a) Multiple Stage Sample
Sampel ditarik dari kelompok populasi, tetapi tidak semua anggota populasi menjadi anggota sampel. Pada tiap kelompok populasi kita pilih sejumlah anggota tertentu untuk menjadi anggota sampel dengan jumlah yang sama, atau sebanding dengan besar relative anggota kelompok populasi yang masuk ke dalam sub sampel.
b) Stratified Sample
Populasi dibagi ke dalam kelompok yang homogen (berdasarkan strata) terlebih dahulu, kemudian ditarik sampel dari setiap strata.
c) Cluster Sampling
Populasi dibagi dahulu berdasarkan area (cluster). Anggota tiap subpopulasi tiap cluster tidak harus homogen, beberapa cluster dipilih dulu sebagai sampel, kemudian dipilih lagi anggota unit dari sampel cluster diatas.
d) Stratified Cluster Sampling
Sampel ditarik dengan teknik kombinasi antara stratified sampling dan cluster sampling.
2. Desain sampling skuensial (sequential sampling design)
Berbeda halnya dengan desain sampling tetap, jika dalam penarikan sampel tidak sama selama penarikan sampel berlangsung, maka desain sampling disebut sekuensial. Sampling sekuensial dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: (a) menarik sampel secara bertingkat, dan (b) dengan mengamati satu persatu anggota-anggota populasi.
Sumber: Churchman dalam Nazir. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Dari seluruh cara/metodeyang ada seluruhnya mengambil sebagian contoh/sample untuk diteliti. Seberapa akurtkah sampling ini dpat diandalkan ?Jawabannya adalah semakin banyak /rapat sampling yang diambil, hasilnya semakin mendekati kebenaran.
Demikian juga dalam hal Quick Count, semakin banyak TPS yang diambil sebagai sample dan penyebarannya semakin banyak/luas tentu akan semakin mendekati kebenaran.
Diantara 11 Lembaga Survey, mana yang paling akurat ? Tentu pertaruhannya adalah jumlah titik sampling dan penyebarannya.
Saya pikir untuk seluruh masyarakat umum janganlah terlalu mendewakan salah satu Lembaga Survey yang dianggap paling handal dengan serta merta menyalahkan yang lain. Tunggu saja tanggal 22, setelah KPU menylesaikan seluruh tahapan yangada dan berhasil menghitung jumlah seluruh surat suara yang sah untuk menentukan siapa presiden kita mendatang.
Menurut saya KPU sudah sangat transpatant memuat seluruh hasil2 perolehan suara di Seluruh Indonesia. Untuk mengawal suara dari TPS kita. yang harus kita lakukan adalah mencocokkan jumlah suara yang dihitung/ada di PLANO C1 yang digelar di TPS dengan Scan C1 masing-masing TPS yang termuat di web KPU. Bila angka yang ada di Scan C1 (hal 4) berbeda dari Plano C1 yang dibentang di TPS tentu dapat dipersoalkan .Namun jika sudah sama apalagi yang mau dituntut….? Rasanya kurang pekerjaan jika kita menuntut hal-2 yang tidak berdasar.