Mohon tunggu...
Winra Wahyudi Sianturi
Winra Wahyudi Sianturi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Dakwah Dan Peninggalan Peradaban Islam Nusantara Di Barus

28 Mei 2023   09:23 Diperbarui: 29 Mei 2023   11:48 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barus merupakan sebuah kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Barus berada di Pantai Barat Sumatra dengan ketinggian antara 0-3 meter di atas permukaan laut. Wilayah Barus Raya terdiri atas: Barus Kota, Barus Timur, Barus Utara, Barus Barat, dan Barus Selatan. Memiliki penduduk yang heterogen, mulai dari suku batak, minang, jawa, dan lainnya. 

Masyarakat membangun ekonominya melalui berbagai mata pencarian, yakni sebagai petani, nelayan, pegawai pemerintahan, wiraswasta dan lainnya. Agama yang di anut oleh masyarakat Barus yang diakui dunia ada 3 yaitu Islam, Kristen, dan Kristen Khatolik. Walaupun keberagaman agama yang terdapat di Barus masyarakatnya tetap saling menghargai, saling memahami, saling bergantung satu sama lain, dan terlihat harmonis.

2. Perkembangan Dakwah di Barus

Prinsip dakwah yakni keharusan mengajak kepada jalan Allah SWT, meskipun dakwah telah memilih konotasi sebagai pemahaman, gerakan dan pengorganisasian dalam menyampaikan pesan-pesan Islam dalam prakteknya tak semudah yang dipikirkan. Oleh karena itu perlu penegasan lebih lanjut mengenai pertimbangan-pertimbangan psikologis maupun sosiologis da'i dan mad'u. 

Secara psikis, nurani tindakan berdakwah merupakan panggilan bagi setiap orang yang beriman dan berilmu (da'i) sesuai kecakapannya masing-masing. Sementara bagi mad'u harus mengikuti seruan-seruan tersebut. Hal ini mesti tertanam dalam batin orang beriman. Kekukatan dan keyakinan akan dakwah islam sebagai imlementasi iman dak aktivitasi saleh akan teraktialisasi melalui aktivitas-aktivitas kesehariannya (Aripudin, 2012).

Islam memiliki kenegaraan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesejahteraan bagi semua warga negara tanpa diskriminasi. Secara umum konsep Islam dilandaskan pada etika dan moralitas. Peran dakwah kontemporer sangat mempertimbangkan suatu kewajiban kebijakan Islam di waktu Barus berkomunikasi melalui laut dan kapal-kapal berlabuh untuk mengangkut hasil-hasil dari seluruh daerah Barus (Rahmat, dkk, 2018).

Dakwah itu dibagi dua yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek yang dimaksud adalah agar manusia mematuhi ajaran Allah SWT dan Rasulnya dalam kehidupan keseharian. Sehingga tercipta manusia yang berakhlak mulia, dan tercapainya individu yang baik (khoiru al-fardiyah), keluarga yang sakinah/harmonis (khoiru al-usrah), komunitas yang tangguh (khoirul al-jama'ah), masyarakat madani (khoiru al-ummah).

Pada akhirnya akan membentuk bangsa yang sejahtera dan maju (khoiru albaldah) atau dalam istilah yang disebut dalam Alquran yaitu: Baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur. Ini lah yang membuat pada masa lalu Syekh Mahmud mengajarkan agama Islam ke Kota Barus memalui perdagangan dan menyebarkan islam ke Barus dan mengajarkan alquran pada masyarakat setempat (Hakim, 2019).

Da'I merupakan subyek dakwah yang dipilih langsung oleh Allah juga subyek (perintah berdakwah) itu ditunjukkan kepada seluruh umat beriman. Untuk itu, dapat ditegaskan bahwa subyek dakwah adalah mencakup setiap muslim dari seluruh lapisan masyarakat tanpa kecuali, laki-laki perempuan dengan tingkat kemampuan masing-masing kapan dan dimanapun mereka berada. dipahami bahwa subyek dakwah adalah setiap muslim perempuan dan laki-laki baligh dan berakal 'tanpa syarat' ulama atau cendikiawan muslim. 

Karena kewajiban berdakwah seperti telah dijelaskan dalam hukum dakwah, sudah merupakan beban atau tuntunan atau setiap muslim seluruhnya.Namun, perlu disadari bahwa inti dari pelaksana dakwah (subyek) adalah bagaimana upaya da'i bagaimana masyrakat mengerjakan amal yang baik dan meninggalkan yang buruk (Salamadanis, 2002).

Namun, dai di Kota Barus sangatlah kurang hal ini karena kurangnya pendakwah membuat kejayaan Islam di Kota Barus mengalami kemunduran, pengajian juga jarang dilakukan dan pergaulan remaja juga campur baur. Para masyarakat Barus perlu perubahan secara agama Islam agar perkembangan dakwah tetap ada. Pentingnya dakwah islamiyyah agar masyarakat dapat menerima dakwah dengan lapang dada, tulus dan ikhlas maka penyampaian dakwah harus melihat situasi dan kondisi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun