Diet ketogenik, sebuah pengaturan makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak, telah menjadi tren kesehatan yang populer dalam beberapa tahun terakhir. Meski diklaim dapat menurunkan berat badan dengan cepat, diet ini tidak terlepas dari sejumlah dampak negatif yang mungkin mempengaruhi kesehatan jangka panjang.
Pengaruh Terhadap Kesehatan Jantung
Studi yang dipublikasikan dalam "Journal of the American College of Cardiology" menunjukkan bahwa diet ketogenik dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (kolesterol jahat), faktor risiko utama penyakit jantung. Tingginya asupan lemak jenuh pada diet ini dapat memicu penumpukan lemak dalam pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan kemungkinan serangan jantung.
Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penelitian di "American Journal of Physiology - Endocrinology and Metabolism" menunjukkan bahwa diet ketogenik dapat menyebabkan resistensi insulin, kondisi yang dapat mengarah pada diabetes tipe 2. Pembatasan karbohidrat secara drastis menghambat fungsi insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah, dan meningkatkan risiko masalah metabolik.
Kehilangan Mineral dan Zat Gizi Penting
Diet ketogenik berpotensi memicu kekurangan asupan serat, vitamin, dan mineral. Rendahnya konsumsi sayuran dan buah-buahan merupakan pemicu utamanya, karena diet ini hanya terfokus pada asupan lemak yang tinggi. Defisiensi vitamin dan mineral dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh dan meningkatkan risiko penyakit. Selain itu, asupan serat yang rendah dapat berdampak buruk bagi sistem pencernaan.
Rendahnya Energi dan Ketidakseimbangan Zat Gizi
Sumber energi utama dalam diet ketogenik adalah lemak, yang memiliki kecenderungan memberikan rasa kenyang lebih lama. Namun, rendahnya asupan karbohidrat dapat menyebabkan kurangnya energi untuk aktivitas fisik dan mental yang optimal. Ketidakseimbangan zat gizi ini dapat memengaruhi kesehatan secara menyeluruh.
Potensi Gangguan Psikologis
Diet ketogenik yang sangat membatasi jenis makanan tertentu dapat berdampak negatif pada aspek psikologis kesehatan. Penelitian dari "Nutrition Journal" menunjukkan hubungan antara diet yang ketat dengan peningkatan tingkat stres, kecemasan, dan depresi. Pasalnya, pembatasan makanan tertentu dapat memicu perasaan tertekan dan kurangnya kepuasan dalam konsumsi makanan.
Kesimpulan