Mohon tunggu...
Windya Dewi AM
Windya Dewi AM Mohon Tunggu... Human Resources - HRD PT Galang Kangin Software

It's Never Too Late To Be Better Tomorrow

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Produk Imitasi Mempengaruhi Kebutuhan Masyarakat Generasi Milenial

28 September 2023   16:00 Diperbarui: 28 September 2023   16:20 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Produk Imitasi Mempengaruhi Kebutuhan Masyarakat Generasi Milenial

Oleh: Ayu Windya Dewi AM. (Mahasiswa Prodi S2 Ilmu Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha)

 

 

Pendahuluan

Pada awalnya istilah dari kata imitasi ini digunakan untuk suatu kondisi dalam sebuah pendidikan dan dalam perekonomian suatu negara. Imitasi berasal dari kata standar yang berarti dasar, pedoman, batas. Dalam zaman yang sudah serba digital dan modern banyak konten-konten yang digunakan memasarkan produk sepert kecantikan, olahraga dan fashion. Setiap konten dari influencer yang dikonsumsi oleh publik tanpa disadari akan langsung menjadi sebuah standar mengenai gaya hidup dari masyarakat generasi milenial ini.

Kebutuhan konsumen di pasaran yang selalu berubah-ubah dan terus meningkat dan tidak ada batasnya, mengakibatkan suatu perusahaan atau pembisnis terus memperbaharui brand hingga barang-barang produksinya agar terus mampu berkembang dipasaran. Tak heran banyaknya brand-brand besar yang terus menciptakan produk-produk baru yang diproduksi original dengan bahan serta memiliki kualitas yang mewah dijual dengan harga mencapai jutaan hingga milyaran. Tingginya minat konsumen dipasaran terhadap brand mewah seringkali tidak sesuai dengan kemampuan finansial. Dan tidak sedikit konsumen yang tetap ingin mengasosiasikan dirinya terhadap produk mewah melalui produk imitasi sebagai alternatif.

Terkadang dalam menentukan pembelian dari produk original dan imitasi terhadap produk mewah, konsumen salah dalam melakukan keputusan. Konsumen dalam menentukan keputusan pada produk yang dibelinya berupa, produk melalui brand luar yang mewah dengan harga yang mahal atau menggunakan produk imitasi dengan hampir menyerupai produk originalnya namun dengan harga yang relatif lebih rendah. Tanpa disadari semakin banyaknya pola tindakan yang diperlihatkan oleh influencer terkadang akan diikuti oleh generasi milenial yang mana hal tersebut membawa dampak dalam sebuah permasalahan sosial seperti budaya shopaholic, hedonism, dan konsumtif. Sehingga hal ini menyebabkan generasi milenial lebih mementingkan perspektif dari pada kebutuhan yang harusnya dilebih dahulukan.

Kajian Teori

Menurut Litner (1998:7) perilaku keuangan adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaiman bereaksi dan menyikapi sesuatu atas informasi yang ada dalam upaya untuk memperhatikan risiko yang melekat dalam dirinya. Dimana perilaku keuangan lebih mudah untuk memahami mengapa suatu konsumen membuat keputusan tetapi sering kali mengalami hambatan dalam melakukan pengukuran terhadap efek dari tindakan yang telah diambil. Perilaku keuangan juga mempelajari aspek interaksi manusia yang dihadapkan pada suatu ketidakpastian dalam membuat suatu keputusan ekonomi. Perilaku keuangan juga suatu perilaku yang dilakukan oleh individu dalam melakukan pengelolaan terhadap keuangan pribadinya. 

Menurut Robb dan Woodyard (2011) mengatakan bahwa cara seseorang dalam mengelola keuangan pribadi dan pengelolaan keuangannya dapat menjadi salah satu faktor utama dalam kontribusi pada kepuasan atau ketidakpuasan keuangan dari seseorang. Menurut Cohen dan Nelson (2011) mengatakan bahwa pengetahuan keuangan mencangkup kemampuan untuk memahami pilihan keuangan, membelanjakan dengan bijak, merencanakan masa depan dan melakukan pengelolaan tantangan yang terkait dengan peristiwa kehidupan seperti kehilangan pekerjaan, membayar pendidikan anak, dan menabung untuk pension dihari tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun