Rumah Tangga di keluarga ibarat pondasi sebuah rumah yang memberi kestabilan, kenyamanan, dan keamanan untuk seluruh anggota keluarga. Seorang ibu selalu menjadi garda terdepan saat terdapat anggota keluarga yang jatuh sakit. Penggunaan obat yang aman dan tepat merupakan komponen penting dalam menjaga kesehatan di dalam keluarga. Para Ibu Rumah Tangga memegang peranan krusial dalam pengelolaan kesehatan keluarga. Sehingga, sudah seharusnya para Ibu Rumah Tangga memiliki kapabilitas yang memadai dalam mengelola obat - obatan.
Peran IbuDewasa ini, masih terdapat informasi yang salah dan kurang tepat yang sering kali ditangkap oleh Ibu Rumah Tangga dengan mengandalkan informasi words of mouth atau praktik turun temurun dalam penggunaan obat. Sehingga, seringkali dalam penggunaan obat terjadi ketidaktepatan baik itu dalam hal mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat.
Berangkat dari permasalahan ini, Tim KKN-BBK4 Manukan Wetan II, Kelurahan Manukan Wetan, Kecamatan Tandes, Kota Surabaya menginisiasi adanya sosialisasi dan praktik tentang mengelola obat melalui salah satu program kerja bidang kesehatan, yaitu Sosialisasi dan Praktik DaGuSiBu. Dagusibu merupakan akronim dari Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang mengenai obat - obatan yang merupakan program dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan dan pengawasan penggunaan obat yang baik dan benar.
Sosialisasi dan Praktik DaGuSiBu ini dilakukan selama 3 kali selama periode KKN BBK 4 Universitas Airlangga di Kelurahan Manukan Wetan, yaitu pada tanggal 09 Juli (RW 02), 12 Juli (RW 06), dan 14 Juli (RT 01 RW 06). Target sasaran dari program kerja ini adalah Ibu Rumah Tangga. Pemberian materi diberikan oleh Aisyah Hartiningrum, mahasiswa program studi farmasi bersama Faradila Aulia, mahasiswa program studi kesehatan masyarakat. Kegiatan diawali dengan pemberian pre test yang disediakan oleh panitia untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu rumah tangga terkait DaGuSiBu.
Materi pertama ialah tentang betapa pentingnya mendapatkan obat dari sumber terpercaya, seperti apotek, klinik, Puskesmas, rumah sakit, dan toko obat berizin. Dalam pemaparan ini, juga dijelaskan mengenai beberapa jenis obat dengan melihat label yang tertera pada kemasan, seperti obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, dan obat narkotika.
Selanjutnya, para peserta diedukasi mengenai cara-cara menggunakan obat yang tepat. Hal ini mencakup informasi tentang dosis, aturan dan tata cara mengonsumsi obat, waktu penggunaan, dan efek samping dari beberapa obat. Kemudian, para Ibu Rumah Tangga diberikan pemahaman mengenai pentingnya menyimpan obat. Tujuannya yaitu supaya obat terjaga kualitasnya, tidak rusak selama penyimpanan, dan aman untuk digunakan.
Sesi terakhir dari pemaparan materi adalah tentang tata cara membuang obat yang sudah tidak digunakan atau sudah kadaluarsa. Dalam materi ini, tata cara membuang obat dibedakan menurut jenis obat (tablet, kapsul, cair, atau semi padat) dan kemasan (botol, blister, strip, atau puyer). Selain pemberian materi, para Ibu Rumah Tangga juga diberikan praktik langsung mengenai cara membuang obat agar tidak mencemari lingkungan dan tidak disalahgunakan. Selain itu, dalam pemaparan materi juga diberikan beberapa informasi yang selama ini sering salah diterapkan dalam mengonsumsi obat - obatan, misalnya tidak boleh minum obat dengan air hangat atau teh karena dapat menghambat keefektifan obat, juga antibiotik yang harus diminum sampai habis tidak hanya berhenti saat gejala sudah membaik dan beberapa informasi lainnya terkait obat - obatan.
Untuk mengantisipasi kejenuhan peserta, panitia juga menyelipkan ice breaking di tengah - tengah kegiatan. Para peserta yang hadir dan panitia melakukan peregangan melalui senam penguin bersama. Dilanjutkan dengan sesi QnA, para ibu rumah tangga antusias dalam kegiatan dan memiliki banyak pertanyaan kepada pemateri di lapangan saat sesi ini.
“Mbak, apakah obat hipertensi harus diminum hingga habis? terkadang saya tidak merasa gejala apapun sehingga saya tidak minum obat hari itu”
“Mbak, bagaimana ya cara mengantisipasi anak kecil yang hanya mau minum obat dengan makanan atau minuman manis?”