Mohon tunggu...
Winfridus Hia
Winfridus Hia Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Saya mahasiswa universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Pengendalian Manajemen PT Panasonic Gobel Indonesia

23 Juni 2024   17:40 Diperbarui: 23 Juni 2024   23:40 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PT Panasonic Gobel Indonesia (PGI) adalah perusahaan multinasional yang berkantor pusat di Jepang yang memproduksi berbagai macam elektronik, termasuk peralatan rumah tangga, peralatan audio-visual, dan solusi bisnis. PGI didirikan pada tahun 1962 dan berkantor pusat di Jakarta, Indonesia.

PGI memiliki operasi di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 20.000 karyawan. Perusahaan ini memiliki komitmen yang kuat terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan, dan telah diakui atas upayanya dalam keberlanjutan.

PGI memiliki komitmen kuat untuk mencapai tujuan strategisnya dan memberikan nilai kepada pelanggannya. Oleh karena sistem pengendalian manajemen PGI dirancang untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.

Profil Sejarah Singkat PT Panasonic Gobel Indonesia

Dengan semangat nasionalisme untuk membuat sebuah alat komunikasi bagi bangsa Indonesia, pada tahun 1954 Drs. H Thayeb Moh.Gobel mendirikan PT Transistor Radio Manufacturing di Cawang, Jakarta yang merupakan pelopor dari Pabrik Radio Transistor pertama di Indonesia dengan brand "Tjawang". Tahun 1957, Drs, Thayeb Moh Gobel menerima beasiswa Colomba Plan dimana dia melanjutkan studi ke Jepang dan bertemu dengan Mr. Konosuke Matsushita, pendiri dari Masushita Electric Indrustrial Co.Ltd. Hingga di tahun 1960 Drs. H. Thayeb Moh.Gobel atas nama PT Transistor Radio Manufacturing menandatangi perjanjian kerjasama "Technical Assistance Agreement" dengan Matsushita Electric Industrial Co. Ltd, (Jepang). Berdasarkan perjanjian kerjasama, PT Transistor Radio Manufacturing memproduksi televisi tanpa warna pertama agar masyarakat Indonesia dapat menyaksikan Asian Games (Jakarta) pada tahun 1962, produk pertama yang dihasilkan diberikan kepada Ibu Negara Indonesia Ibu Fatmawati Soekarno.

Bisnis pun semakin berkembang dan hingga akhirnya pada tanggal 27 Juli 1970 terbentuklah Joint Venture dengan Panasonic Corporation dibawah PT National Gobel yaitu perusahaan penyedia peralatan rumah tangga. Pada tahun 1974 diresmikan PT Met Gobel, sebuah pabrik lokal yang menunjang aktivitas perdagangan dan produk-produk impor dari Matsushita ke Indonesia yang tidak diproduksi oleh PT National Gobel. PT Met Gobel mengimpor baik produk elektronik kebutuhan konsumen maupun produk elektronik kebutuhan kerja, seperti perangkat penyiaran dan peralatan modal untuk pabrik. Ditahun yang sama juga diresmikan Matsushita Gobel Education Foundation. Dengan misi untuk meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat.

Visi, Misi dan Tujuan PT Panasonic Gobel Indonesia

Visi PT Panasonic Gobel Indonesia

Menjadi perusahaan terdepan dan terpercaya dalam menyediakan solusi teknologi dan layanan inovatif yang meningkatkan kualitas hidup manusia.

Misi PT Panasonic Gobel Indonesia

1)         Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui produk dan solusi inovatif.

2)         Membangun bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan.

3)         Berkontribusi pada pengembangan masyarakat dan pelestarian lingkungan.

Tujuan PT Panasonic Gobel Indonesia

1)         Mencapai pertumbuhan pendapatan dan laba yang berkelanjutan.

2)         Memperkuat posisi kepemimpinan di pasar elektronik Indonesia.

3)         Mengembangkan produk dan solusi baru yang inovatif.

4)         Meningkatkan efisiensi operasi dan mengurangi dampak lingkungan.

5)         Membangun merek Panasonic yang kuat dan terhormat.

6)         Meningkatkan kepuasan pelanggan dan karyawan.

Tata Nilai PT Panasonic Gobel Indonesia

PT Panasonic Gobel Indonesia (PT PGI) memiliki 7 nilai inti yang menjadi landasan budaya perusahaan dan memandu perilaku karyawan dalam menjalankan tugasnya. Nilai-nilai tersebut adalah:

1.         Dedikasi

2.         Kejujuran dan Keadilan

3.         Kerjasama Harmoni

4.         Inovasi dan Kreativitas

5.         Kualitas dan Keunggulan

6.         Kepedulian Terhadap Lingkungan

7.         Kepedulian Terhadap Masyarakat

Nilai-nilai ini diimplementasikan di PT PGI melalui berbagai program dan pelatihan. Karyawan juga diminta untuk menandatangani kode etik yang berisi komitmen mereka untuk menjunjung tinggi nilai-nilai perusahaan. Penerapan nilai-nilai ini diharapkan dapat menciptakan budaya kerja yang positif dan kondusif di PT PGI, serta meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan.

Penganggaran dan Keuangan PT Panasonic Gobel Indonesia

PT Panasonic Gobel Indonesia (PT PGI) tidak secara terbuka mengungkapkan informasi terkait penganggaran dan keuangannya secara detail. Hal ini umum dilakukan oleh perusahaan publik untuk menjaga kerahasiaan informasi keuangan dan strategi bisnis mereka.

Namun, beberapa informasi terkait penganggaran dan keuangan PT PGI dapat diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan di situs web resmi perusahaan dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Dikutip dari www.panasonic Secara keseluruhan, kinerja keuangan PT PGI di tahun 2023 menunjukkan hasil yang positif. Pendapatan, laba, dan aset perusahaan meningkat, menunjukkan bahwa perusahaan berkembang dengan baik. Namun, PT PGI juga perlu memperhatikan tingkat liabilitasnya yang meningkat. Perusahaan perlu mengelola keuangannya dengan hati-hati untuk memastikan bahwa dapat memenuhi kewajibannya dan terus berinvestasi untuk pertumbuhan di masa depan.

Perencanaan Strategis dan Operasional PT Panasonic Gobel Indonesia

Perencanaan Strategis

Memperkuat bisnis inti: PGI akan fokus pada memperkuat bisnis intinya di bidang elektronik, seperti peralatan rumah tangga, solusi energi, dan komponen elektronik.

Memperluas ke pasar baru: PGI akan memperluas ke pasar baru di Indonesia dan di Asia Tenggara.

Mengembangkan produk dan solusi baru: PGI akan terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan produk dan solusi baru yang inovatif.

Meningkatkan efisiensi operasi: PGI akan meningkatkan efisiensi operasinya untuk mengurangi biaya dan meningkatkan profitabilitas.

Membangun merek yang kuat: PGI akan membangun merek yang kuat dan terhormat di Indonesia.

Perencanaan Operasional

Meningkatkan kualitas produk: PGI akan meningkatkan kualitas produknya dengan menerapkan kontrol kualitas yang lebih ketat dan menggunakan bahan baku yang lebih baik.

Meningkatkan layanan pelanggan: PGI akan meningkatkan layanan pelanggannya dengan menyediakan pelatihan yang lebih baik bagi karyawannya dan membuka lebih banyak saluran layanan pelanggan.

Meningkatkan efisiensi rantai pasokan: PGI akan meningkatkan efisiensi rantai pasokannya dengan mengoptimalkan logistiknya dan menjalin hubungan yang lebih erat dengan pemasoknya.

Memanfaatkan teknologi informasi: PGI akan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi operasinya dan memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggannya.

Mengembangkan karyawan: PGI akan mengembangkan karyawannya dengan menyediakan program pelatihan dan pengembangan yang lebih baik.

Pelaksanaan dan Pengukuran Kinerja PT Panasonic Gobel Indonesia

Pelaksanaan Kinerja

Penetapan Tujuan

PGI menetapkan tujuan yang jelas dan terukur untuk semua tingkatan organisasi. Tujuan ini selaras dengan visi dan misi perusahaan.

Perencanaan

PGI menyusun rencana yang terperinci untuk mencapai tujuannya. Rencana ini mencakup strategi, taktik, dan inisiatif yang spesifik.

Implementasi

PGI menerapkan rencananya dengan efektif dan efisien. Hal ini dilakukan dengan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, memberikan pelatihan kepada karyawan, dan memantau kemajuan.

Pengukuran

PGI mengukur kinerjanya secara berkala. Hal ini dilakukan dengan menggunakan berbagai indikator kinerja utama (KPI). KPI ini mencakup indikator keuangan, seperti pendapatan, laba, dan margin laba; indikator operasional, seperti kualitas produk, layanan pelanggan, dan efisiensi rantai pasokan; dan indikator karyawan, seperti kepuasan karyawan, retensi karyawan, dan produktivitas.

Tindak Lanjut

PGI menggunakan hasil pengukuran kinerjanya untuk melakukan tindak lanjut. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, membuat penyesuaian pada rencana, dan memberikan penghargaan kepada karyawan yang berkinerja baik.

Pengukuran Kinerja

Laporan keuangan: Laporan keuangan memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan.

Survei pelanggan: Survei pelanggan dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan terhadap produk dan layanan perusahaan.

Audit internal: Audit internal dapat digunakan untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dalam operasi perusahaan.

Benchmarking: Benchmarking dapat digunakan untuk membandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain di industrinya.

PGI menggunakan hasil pengukuran kinerjanya untuk membuat keputusan yang lebih baik tentang bagaimana menjalankan bisnisnya. Dengan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, PGI dapat meningkatkan kinerjanya dan mencapai tujuannya.

Pengawasan dan Evaluasi Kinerja PT Panasonic Gobel Indonesia

PT PGI memiliki sistem pengawasan dan evaluasi kinerja yang komprehensif untuk memastikan bahwa perusahaan mencapai tujuannya dan menjalankan bisnisnya dengan cara yang efektif dan efisien. Sistem ini terdiri dari beberapa elemen kunci, yaitu:

1.         Penetapan Standar Kinerja

PGI menetapkan standar kinerja yang jelas dan terukur untuk semua tingkatan organisasi. Standar ini didasarkan pada visi, misi, dan tujuan perusahaan.

2.         Monitoring Kinerja

PGI secara berkala memantau kinerja karyawan dan departemen terhadap standar kinerja yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, seperti observasi, laporan kinerja, dan survei.

3.         Evaluasi Kinerja

PGI secara berkala mengevaluasi kinerja karyawan dan departemen. Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan kinerja aktual dengan standar kinerja yang telah ditetapkan.

4.         Tindak Lanjut

PGI menggunakan hasil evaluasi kinerja untuk melakukan tindak lanjut. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, memberikan pelatihan kepada karyawan, dan melakukan penyesuaian pada standar kinerja.

Metode Pengawasan dan Evaluasi Kinerja

PGI menggunakan berbagai metode untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja, seperti:

*           Observasi: Supervisor dan manajer mengamati karyawan saat mereka bekerja untuk menilai kinerja mereka.

*           Laporan kinerja: Karyawan secara berkala menyiapkan laporan kinerja yang merinci pencapaian mereka.

*           Survei: PGI secara berkala melakukan survei kepada karyawan dan pelanggan untuk mendapatkan umpan balik tentang kinerja perusahaan.

*           Audit internal: PGI secara berkala melakukan audit internal untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dalam operasi perusahaan.

*           Benchmarking: PGI membandingkan kinerjanya dengan perusahaan lain di industrinya untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

Perbandingan Kondisi dengan Teori

Secara umum, berikut adalah beberapa komponen utama teori SPM dan bagaimana hal tersebut dapat dibandingkan dengan praktik PGI:

1.         Perencanaan Strategis

Teori: Teori SPM menekankan pentingnya perencanaan strategis yang jelas dan terdefinisi dengan baik yang selaras dengan visi dan misi organisasi. Perencanaan strategis harus melibatkan penetapan tujuan dan sasaran yang SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound).

PGI: PGI memiliki proses perencanaan strategis yang terstruktur dan formal yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. PGI menetapkan tujuan dan sasaran strategis yang SMART dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada seluruh karyawan.

2.         Penganggaran

Teori: Teori SPM menyatakan bahwa penganggaran merupakan alat penting untuk mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan strategis organisasi. Anggaran harus realistis dan didasarkan pada asumsi yang wajar.

PGI: PGI memiliki proses penganggaran yang terstruktur dan formal yang melibatkan berbagai departemen. PGI menyusun anggaran yang realistis dan didasarkan pada asumsi yang wajar. Anggaran digunakan sebagai alat untuk melacak kemajuan dan mengidentifikasi potensi masalah.

3.         Pelaporan Kinerja

Teori: Teori SPM menekankan pentingnya pelaporan kinerja yang tepat waktu dan akurat untuk memantau kemajuan pencapaian tujuan strategis. Laporan kinerja harus memberikan informasi yang relevan dan dapat ditindaklanjuti kepada manajemen.

PGI: PGI memiliki sistem pelaporan kinerja yang kuat yang menyediakan data yang tepat waktu dan akurat tentang kemajuan pencapaian tujuan strategis. PGI menggunakan laporan kinerja untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan membuat penyesuaian yang diperlukan pada strategi dan rencana.

4.         Pengendalian Kinerja

Teori: Teori SPM menyatakan bahwa pengendalian kinerja adalah proses yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa organisasi mencapai tujuannya. Pengendalian kinerja harus melibatkan penetapan standar kinerja, pemantauan kinerja aktual, dan mengambil tindakan korektif bila diperlukan.

PGI: PGI memiliki sistem pengendalian kinerja yang efektif yang menetapkan standar kinerja yang jelas dan terukur. PGI memantau kinerja aktual secara berkala dan mengambil tindakan korektif bila diperlukan.

5.         Sistem Penghargaan dan Insentif

Teori: Teori SPM menyatakan bahwa sistem penghargaan dan insentif dapat digunakan untuk memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Sistem penghargaan dan insentif harus adil dan terhubung dengan kinerja karyawan.

PGI: PGI memiliki sistem penghargaan dan insentif yang memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan strategis organisasi. Sistem penghargaan dan insentif yang adil dan transparan.

Secara keseluruhan, tampaknya SPM PGI selaras dengan teori SPM dalam beberapa hal. Namun, ada juga beberapa potensi area di mana SPM PGI dapat ditingkatkan. PGI dapat melakukan penilaian menyeluruh terhadap SPM-nya untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan mengembangkan rencana untuk membuat perubahan yang diperlukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun