Mohon tunggu...
Windy TriwulandariLawa
Windy TriwulandariLawa Mohon Tunggu... Guru - Guru

saya adalah seorang guru di salah satu sekolah swasta di Nusa Tenggara Timur.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menyusun dan Membuat Kalimat Gramatikal Bahasa Inggris

6 Desember 2022   09:44 Diperbarui: 6 Desember 2022   14:30 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama saya Windy Triwulandari Lawa, saya adalah seorang guru Bahasa Inggris yang mengajar di SMA Plus Kristen Rehobot Oebelo. Sekolah yang berdiri sejak 2019 dan terletak di Kabupaten Kupang-NTT ini merupakan salah satu sekolah misi yang dibangun oleh Yayasan Rehobot Jakarta untuk membantu masyarakat desa Oebelo yang terkendala masalah ekonomi untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Anak-anak SMA Plus Kristen Rehobot Oebelo adalah anak-anak yang dikategorikan bisa dalam hal akademik tapi seringkali semangat belajar dan kemampuan mereka dalam pelajaran Bahasa Inggris kurang berkembang karena ketersediaan media pembelajaran yang terbatas dan penggunaan model pembelajaran oleh guru yang belum bisa menjawab kebutuhan siswa-siswi di sekolah ini. Sehingga perlu diterapkan model pembelajaran yang tepat dan pengadaan media pembelajaran agar bisa meningkatkan kemampuan mereka terkhususnya di mata pelajaran Bahasa Inggris. 

Situasi

Bahasa Inggris merupakan alat untuk komunikasi secara lisan dan tulis. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan maupun tertulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi dan menciptakan komunikasi yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar nantinya mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. 

Walaupun pengajaran Bahasa Inggris memiliki manfaat yang besar untuk masa depan siswa dan telah lama dilaksanakan di dunia pendidikan, namun pada kenyataannya siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajarinya dan masih terdapat beberapa permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Seperti yang dialami penulis, salah satu permasalahan pada pembelajaran Bahasa Inggris adalah rendahnya perbendaharaan kosakata siswa dan kemampuan untuk merangkai kalimat secara benar dalam struktur kalimat Bahasa Inggris. Hal tersebut ditandai oleh rendahnya kemampuan siswa dalam menemuka ide yang akan dituliskannya ke dalam bentuk kalimat sehingga kalimat yang ditulisnya hanya seadanya, biasanya hanya terdiri dari 4-5 kata. 

Berdasarkan observasi diketahui faktor penyebab rendahnya kemampuan siswa adalah faktor dari siswa sendiri dan dari guru mata pelajaran. Faktor penyebab dari siswa adalah siswa cenderung kurang mempunyai perbendaharaan kata Bahasa Inggris, siswa belum mampu merangkai kata-kata menjadi kalimat dan menyusunnya kedalam kalimat yang benar. Disamping itu rata-rata nilai ulangan harian Bahasa Inggris siswa kelas X SMA Plus Kristen Rehobot Oebelo semester 1 (sedang berjalan) pada tahun pelajaran 2022/2023 sebesar 59. Untuk dapat menuangkan gagasan dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan baik, seseorang harus bisa menguasai kosakata dan tata bahasa dengan baik pula. 

Sedangkan faktor penyebab dari guru mata pelajaran antara lain, guru masih menggunakan strategi pembelajaran model lama, yaitu menjelaskan materi pembelajaran dengan ceramah monoton, hanya menggunakan satu media, pembelajaran didominasi oleh guru sehingga siswa kurang diberi kesempatan bertanya, akibatnya siswa mengalami kejenuhan dalam belajar.

Penggunaan strategi pembelajaran yang menarik tentu akan membuat siswa menjadi lebih tertarik dan bersemangat untuk belajar. 

Hal ini tentu menjadi akar penyebab kesulitan siswa dalam menyusun sebuah kalimat bahasa inggris dengan struktur kalimat yang benar.

Praktek pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena banyak guru yang mengalami permasalahan yang sama seperti yang saya alami. Sehingga praktik ini diharapkan selain bisa memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan bisa menjadi referensi atau inspirasi baru bagi rekan guru lainnya.  

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini saya sebagai guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran ini secara efektif dengan menggunakan media dan model pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Tantangan

Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara dengan guru, kepala sekolah serta pakar, maka beberapa tantangan yang terjadi untuk mencapai tujuan tersebut yaitu :

  • Guru belum menguasai penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dan relevan dengan siswa.
  • Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang mengharuskan mereka harus aktif dalam proses pembelajaran.
  • Beberapa murid kurang aktif dalam kegiatan diskusi.
  • Penggunaan media belum maksimal.
  • Siswa tidak mengerti atau malu untuk bertanya.
  • Siswa kurang melakukan latihan-latihan soal terkait materi yang dibahas.

Siapa saja yang terlibat :

  • Saya sendiri sebagai Guru Bahasa Inggris
  • Murid kelas X-MIA dan X-IIS sebagai Sampel
  • Kepala sekolah (Selmiani Y.E Lassi, S.Pd., M.Sc) sebagai penanggung jawab
  • Rekan guru (Ibu Yuliana Talan, S.Pd)

Aksi

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut :

  • Berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran : Guru harus belajar mandiri untuk menguasai model pembelajaran yang bervariasi dan bisa menjawab kebutuhan siswa, salah satunya dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Problem Based-Learning yang secara tidak langsung memfasilitasi siswa untuk berpikir dan berperan aktif dalam pembelajaran. yang terdiri dari 5 fase/tahapan, yaitu :
    • Mengorientasikan peserta didik pada masalah
    • Mengorganisasikan peserta didik
    • Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
    • Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan terakhir
    • Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
  • Berkaitan dengan kondisi siswa : siswa harus dibiasakan untuk beradaptasi dengan model pembelajaran Problem Based-Learning yang membuat mereka aktif.
  • Berkaitan dengan suasana kelas : Guru dapat mendesain ruang kelas dengan baik, mulai dari kebersihan, kerapian, keindahan, serta posisi tempat duduk, sehingga peserta didik dapat merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar. Strategi yang digunakan yaitu memberikan banyak latihan-latihan soal terkait materi yang diajarkan melalui tugas kelompok ataupun tugas individu, dan di tuangkan dalam LKPD. Dapat juga memberikan soal-soal melalui aplikasi wordwall dan game sehingga murid merasa lebih antusias mengerjakan latihan soal dan tentunya lebih menyenangkan.
  • Berkaitan dengan penggunaan media : Guru harus kreatif dalam menggunakan media ajar yang baik dan tepat. Guru dapat menggunakan media pembelajaran berbasis TPACK berupa slide pembelajaran animasi. Kemudian materi dapat ditayangkan melalui slide sehingga dapat memudahkan peserta didik dan guru untuk memahami dan menyampaikan materi pembelajaran.
  • Berkaitan dengan Penilaian : Guru harus melakukan penilaian secara keseluruhan yang dituangkan dalam instrumen yang lengkap mulai dari kisi-kisi soal, indikator ketercapaian, dan rubrik penilaian.

Refleksi Hasil dan Dampak

Dampak yang terjadi setelah dilakukan model pembelajaran Problem Based Learning :

  • Model pembelajaran Problem Based Learning mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa dalam belajar menyusun kalimat bahasa Inggris dengan struktur kebahasaan yang benar.
  • Model pembelajaran Problem Based Learning menantang para siswa untuk belajar dan bekerja berkelompok untuk mendapatkan dan mencari solusi dari permasalahan, membuat  murid lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional yang selama ini sering digunakan. Hal ini terlihat dari indikator keaktifan murid yang meningkat dibandingkan dengan sebelum menggunakan model PBL, walaupun masih ada 4-5 orang murid yang masih tidak terlalu terlibat aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.
  • Dalam proses pembelajaran Problem Based Learning siswa menjadi lebih percaya diri dalam belajar.

Dampak dari penggunaan media berbasis TPACK yang diimplementasikan dalam bentuk gambar dan slide pembelajaran animasi yang ditayangkan berbantukan powerpoint secara umum dapat dikatakan efektif bagi guru karena dapat membantu guru menyampaikan materi lebih mudah dan membuat peserta didik lebih semangat dan tidak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran Bahasa Inggris Topik Expression of Intention, dimana pada saat pembelajaran murid dibimbing untuk menyimak dan melihat contoh-contoh Expression of Intention melalui gambar dan video pembelajaran yang disajikan di slide powerpoint, kemudian murid diminta untuk bisa menciptakan sendiri kalimat-kalimat menggunakan Expression of Intention. Lalu guru membentuk kelompok untuk berdiskusi dan murid menyelesaikan tugas yang diberikan guru pada lembar kerja (LKPD) kemudian mereka masing-masing kelompok mempresentasikannya kedepan kelas. Diakhir pembelajaran guru dan murid melakukan refleksi dan tanya jawab dan diakhiri dengan mengerjakan soal evaluasi yang harus diselesaikan oleh murid. 

Dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan strategi tersebut respon dari lingkungan sekitar yaitu murid, teman sejawat, kepala sekolah dan guru pamong memberikan respon positif. Diantaranya :

  • Untuk kegiatan pembelajaran secara keseluruhan sudah sinkron antara RPP dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
  • Penyajian materi sudah baik tapi masih ada kekurangan pada suara yang kurang keras dalam video.
  • Posisi guru pada saat merekam video pembelajaran harus melihat intensitas pencahayaan supaya kelihatan terang di dalam video dan tidak membelakangi cahaya.
  • Guru lebih aktif berkeliling dalam kelas, jangan terpaku dengan posisi hanya di depan kelas saja.
  • Respon dari peserta didik mereka menyukai kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan karena kegiatannya seru dan tidak membosankan bagi mereka.

Pembelajaran penting apa yang didapatkan dalam Proses kegiatan yang sudah dilakukan :

Pembelajaran yang saya dapatkan baik dari Aksi 2 adalah dari kegiatan ini ternyata saya dapat mendesain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inovatif dan membuat media berbasis TPACK.

Begitu besarnya dampak dari penggunaan model pembelajaran inovatif serta penggunaan media berbasis TPACK dalam kegiatan pembelajaran, hal itu dibuktikan dengan menggunakan model dan media tersebut aktivitas pembelajaran terasa lebih menyenangkan serta dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman peserta didik terhadap materi dan kegiatan pembelajaran yang diberikan. Guru juga menyampaikan materi pembelajaran lebih mudah dibandingkan menggunakan metode konvensional yang selama ini sering digunakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun