Mohon tunggu...
Windya Dewi AM
Windya Dewi AM Mohon Tunggu... Human Resources - HRD PT Galang Kangin Software

It's Never Too Late To Be Better Tomorrow

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Produk Imitasi Mempengaruhi Kebutuhan Masyarakat Generasi Milenial

28 September 2023   16:00 Diperbarui: 28 September 2023   16:20 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga, dalam hal ini penting konsumen harus memahami mengenai pengetahuan tentang keuangan yang akan memiliki dampak kedepannya. Ketika konsumen terlalu mengikuti keinginan yang tidak terbatas dan hanya digunakan untuk sesuatu yang kurang bermanfaat dimasa depan agar kembali menimbang untuk melakukan pembelian pada suatu produk yang mewah dan dilakukan suatu pertimbangan lagi apakah produk tersebut merupakan suatu kebutuhan atau hanya suatu keinginan yang dapat dibeli dikemudian hari.

Pembahasan

Memiliki pengetahuan yang baik terhadap sikap keuangan dapat membantu seseorang dalam mengerti bagaimana suatu manusia dan uang memiliki keterkaitan. Dimana sikap dari keuangan memiliki pengertian yaitu dapat sebagai pendapat, pikiran serta penilaian mengenai keuangan. Menurut Walgito (2003), pembentukan dan perubahan sikap individu akan ditentukan oleh 2 faktor, yaitu:

  • Faktor internal (individu itu sendiri) yaitu dengan cara bagaiaman individu dalam menanggapi dunia luar dengan secara sadar untuk selektif hingga tidak semua yang datang akan langsung ditolak atau diterima, sehingga dapat dipikirkan lebih baik lagi.
  • Faktor eksternal yang mana suatu keadaan yang ada pada diluar individu yang dapat membantu untuk membentuk atau mengubah sikap individu.

Sehingga, penting bagi kita diera digital dan modern, untuk lebih meneliti kembali mengenai kebutuhan yang harus diutamakan, sehingga nantinya tidak menjadi permasalahan mengenai faktor ekonomi dimasa yang akan datang. Tidak dipungkiri banyak masyarakat yang menyukai barang branded atau barang mewah. Namun, hal tersebut juga harus kita teliti kembali kedepannya apakah hal tersebut sudah memenuhi kebutuhan primer. 

Dan banyak juga suatu bisnis yang akan terus berupaya untuk terus memenuhi keinginan dari konsumennya, sehingga barang imitasi menjadi salah satu alternative seseorang untuk memenuhi keinginannya dalam menggunakan barang mewah. Bahkan kini, semakin modern dan canggih dari suatu teknologi menjadikan barang imitasi memiliki rupa yang benar-benar seperti produk original, hingga susah untuk mengenali barang tersebut imitasi atau original. 

Beredarnya barang branded dari luar negeri, hingga konsumen lupa bahwa produk dalam negeri memiliki produk yang tak kalah mewah dan berkualitas dari produk luar dengan jangkauan harga yang relatif lebih murah.

Saran

Dalam menyikapi konsumen yang memiliki keinginan terbatas dalam suatu barang mewah dan tanpa ditimbangkan kembali apakah hal tersebut hanya sebagai suatu kebutuhan yang penting atau sebaliknya. Konsumen juga perlu memiliki pemahaman bahwa barang branded dapat dijadikan suatu investasi kedepannya atau tidak. Sehingga penting bagi konsumen sebaiknya menimbang kembali sebelum memutuskan sesuatu untuk melakukan suatu transaksi pada suatu barang. 

Dan sebaiknya konsumen dapat melihat kembali bahwa barang yang diproduksi oleh dalam negeri yaitu produk dari Indonesia kini semakin berkembang dan memiliki kualitas yang semakin mengedepankan kenyamanan untuk penggunanya, sehingga tidak perlu lagi konsumen untuk mengkonsumsi barang yang bersifat imitasi.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun