Semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, manusia harus semakin mengkerucut (golong gilig) manunggaling Jiwa, Rasa, Cipta, Karsa, dan Karya dalam kehidupan kita (semakin dekat dengan Sang Pencipta).
Sedangkan pakaian lurik atau Surjan adalah salah satu pakaian adat jawa, biasanya dilengkapi dengan menggunakan blangkon. Surjan tidak hanya sebagai identitas pakaian jawa saja, namun ada banyak makna keislaman dalam pakaian lurik atau Surjan.Â
Kata "Surjan" sendiri berasal dari bahasa arab yang artinya lampu atau dalam bahasa jawa artinya pepadhang. Baju lurik atau Surjan dirancang oleh Para Wali dalam mengembangkan islam, dengan begitu terdapan makna rukun islam yang ada 5 dan rukun iman yang ada 6. Baju lurik atau Surjan juga memiliki banyak kandungan ajaran dari Kanjeng Sunan Kalijaga.Â
Baju lurik atau Surjan memiliki 5 kancing baju. 3 kancing baju ada di bagian depan dan 2 Â ada dibagian leher. 5 kancing baju tersebut melambangkan rukun Islam. 3 kancing yang berada didepan dan tertutup melambangkan 3 rukun Islam yakni syahadat,sholat dan puasa.
Mengapa tertutup ? Karena seseorang muslim dalam menjalankan ketiga rukun tersebut tidak butuh untuk dilihat atau dipamerkan kepada orang lain. Sedangkan blangkon yang di pakai di kepala melambangkan filosofi rukun iman ada 6 .
Itulah filosofi dari gunungan wayang dan motif Surjan yang menjadi inspirasi pembuatan logo halal baru. Warna ungu dipilih karena melambangkan keimanan, kesatuan lahir batin, dan daya imajinasi. Sedangka warna sekundernya yaitu hijau toska melambangkan kebijakan, stabilitas, dan ketenangan. Penetapan penggunaan logo halal baru ini sesuai dengan surat Keputusan Kepala BPJPH Nomor 40 Tahun 2022, yang ditetapkan mulai tanggal 1 Maret 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H