Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara dengan guru, kepala sekolah serta pakar, maka beberapa tantangan yang terjadi untuk mencapai tujuan tersebut yaitu :
- Guru belum menguasai penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dan relevan dengan siswa.
- Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang mengharuskan mereka harus aktif dalam proses pembelajaran.
- Beberapa murid kurang aktif dalam kegiatan diskusi.
- Penggunaan media belum maksimal.
- Siswa tidak mengerti atau malu untuk bertanya.
- Siswa kurang melakukan latihan-latihan soal terkait materi yang dibahas.
Siapa saja yang terlibat :
- Saya sendiri sebagai Guru Bahasa Inggris
- Murid kelas X-MIA dan X-IIS sebagai Sampel
- Kepala sekolah (Selmiani Y.E Lassi, S.Pd., M.Sc) sebagai penanggung jawab
- Rekan guru (Ibu Yuliana Talan, S.Pd)
Aksi
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut :
- Berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran : Guru harus belajar mandiri untuk menguasai model pembelajaran yang bervariasi dan bisa menjawab kebutuhan siswa, salah satunya dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Problem Based-Learning yang secara tidak langsung memfasilitasi siswa untuk berpikir dan berperan aktif dalam pembelajaran. yang terdiri dari 5 fase/tahapan, yaitu :
- Mengorientasikan peserta didik pada masalah
- Mengorganisasikan peserta didik
- Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan terakhir
- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
- Berkaitan dengan kondisi siswa : siswa harus dibiasakan untuk beradaptasi dengan model pembelajaran Problem Based-Learning yang membuat mereka aktif.
- Berkaitan dengan suasana kelas : Guru dapat mendesain ruang kelas dengan baik, mulai dari kebersihan, kerapian, keindahan, serta posisi tempat duduk, sehingga peserta didik dapat merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar. Strategi yang digunakan yaitu memberikan banyak latihan-latihan soal terkait materi yang diajarkan melalui tugas kelompok ataupun tugas individu, dan di tuangkan dalam LKPD. Dapat juga memberikan soal-soal melalui aplikasi wordwall dan game sehingga murid merasa lebih antusias mengerjakan latihan soal dan tentunya lebih menyenangkan.
- Berkaitan dengan penggunaan media : Guru harus kreatif dalam menggunakan media ajar yang baik dan tepat. Guru dapat menggunakan media pembelajaran berbasis TPACK berupa slide pembelajaran animasi. Kemudian materi dapat ditayangkan melalui slide sehingga dapat memudahkan peserta didik dan guru untuk memahami dan menyampaikan materi pembelajaran.
- Berkaitan dengan Penilaian : Guru harus melakukan penilaian secara keseluruhan yang dituangkan dalam instrumen yang lengkap mulai dari kisi-kisi soal, indikator ketercapaian, dan rubrik penilaian.
Refleksi Hasil dan Dampak
Dampak yang terjadi setelah dilakukan model pembelajaran Problem Based Learning :
- Model pembelajaran Problem Based Learning mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa dalam belajar menyusun kalimat bahasa Inggris dengan struktur kebahasaan yang benar.
- Model pembelajaran Problem Based Learning menantang para siswa untuk belajar dan bekerja berkelompok untuk mendapatkan dan mencari solusi dari permasalahan, membuat  murid lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional yang selama ini sering digunakan. Hal ini terlihat dari indikator keaktifan murid yang meningkat dibandingkan dengan sebelum menggunakan model PBL, walaupun masih ada 4-5 orang murid yang masih tidak terlalu terlibat aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.
- Dalam proses pembelajaran Problem Based Learning siswa menjadi lebih percaya diri dalam belajar.
Dampak dari penggunaan media berbasis TPACK yang diimplementasikan dalam bentuk gambar dan slide pembelajaran animasi yang ditayangkan berbantukan powerpoint secara umum dapat dikatakan efektif bagi guru karena dapat membantu guru menyampaikan materi lebih mudah dan membuat peserta didik lebih semangat dan tidak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran Bahasa Inggris Topik Expression of Intention, dimana pada saat pembelajaran murid dibimbing untuk menyimak dan melihat contoh-contoh Expression of Intention melalui gambar dan video pembelajaran yang disajikan di slide powerpoint, kemudian murid diminta untuk bisa menciptakan sendiri kalimat-kalimat menggunakan Expression of Intention. Lalu guru membentuk kelompok untuk berdiskusi dan murid menyelesaikan tugas yang diberikan guru pada lembar kerja (LKPD) kemudian mereka masing-masing kelompok mempresentasikannya kedepan kelas. Diakhir pembelajaran guru dan murid melakukan refleksi dan tanya jawab dan diakhiri dengan mengerjakan soal evaluasi yang harus diselesaikan oleh murid.Â
Dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan strategi tersebut respon dari lingkungan sekitar yaitu murid, teman sejawat, kepala sekolah dan guru pamong memberikan respon positif. Diantaranya :
- Untuk kegiatan pembelajaran secara keseluruhan sudah sinkron antara RPP dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
- Penyajian materi sudah baik tapi masih ada kekurangan pada suara yang kurang keras dalam video.
- Posisi guru pada saat merekam video pembelajaran harus melihat intensitas pencahayaan supaya kelihatan terang di dalam video dan tidak membelakangi cahaya.
- Guru lebih aktif berkeliling dalam kelas, jangan terpaku dengan posisi hanya di depan kelas saja.
- Respon dari peserta didik mereka menyukai kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan karena kegiatannya seru dan tidak membosankan bagi mereka.
Pembelajaran penting apa yang didapatkan dalam Proses kegiatan yang sudah dilakukan :
Pembelajaran yang saya dapatkan baik dari Aksi 2 adalah dari kegiatan ini ternyata saya dapat mendesain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inovatif dan membuat media berbasis TPACK.
Begitu besarnya dampak dari penggunaan model pembelajaran inovatif serta penggunaan media berbasis TPACK dalam kegiatan pembelajaran, hal itu dibuktikan dengan menggunakan model dan media tersebut aktivitas pembelajaran terasa lebih menyenangkan serta dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman peserta didik terhadap materi dan kegiatan pembelajaran yang diberikan. Guru juga menyampaikan materi pembelajaran lebih mudah dibandingkan menggunakan metode konvensional yang selama ini sering digunakan.