Kendaraan listrik makin hits di Indonesia! Banyak yang beralih ke mobil listrik, entah karena dorongan pemerintah atau alasan ramah lingkungan.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan mobil listrik pun meroket, dengan 17.826 unit terjual dari Januari hingga Juli 2024, melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya mencatatkan 6.928 unit. Menariknya, peningkatan ini terjadi di tengah penurunan penjualan mobil nasional sebesar 17,5%, dengan total penjualan hanya mencapai 484.235 unit.
Tapi, pernah nggak kepikiran soal nasib baterai-baterai besar dari kendaraan listrik ini setelah masa pakainya habis?
Fakta Mengejutkan: Baterai yang Tak Bisa Hilang Begitu Saja
Limbah baterai kendaraan listrik terdiri dari bahan-bahan seperti lithium, kobalt, dan tembaga mempunyai masa pakai tertentu. Ketika sudah tidak bisa digunakan lagi, baterai ini harus dibuang atau didaur ulang dengan benar.
Sayangnya, limbah baterai ini bisa menjadi masalah besar bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Mengapa? Karena baterai tersebut mengandung bahan kimia berbahaya yang bisa mencemari tanah dan air jika bocor atau terurai secara tidak benar.
Jika Anda pernah membuang baterai kecil seperti AA atau AAA ke tempat sampah, mungkin Anda berpikir, "Apa masalahnya membuang baterai mobil atau motor listrik?"
Masalahnya, baterai kendaraan listrik jauh lebih besar dan lebih rumit. Selain ukurannya yang besar, komposisi kimianya lebih berbahaya dibandingkan baterai biasa.
Mengapa Kita Harus Peduli pada Limbah Baterai Ini?
Bayangkan saja: satu baterai mobil listrik bisa mengandung bahan kimia yang cukup untuk mencemari satu daerah yang luas jika tidak dikelola dengan benar.
Selain itu, bahan-bahan berbahaya seperti kobalt dan litium sangat sulit diuraikan secara alami dan bisa merusak ekosistem, termasuk air yang kita minum dan tanah tempat kita bercocok tanam.
Lebih jauh lagi, tambang-tambang yang menghasilkan bahan-bahan untuk baterai ini juga menimbulkan masalah lingkungan.