Mohon tunggu...
Wibi Lungidradityo
Wibi Lungidradityo Mohon Tunggu... Lainnya - Mendalami Fokus dalam Studi Politik Militer dan Pertahanan

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Logika Militer Itu Memang Harus Paranoid

8 April 2019   10:40 Diperbarui: 10 April 2019   07:13 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serbuan Divisi Mekanis Soviet, 1944. (Getty Images)

Bagi kita, mungkin membaca fenomena tersebut biasa saja. Namun ketika kita mencoba memahami konteks transisi perang dunia pertama dan kedua, publik di masa tersebut tidak menyangka akan merasakan kembali tragedi perang besar dalam tempo waktu yang cukup singkat.

Fenomena Anschluss, Aneksasi Jerman terhadap Austria 1938. (sumber: timetoast.com)
Fenomena Anschluss, Aneksasi Jerman terhadap Austria 1938. (sumber: timetoast.com)

Sehingga lagi lagi, ada meritt tersendiri dalam memahami logika paslon no.2. Walau kemudian tetap ada beberapa kesalahan teknis seperti anggaran Singapura dan luas wilayah Indonesia yang setara dengan benua Eropa. Pun memahami logika paslon no.1 juga tidak salah, bahwa yang menjadikan angkatan perang kita kuat adalah kemampuan ekonomi kita. 

Sehingga kedua duanya pun, pada akhirnya memang memiliki gagasannya masing masing yang bagus. Dari ekonomi menuju militer yang berdaulat, atau membangun ekonomi bangsa melalui industri militer juga sepertinya arah menarik yang bisa dicoba. 

Sebagai penutup, sudah sewajarnya bagi penyelenggara pertahanan untuk paranoid dalam memprediksi segala kemungkinan terburuk. Walau kemudian cara yang paling etis adalah bersifat terbuka terhadap pemerintahan sipil, dan publik itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun