Mohon tunggu...
Wibi Lungidradityo
Wibi Lungidradityo Mohon Tunggu... Lainnya - Mendalami Fokus dalam Studi Politik Militer dan Pertahanan

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Strategi Perang Itu Serius, Sebagaimana Kamu Menaklukan Pujaan Hati

17 Juni 2020   19:49 Diperbarui: 17 Juni 2020   19:58 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tahun 1941, Uni Soviet memiliki kekuatan personil sebesar 4 juta tentara. Namun pasca kemenangan di tahun 1945, total kekuatan personil meningkat menjadi 29 juta tentara. Dengan catatan samping mengenai korban militer yang mencapai 8 juta personil, dan korban sipil sekitar 12 juta orang.

Jadi ada pelajaran berharga yang bisa dipetik disini, bahwa; "kalau gagal, ya serang lagi. Masih gagal? serang lagi. Gagal lagi? Ya serang lagi." Kalau anda serius, ya perjuangkan. Sejatinya itu, "victory comes with sacrifices". Secara konsep; keren, secara praktik; heroik dan melankolik!

4. Gerilya

Kalau kata pak Nasution, Gerilya itu adalah "perangnya si kecil melawan si besar." Intinya, kita pasti akan gagal jika berkonfrontasi secara head to head, atau linear dengan musuh. Sehingga, gerilya adalah strategi yang menyerang musuh ketika mereka berada dalam kondisi "lemah". 

Jangan serang gebetan ketika dia sedang bahagia, tetapi seranglah ketika ia sedih. Hadir ketika tidak disangka, tapi menghilang ketika diharapkan.

Gerilya memang strategi unik yang tidak menjamin kemenangan total. Tetapi bisa menjadi starting point yang baik dalam menanamkan sosok anda dalam target operasi; bahwa anda itu ada, dan selalu menjadi bagian dari pikirannya.

Walau anda ibarat Zimbabwe, negara target sekaliber Inggris pun bisa saja takluk. Secara konsep, ini biasa. Namun secara praktik, ini unik. Karena dibutuhkan sebuah skill set dalam menentukan tempo, waktu dan tempat. Tidak bisa sembarangan dan gegabah.

Kurang lebih, itu adalah strategi umum yang sering penulis jumpai ketika lingkaran nongkrong membahas perkara relationship. Tidak bisa dipungkiri kalau sebenarnya masih banyak variasi strategi, mengingat setiap orang itu unik.

Yang terpenting, pesan dari jendral adalah pahami dirimu, karaktermu, karena itu nanti menentukan the best approach mengenai strategi yang pas untuk dipakai. Ingat taruna taruni, bahwa All is fair, in love and war.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun