Perkembangan zaman mengantarkan umat manusia ke dalam transformasi digital di berbagai aspek kehidupan. Terlepas dari garis-garis atau batas-batas ekonomi, geografis, hingga sosial budaya, sistem kehidupan baru terus tercipta di masa kini. Mari kita ambil sektor yang berkembang pesat sejauh ini dan tumbuh sebagai fenomena sosial, yaitu teknologi komunikasi.
Onong Uchjana Effendy menjelaskan bahwa perkembangan teknologi komunikasi dapat dipahami dari berbagai sudut pandang. Dalam sejarah ilmu pengetahuan, terhitung ada empat revolusi yang terjadi, yakni revolusi pertama yang membuka era bagi penelitian gravitasi, revolusi kedua mengenai sifat kelistrikan, revolusi ketiga tentang kuantum cahaya, dan revolusi keempat tentang keseluruhan nilai fisika.Â
Menurut Onong, keempat revolusi tersebut memiliki pengaruh luar biasa dalam segala perubahan di kehidupan manusia, seperti kehidupan sosial politik, intelektual, lingkungan, dll.
Everett M. Rogers dalam bukunya berjudul "Communication Technology" melanjutkan pemikiran tersebut dalam bidang komunikasi serta membagi revolusi komunikasi ke dalam empat era, yakni era komunikasi tulisan (the writing era of communication), era percetakan (the printing era of communication), era telekomunikasi (telecommunication era), dan era komunikasi interaktif (interactive communication era).Â
Era komunikasi interaktif ini ditandai dengan penemuan-penemuan berbagai kemajuan teknologi, seperti hadirnya internet, komputer, telepon genggam, satelit, dan lainnya.Â
Era baru ini telah membuka segala kemudahan di bidang komunikasi dan mungkin saja peluang baru akan terus bermunculan. Penemuan yang ada di era ini menjadikan pertukaran informasi dan komunikasi berlangsung cepat serta bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Komunikasi seperti yang kita ketahui merupakan proses sosial dasar yang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Kehadirannya sangat diperlukan dan fundamental karena jelas manusia tidak akan bisa berinteraksi dengan sesama tanpa komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi terus mengalami perkembangan dan perubahan.Â
Dari keempat era yang sudah disebutkan, ada yang mengalami perubahan secara cepat, ada pula yang berubah perlahan. Proses ini dapat dikaitkan dengan hubungan paradigma terdahulu dan paradigma baru.
Di era globalisasi saat ini, komunikasi dapat dilakukan dengan bantuan teknologi modern, seperti smartphone, laptop, dan internet. Metode canggih ini memungkinkan sesama manusia mengirim dan menerima pesan dari orang-orang yang berjarak jauh darinya tanpa harus bertemu dan berbincang secara langsung.Â
Salah satu cara komunikasi tersebut dapat disebut sebagai long distance communication. Artinya, jalinan komunikasi akan tetap terhubung tanpa batas jarak dan waktu. Konsep komunikasi jarak jauh ini membentuk pola yang berbeda dari komunikasi secara langsung bertatap muka.
Saat ini, penggunaan long distance communication sudah menjadi fenomena sosial yang penggunanya tidak terhitung lagi. Baik muda atau tua, perempuan atau laki-laki, semua dapat melakukan long distance communication. Seluruh dunia dapat terhubung, baik kehidupan keluarga maupun profesional, dengan bantuan teknologi internet yang dapat diakses dengan mudah.Â
Istilah lain yang kurang lebih memiliki konsep yang sama adalah long distance relationship (LDR) dan long distance marriage (LDM). Penyebutannya hanya tinggal disesuaikan dengan kondisi sosial si pengguna.
