Mohon tunggu...
Makhmudah
Makhmudah Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Saya suka membaca mengenai sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Beauty Economy: Industri Kecantikan Menuju Keberlanjutan dan Perubahan Ekonomi Indonesia

12 Desember 2024   20:09 Diperbarui: 12 Desember 2024   20:21 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita tahu bahwa Industri kecantikan telah mengalami transformasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, hal ini tentu saja bukan hanya di lihat dari segi tren produk, tetapi bagaimana cara Perusahaan merancang strategi ekonomi mereka. Fenomena ini dikenal dengan Beauty Economy, sebuah istilah yang merujuk kepada interaksi antar ekonomi dan industry kecantikan yang berfokus kepada inovasi berkelanjutan, keberlanjutan lingkungan, dan permintaan konsumen yang semakin cerdas. Artikel ini akan membahas mengenai Beauty Economy lebih dalam.

Perubahan Cara Pandang mengenai Industri Kecantikan

Industri kecantikan merupakan salah satu industry dengan pertumbuhan tercepat di dunia, hal ini tercatat mencapai USD 511.7 miliar pada tahun 2006. Dengan Tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sekitar 5,4%. Namun, dengan angka pertumbuhan yang menjanjikan tersebut membuat Konsumen sadar akan dampak lingkungan dan sosial dari produk yang mereka konsumsi.

Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, menjadi salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara untuk produk kecantikan. Menurut laporan Statista, pasar kosmetik Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 6,74 miliar pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan potensi besar dalam sektor kecantikan Indonesia, yang terus berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perubahan preferensi konsumen, terutama di kalangan generasi muda.

Namun, perkembangan pesat ini tidak hanya dilihat dari sisi pertumbuhan angka penjualan produk kecantikan. Yang lebih menarik adalah bagaimana industri ini beradaptasi dengan kebutuhan konsumen yang semakin peduli terhadap keberlanjutan dan produk yang ramah lingkungan.

Keberlanjutan dalam Beauty Economy : Merek-Merek Lokal yang Berinovasi

Keberlanjutan adalah tren utama dalam Beauty Economy, merek kecantikan sekarang memprioritaskan bahan-bahan alami, ramah lingkungan, dan meminimalkan penggunaan plastic salah satu contoh nyatanya yaitu produk local Herborist, Sariayu, dan Wardah

Influencer dan Media Sosial sebagai Penggerak Beauty Economy

Influencer dan Media sosial memiliki dampak besar dalam industry kecantikan di Indonesia. Influencer kecantikan sering kali menjadi suara utama dalam mempromosikan produk-produk yang ramah lingkungan dan berbasis berkelanjutan, hal ini tentu saja berdampak pula pada Economy masa depan. Kemudian Plafon seperti Instagram, YouTube, dan TikTok menjadi alat pemasaran utama juga bagi banyak merek kecantikan di Indonesia.

Meningkatnya Permintaan terhadap Pengemasan Ramah Lingkungan

Penggunaan kemasan plastik sekali pakai menjadi salah satu isu utama dalam industri kecantikan global. Di Indonesia, semakin banyak merek kecantikan yang mulai beralih ke kemasan yang lebih ramah lingkungan. Beberapa merek telah mengadopsi kemasan yang dapat didaur ulang atau menggunakan bahan biodegradable untuk mengurangi jejak karbon mereka.

Sebagai contoh, Sampoerna Retail dan Greenlab Indonesia yang merupakan pionir dalam menghadirkan kemasan ramah lingkungan, termasuk menggunakan kemasan dari kertas daur ulang dan bahan bioplastik. Ini bukan hanya langkah positif dalam mengurangi limbah plastik, tetapi juga menunjukkan bagaimana konsumen di Indonesia semakin menyadari pentingnya keberlanjutan dalam pilihan produk kecantikan mereka.

Peluang dan Tantangan di Masa Depan

Beauty Economy di Indonesia menawarkan peluang besar bagi merek-merek kecantikan yang dapat beradaptasi dengan tren keberlanjutan dan inovasi. Seiring dengan meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya keberlanjutan dan etika, industri kecantikan di Indonesia akan terus berkembang menuju arah yang lebih hijau dan inklusif.

Namun, tantangan terbesar adalah biaya produksi yang lebih tinggi untuk bahan alami dan kemasan ramah lingkungan. Banyak perusahaan kecil dan menengah di Indonesia yang masih kesulitan dalam mengadopsi teknologi hijau dan sistem produksi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan konsumen sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan Beauty Economy yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun