Penggunaan kemasan plastik sekali pakai menjadi salah satu isu utama dalam industri kecantikan global. Di Indonesia, semakin banyak merek kecantikan yang mulai beralih ke kemasan yang lebih ramah lingkungan. Beberapa merek telah mengadopsi kemasan yang dapat didaur ulang atau menggunakan bahan biodegradable untuk mengurangi jejak karbon mereka.
Sebagai contoh, Sampoerna Retail dan Greenlab Indonesia yang merupakan pionir dalam menghadirkan kemasan ramah lingkungan, termasuk menggunakan kemasan dari kertas daur ulang dan bahan bioplastik. Ini bukan hanya langkah positif dalam mengurangi limbah plastik, tetapi juga menunjukkan bagaimana konsumen di Indonesia semakin menyadari pentingnya keberlanjutan dalam pilihan produk kecantikan mereka.
Peluang dan Tantangan di Masa Depan
Beauty Economy di Indonesia menawarkan peluang besar bagi merek-merek kecantikan yang dapat beradaptasi dengan tren keberlanjutan dan inovasi. Seiring dengan meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya keberlanjutan dan etika, industri kecantikan di Indonesia akan terus berkembang menuju arah yang lebih hijau dan inklusif.
Namun, tantangan terbesar adalah biaya produksi yang lebih tinggi untuk bahan alami dan kemasan ramah lingkungan. Banyak perusahaan kecil dan menengah di Indonesia yang masih kesulitan dalam mengadopsi teknologi hijau dan sistem produksi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan konsumen sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan Beauty Economy yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H