Kemajuan teknologi juga memunculkan media-media pendukung untuk kelangsungan long distance communication. Sejumlah aplikasi texting dan teleconference berbasis daring bermunculan dan semakin bervariasi. Sebut saja beberapa aplikasi yang lumrah digunakan banyak orang, seperti Whatsapp, Email, Zoom, Google Meet, Discord, Line, dan lain sebagainya.Â
Hanya dengan mengunduh aplikasi tersebut, maka pengguna dapat segera menggunakannya tanpa biaya tambahan apa pun. Kehadiran aplikasi-aplikasi ini membawa dampak signifikan karena menjadi salah satu faktor utama komunikasi jarak jauh dapat dilakukan.
Komunikasi jarak jauh ini tentunya membawa banyak kemudahan bagi orang-orang yang ingin berinteraksi dengan orang lain tetapi tidak memungkinkan mereka bertemu secara langsung. Akan tetapi, perlu diingat bahwa long distance communication juga memiliki dampak tidak baik yang bisa mengenai penggunanya.Â
Seperti sifat individualis yang lama-kelamaan bisa terbentuk. Kebiasaan menatap smartphone untuk menghubungi orang lain tanpa menyempatkan waktu untuk bertemu mereka secara langsung dapat memunculkan pandangan tentang ketidakpedulian pada dunia nyata. Gunakanlah metode komunikasi ini sewajarnya dengan pemakaian yang baik.
Ketika membicarakan tentang long distance communication, konsep dari komunikasi interpersonal dapat digunakan di sini. Komunikasi interpersonal menurut Joseph DeVito (1989) adalah komunikasi antarpribadi yang berisi proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan dengan melibatkan dua orang atau lebih. Komunikasi ini menghasilkan umpan balik (feedback) dan dampak (effect) secara langsung.Â
Walaupun sebagian menyebut penggunaan komunikasi interpersonal hanya dilakukan dalam komunikasi tatap muka, bentuk lain dengan perantara media juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi interpersonal.
Long distance communication dengan perantara media tentunya didukung dengan informasi teknologi. Penggunaan seluruh media seperti aplikasi-aplikasi yang sudah disebutkan sebelumnya dengan melibatkan orang-orang bersangkutan dapat dikatakan sebagai komunikasi antarpribadi.Â
Bentuk komunikasi interpersonal long distance communication bisa dilihat dalam hubungan orang tua dan anak. Ketika seorang anak yang menjadi mahasiswa di kota rantauan melakukan komunikasi jarak jauh menggunakan aplikasi teleconference dengan orang tuanya di rumah. Komunikasi interpersonal ini bersifat pribadi tanpa bertatap muka dan sudah lumrah dilakukan oleh berbagai kalangan di masa kini.
Seiring populernya penggunaan long distance communication untuk menunjang hubungan antar sesama manusia, terdapat tantangan dalam mempertahankan keberadaannya. Komunikasi jarak jauh artinya komunikan dan komunikator hanya dapat melihat apa yang diperlihat di depan layar.Â
Hal ini membuat setiap perilaku dan perbuatan harus selalu diperhatikan agar tidak timbul hal-hal yang menyebabkan perselisihan. Menjaga keharmonisan dan kerukunan dalam long distance communication harus selalu dilakukan agar hubungan dan harmonisasi yang sudah terbentuk akan tetap baik.
Long distance communication memang menjadi salah satu opsi yang bisa dilakukan oleh orang-orang untuk tetap bercengkerama dengan orang yang ia kasihi tanpa terbatas jarak dan waktu. Keberadaannya pun terbukti efektif dari segala aspek terkaitnya, seperti tenaga, biaya, waktu, dan lainnya.Â
Namun, perlu diingat bahwa pemanfaatan kemudahan ini harus digunakan secara seimbang. Luangkanlah waktu untuk menjalin hubungan dan berinteraksi di dunia nyata. Ini merupakan langkah preventif dari sifat individualis yang dapat terbentuk dari penggunaan media komunikasi jarak jauh dalam jangka panjang. Hidup berdampingan dengan teknologi komunikasi modern bukan berarti harus menghilangkan kultur sosialisasi antarmanusia. Semua akan berjalan sesuai fungsinya masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H