Mohon tunggu...
Winny Alaisa Annadzifah
Winny Alaisa Annadzifah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan || Mahasantri Pondok Pesantren Ittihadussyafi'iyyah Rowolaku Pekalongan

Hobi : Menulis, Membaca, Berkebun, Jalan-jalan sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konsep Pendidikan Akhlak Pada Karakter Peserta Didik Menurut Perspektif Kitab Adabul'alim Wal Muta'allim Karya KH Hasyim Asy'ari

12 April 2024   21:07 Diperbarui: 17 Juli 2024   23:07 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PADA KARAKTER PESERTA DIDIK MENURUT PERSPEKTIF KITAB ADABUL'ALIM WAL MUTA'ALLIM

PENDAHULUAN

            Pendidikan dapat diartikan dengan sebuah proses mentransfer ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang kepada orang lain, dan tidak hanya mencakup transfer ilmu namun  memerluka pembinaan akhlak pada diri seseorang. Proses itu akan terjadi dalam suatu wadah yang disebut dengan Lembaga pendidikan dimana sang pendidik atau guru sebagai aktor utama dalam proses pendidikan. Dalam catatan terdapat tiga lembaga pendidikan yang dijadikan sebagai tempat proses pendidikan yakni pesantren, sekolah umum dan madrasah. Tentu ketiganya sebagai wadah yang memiliki karakteristik berbeda satu sama lain. Walaupun memang tidak dapat dipungkiri bahwa semua wadah itu berperan mentransfer ilmu pengetahuan dan pembinaan akhlak. Namun kesemuanya memiliki dominasi yang berbeda, dan khusus untuk pembinaan akhlak dominan terjadi disebuah pondok pesantren. Karena pesantren yang memiliki ciri kekhasan tersendiri mengenai Lembaga pendidikan islam terutama dalam pembinaan akhlak santri yang sesuai dengan dasar Al Qur'an serta Hadits sebagai sumber rujukan manusia berperilaku. Namun dari segi pengelolaannya pesantren lebih memilih menganut system pendidikan tertutup, yang memiliki tujuan untuk melindungi santri-santri dari pengaruh dunia luar semasa menempuh pendidkan. Itu sebabnya pondok pesantren memiliki kemudahan dan keleluasaan dalam membimbing sekaligus membinakan akhlak santrinya hingga 24 jam non stop (Hasanah & Khomsiyati, 2022).

            Sebagai wadah yang ekslusif, lazimnya pesantren membelajarkan santrinya dengan system yang telah menjadi  warisan turun temurun termasuk kitab kuning yang diajarkan oleh para ulama sebelumnya dan termasuk warisan leluhur ulama nusantara. Penjagaan dalam mempelajari kitab tersebut dapat membuat santri menjadi subjek yang akan mewariskannya pada generasi dimasa mendatang.

            Dengan melewati perkembangan zaman saat ini, hubungan guru dengan santri atau peserta didik pada umumnya disekolah lain terus mengalami pergeseran ke arah yang kurang baik, misalanya kedudukan guru dalam perspektif islam mulai menurun, nilai keakhiratan atau ketawadluan seorang santri/murid terhadap gurunya juga mulai menurun. Padahal syarat utama yang terjadi dalam proses belajar mengenai akhlak sangat memerlukan hubungan timbal balik antara seorang guru dengan muridnya.

            Berkaitan dengan kitab karya ulama nusantara yaitu KH Hasyim Asyari mengenai akhlak sekaligus karakter dalam kitab Adabul'Alim Wal Muta'alim. Kitab ini merupakan salah satu kitab klasik yang sudah dikenal dikalangan santri penjuru berbagai pondok pesantren dan para kyai atau guru yang ada diseluruh pelosok pondok pesnatren di Indonesia. Kitab ini memberikan konsep pembelajaran yang sangat baik dari segi metode beretika dalam menuntut ilmu untuk menjadi sebuah kemanfaatan yang bernilai positif. Daya Tarik dari kitab ini terletak pada banyaknya penjelasan mengenai ilmu wawasan pengetahuan islam yang kemudian menjadi nilai plus dan baik untuk para pendidik maupun peserta didik.

            Sebagai gambaran awal kitab Adabul 'Alim wal Muta'allim terdiri dari delapan bab pembahasan, yakni: (1) keutamaan ilmu dan menyebarluaskannya, (2) adab (akhlak) pelajar terhadap dirinya sendiri, (3) adab pelajar terhadap pendidik dan orang yang berilmu, (4) adab seorang pelajar terhadap ilmu yang dipelajarinya, (5) adab orang yang berilmu terhadap dirinya sendiri, (6) adab pendidik dan orang yang berilmu dalam proses belajar-mengajar, (7) adab seorang guru kepada murid-muridnya, (6) adab menyalin dan mengarang kitab.

PEMBAHASAN

            Kitab Adabul'Alim Wal Muta'alim merupakan sebuah kitab yang membahas tentang adab seorang guru dan murid, dengan menggunakan Bahasa Arab basis kitab kuning. Kitab Adabul'Alim Wal Muta'alim  yang dikeluarkan oleh Pondok Pesantren Tebu Ireng oleh penerbit Maktabah Turots Al-Islami terdiri dari 115 halaman, dengan cover berwarna biru bercorak kuning kehijauan, dalam cover tersebut bertuliskan tulisan arab dan terdapat foto KH Muhammad Hasyim Asyari dan bayang-bayang gambar masjid.

            Daftar isi dalam kitab Adabul'Alim Wal Muta'alim yaitu Muqoddimah Bab 1) Keutamaan Ilmu Pengetahuan, Serta Fadhilah Mengajarkan dan Mempelajari Ilmu Pengetahuan ( pasal terpenting dalam bab ini adalah membahas tentang ancaman bagi ulama'/Guru yang tidak mengamalkan ilmunya dengan benar), Bab 2) Etika Bagi Murid Terhadap Dirinya sendiri, Bab 3) Etika Murid Terhadap Guru, Bab 4) Etika Belajar Bagi Murid, Bab 5) Etika Guru Terhadap Dirinya Sendiri, Bab 6) Etika Mengajar Bagi Guru, Bab 7) Etika Guru Terhadap Murid, Bab 8) Etika Terhadap Kitab (Buku).

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun