Ketiga, seperti yang disebutkan sebelumnya yang dominan dan dapat menentukan alur tren dalam media sosial cenderung konten creator dengan follower banyak atau konten-konten viral. Konten creator semacam ini banyak di antaranya berasal dari publik figure yang besar di media-media mainstream.
Artinya, media mainstream sebagai sentral pada dasarnya masih berlaku, sebab actor-aktor utama dalam membentuk arus media sosial pun banyak berasal dari media mainstream. Dan hubungan saling mempengaruhi yang disebutkan tadi hanya menggambarkan instrument yang digunakan, sedangkan hulunya masih sama.
Di abad 21 dinamika kultural yang berlangsung melalui media sosial menjadi semakin banal. Sebab setiap tren dibenturkan dengan tren lain, tingkat ke-viral-an mengafirmasinya, dan begitu terus.
Benturannya begitu cepat, dalam hitungan hari bahkan jam tren dapat berubah. Tren yang muncul biasanya hanya sebatas sloganistik, permukaan saja. Saya menerjemahkan kultur yang dibentuk ini adalah sloganistic post-modernism.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI