Mohon tunggu...
Win Wan Nur
Win Wan Nur Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya adalah orang Gayo yang lahir di Takengen 24 Juni 1974. Berlangganan Kompas dan menyukai rubrik OPINI.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Krueng Peusangan dan Lake Geneva

14 Desember 2009   01:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:57 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin seorang teman men-tag saya di sebuah note berjudul Tanoh Gayo ; Geneva Van Sumatra (Jenewa Dari Sumatra)
Share. Note ini ditulis oleh Sabela Gayo yang mengaku sebagai - Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pemuda Gayo (PP IPEGA). Dalam tulisannya Sabela mengatakan banyak kemiripan antara Takengen dan Geneva yang di kota itu sendiri disebut dengan nama Genève (Baca : Zenev). "Orang asing yang berasal dari Switzerland (baca; Swiss) yang pernah datang dan menginjakkan kakinya di Tanoh Gayo pernah menungkapkan bahwa “Kota Takengon hari ini adalah kota Jenewa 200 Tahun yang lalu”. begitu tulis Sabela.

Orang ini bisa jadi benar karena seperti Tanoh Gayo, Swiss adalah sebuah wilayah yang terkenal dengan banyaknya gunung dan dan memiliki banyak danau cantik yang menghiasinya, bukan hanya satu danau dengan tanoh Gayo. Kalau ada kota di Swiss yang mau dimiripkan dengan Takengen, sebenarnya dibandingkan Genève, Takengen lebih mirip kota Lugano yang juga memiliki danau yang terletak dibagian negara Swiss yang berhahasa Italia, kota ini masih lebih alami dibandingkan Geneve yang kosmopolit.

Tapi sudahlah, berkaitan dengan tulisan Sabela ini saya tiba-tiba teringat pada danau yang menjadi ciri khas kota Geneve yang sebagaimana danau Lut Tawar menjadi ciri khas kota Takengen. Danau ini oleh orang luar disebut danau Jenewa atau Lake Geneva dalam dialek Inggris.

Danau Jenewa ini bisa dikatakan sebagai salah satu danau yang paling terkenal di dunia. Di samping karena kecantikannya danau ini juga terkenal karena di sepanjang tepiannya banyak berdiri kantor-kantor pusat berbagai badan PBB dan organisasi Internasional lainnya.

Setiap tahun, di danau ini diselenggarakan sebuah festival internasional yang sangat meriah. Perayaan festival ini menyedot kehadiran banyak turis setiap tahunnya. "Smoke on the water" adalah salah satu lagu terkenal dari grup band legendaris Deep Purple yang liriknya bercerita tentang festival tahunan yang diselenggarakan di salah satu tepian danau cantik itu. (Mudah-mudahan festival Lut tawar yang digagas teman-teman saya bisa mengadopsi semangat dan kemeriahan festival tahunan yang diselenggarakan di tepian Lac du Leman ini)

Tapi penyebutan nama Lake Geneva sebagai mana kita dengar dalam lirik lagu "Smoke on the water"  berikut "We all came out to Montreux
On the Lake Geneva shoreline" sebenarnya adalah penyebutan yang salah kaprah dan membuat tidak nyaman penduduk yang tinggal di tepian danau ini. Karena danau yang disebut dengan nama danau Jenewa ini sebenarnya adalah nama sebuah danau yang sangat luas yang wilayahnya mencakup Swiss dan juga Perancis. Jenewa hanyalah bagian kecil dari danau ini. Salah satu kota di Perancis yang terletak di pinggir danau ini adalah Kota Evian, kota yang terkenal memproduksi air mineral yang bermerk sama dengan nama kota itu.

Nama asli danau Jenewa ini sebenarnya adalah danau Leman atau Lac du Leman. Bagi penduduk yang mendiami tepian danau ini, (termasuk penduduk Genève sendiri) menyebut nama danau ini dengan nama danau Jenewa adalah sebuah perbuatan yang sangat tidak sopan. Karena dengan penyebutan seperti itu berarti kota-kota lain yang juga terletak di tepi danau ini sama sekali tidak menghargai .

***

Di Aceh, ada sebuah sungai yang bernasib sama seperti danau Jenewa, namanya Krueng Peusangan. Kasus sungai Peusangan ini sebenarnya sama dengan pemberian nama ke Geneva yang dinamai dengan nama sebuah kota di tepian danau itu. Bedanya jika untuk Lac du Leman nama yang dilekatkan orang kepadanya adalah nama kota yang paling terkenal dibanding kota lain di tepian danau ini, untuk Krueng Peusangan, nama yang secara resmi di buku-buku geografi untuk sungai ini adalah nama sebuah kota kecil di bagian hilir sungai.

Kota terpenting yang dilewati oleh Sungai yang berhulu di danau Lut Tawar ini adalah Takengen, ibukota kabupaten Aceh Tengah yang merupakan kota terbesar dan bisa dikatakan pusat peradaban Gayo modern. Jadi kalau penamaan Lake Geneva jadi acuan, kalau sungai ini harus dinamai dengan nama sebuah kota yang dilewatinya maka nama yang paling pantas dilekatkan pada sungai ini adalah Wih ni Takengen.

Saat masih duduk di bangku SD saya pernah menemui sebuah peta terbitan Jakarta yang menulis nama sungai ini dengan nama terakhir.Tapi Peta-peta lain yang pernah saya miliki semua menulis nama sungai ini dengan nama Krueng Peusangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun