasil penelitian selama ini, banyaknya peristiwa ledakan gas disebabkan oleh selang yang tidak standar dan TIDAK ADA SATUPUN yang diakibatkan oleh tabung yang bocor. "Jadi, jangan pakai selang sembarangan," pesan Darwin.

Baca : http://bataviase.co.id/node/269348

Sementara seorang blogger yang mengaku bernama Abanggeutanyo dan menetap di bandung menulis

Tidak benar seluruh ledakan tabung gas itu disebabkan benda-benda pendukung pemakain tabung gas seperti di atas, atau kecerobohan pemakaian seluruhnya seperti yang didesas-desus di media massa. Kita melihat  penanggung jawab seperti kehilangan akal sehat memikirkan solusinya, atau tidak menguasai ilmu pemecahan masalah sama sekali sehingga semudah itu merekayasa pembohongan publik dengan menyebut penyebab kebakaran adalah karena selang dan regulator palsu dan atribut pendukungnya. Mencari “kambing Hitam” adalah  pekerjaan sangat mudah orang-orang dungu yang harusnya bertanggung jawab langsung atas kondisi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun