Judul                      :TINJAUAN YURIDIS PERAN BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) DALAM MEMBERIKAN PEMBIMBINGAN KEMASYARAKATAN TERHADAP KLIEN DEWASA YANG MEMPEROLEH PEMBEBASAN BERSYARAT
Nama Penulis              :Nofia Erizka, Uyan Wiryadi, Diah Turis Kaemirawati
Jurnal                      :Jurnal Krisna Law
Volume dan Tahun         :Vol. 5 No 2, 2023
Link Artikel Jurnal         :https://ejournal.hukumunkris.id/index.php/krisnalaw/article/view/472
Pendahuluan / Latar Belakang
Untuk menjalankan sistem pemasyarakatan, Pemerintah melalui Kementerian  Hukum  dan  Hak  Asasi  Manusia  membentuk  instansi  yang memiliki  salah  satu  tugas  untuk  memberikan  pembimbingan  kepada  Warga Binaan  atau  Klien  Pemasyarakatan  yakni  Balai  Pemasyarakatan  (Bapas). Berdasarkan  Pasal  1  angka  20  Undang-Undang  Nomor  22  Tahun  2022  tentang Pemasyarakatan,  dijelaskan  bahwa  Bapas  adalah  lembaga  atau  tempat  yang menjalankan pembimbingan  kemasyarakatan  terhadap  klien.  Klien  yang dimaksud  dalam  pasal  tersebut,  dijelaskan  pada  Pasal  1  angka  9  Undang-Undang  Nomor  22  Tahun  2022  tentang  Pemasyarakatan  bahwa klien pemasyarakatan   adalah   seseorang   yang   berada   dalam   pembimbingan kemasyarakatan, baik dewasa maupun anak. Bapas mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan sebagian dari tugas pokok DirektoratJenderalPemasyarakatan   dalam   menyelenggarakan pembimbingan klien  pemasyarakatan  di  daerahnya.  Bentuk  bimbingan  yang diberikan  Bapas  bermacam-macam,  mulai  dari  pemberian  pembinaan  tentang agama,  keterampilan,  sampai  pada  pembinaan  kepribadian.  Bimbingan  ini diberikan  dengan  tujuan  agar klien  dapat  hidup  dengan baik di  dalammasyarakat,  dapat  bertanggung  jawab,  dapat  memperbaiki  diri,  dan  tidak mengulangi  tindak  kejahatan  serta  dapat  kembali  menjadi  warga  negara  yang baik. Sebagai  konsekuensi  atas  perlindungan  terhadap  tindakan  pembimbingan tersebut,  dalam  Pasal  45  ayat  (1)  Peraturan  Pemerintah  Nomor  32  Tahun  1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, menyatakan,bahwa:"Bimbingan terhadap narapidana, anak pidana, dan anak Negara yang diberi pembebasan bersyarat dilaksanakan oleh Bapas." Penulis  peroleh  dari  Bapas  Kelas  II  Bekasi  bahwa  masih  terdapat klien pemasyarakatan kategori dewasa yang memperoleh pembebasan bersyarat dan masih  dalam  masa  pembimbingan  kemasyarakatan  di  Bapas  Kelas  II  Bekasi, kembali  melakukan  pelanggaran  hukum  atau  mengulangi  perbuatan  tindak pidana  yang  sebelumnya  pernah  dilakukan.  Berdasarkan  hal  tersebut,  dapat dilihat  betapa  penting  dan  tidak  dapat  dipisahkannya  antara  fungsi  kontrol, bimbingan, dan peranan Bapas terhadap kebutuhan dan juga masa depan dari seseorang yang berstatus sebagai seorang klien pemasyarakatan. Peranan Bapas melalui  petugas pembimbing  kemasyarakatan  terhadap Klien  dewasa  yang memperoleh  pembebasan  bersyarat  sangatlah  penting  sekali  karena  hal  ini merupakan  kelanjutan  dari  proses  pembinaan  narapidana  setelah  keluar  dari Lapas,  untuk  membangun  dan  membenahi  seseorang  agar  menjadi  lebih  baik, dan kembali ke masyarakat serta tidak mengulangi tindak pidana lagi
Konsep/teori dan tujuan penelitian
Teori yang ada pada penelitian ini merujuk pada  teori  kemanfaatan  hukum  Jeremy  Bentham,  bahwa  hukum harus  memberikan  persamaan  bagi  setiap  masyarakat. Sebagaimana  teori  kepatuhan  hukum  yang  digunakan  peneliti, kepatuhan hukum  adalah  kesadaran kemanfaatan  hukum  yang  melahirkan  bentuk "kesetiaan"masyarakat  terhadap  nilai-nilai  hukum  yang  diberlakukan  dalam hidup bersama yang diwujudkan dalam bentuk perilakuyang senyatanya patuh terhadap  nilai-nilai  hukum  itu  sendiri  yang  dapat  dilihat  dan  dirasakan  oleh sesama anggota masyarakat. Sedangkan tujuan penelitian ini ialah untuk meneliti betapa  penting  dan  tidak  dapat  dipisahkannya  antara  fungsi  kontrol, bimbingan, dan peranan Bapas terhadap kebutuhan dan juga masa depan dari seseorang yang berstatus sebagai seorang klien pemasyarakatan. Peranan Bapas melalui  petugas pembimbing  kemasyarakatan  terhadap Klien  dewasa  yang memperoleh  pembebasan  bersyarat  sangatlah  penting  sekali  karena  hal  ini merupakan  kelanjutan  dari  proses  pembinaan  narapidana  setelah  keluar  dari Lapas,  untuk  membangun  dan  membenahi  seseorang  agar  menjadi  lebih  baik, dan kembali ke masyarakat serta tidak mengulangi tindak pidana lagi
Jenis/metode Penelitian
Jenis  penelitian  ini  adalah hukum  normatif,  yaitu  penelitian  dengan mengkaji dan menganalisis substansi peraturan perundang-undangan yang erat hubungannya dengan  perpustakaan atas pokok permasalahan atau isu hukum dalam konsistensinya dengan asas-asas hukum yang ada
Sumber Data Penelitian
1)Bahan  hukum  primer,  meliputi  peraturan  perundang-undangan  yakni Undang-Undang  Nomor  22  Tahun  2022  tentang  Pemasyarakatan, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi  Manusia Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 3 Tahun 2018 tentang Syarat dan Tata  Cara  Pemberian  Remisi,  Asimilasi,  Cuti  Mengunjungi  Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat.
2)Bahan  hukum  sekunder,  meliputi:artikel,  buku,  media  internet,  jurnal, serta
3)Bahan hukum tersier, meliputi:kamus dan ensiklopedia
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data melalui studi dokumen atau bahan pustaka yang merupakan  penelitian  kepustakaan  (library  research)  dan  dengan  melakukan studi lapangan (field research) yakni mewawancarai narasumber di Bapas Kelas II Bekas
Teknik Analisis DataData yang diperoleh adalah bersifat data kualitatif. Kemudian data itu diolah dianalisis secara kualitatif,sehingga hasil analisis data pun bersifat kualitatif dan tidak menggunakan rumus-rumus statistik dan matematis.
Pendekatan Penelitian
Penulis   memakai   pendekatan   penelitian   yuridis   normatif   yang pendekatannya  dari  sudut  ilmu  hukum  agar  penelitian  ini  dapat  memperoleh gambaran  secara  menyeluruh  terhadap  permasalahan  dalam  penelitian  ini, tetapi  pendekatan  ini  tidak  bersifat  politik  dan  hanya  bersifat  memberikan dukungan terhadap pendekatan yuridis