Mohon tunggu...
Windu Baskoro
Windu Baskoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - TARUNA POLTEKIP ANGKATAN 55

SAYA MERUPAKAN TARUNA DI POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN ANGKATAN 55

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Jurnal Penelitian Hukum Normatif

11 September 2023   21:02 Diperbarui: 11 September 2023   21:04 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul                                           :TINJAUAN YURIDIS PERAN BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) DALAM MEMBERIKAN PEMBIMBINGAN KEMASYARAKATAN TERHADAP KLIEN DEWASA YANG MEMPEROLEH PEMBEBASAN BERSYARAT

Nama Penulis                          :Nofia Erizka, Uyan Wiryadi, Diah Turis Kaemirawati

Jurnal                                          :Jurnal Krisna Law

Volume dan Tahun                :Vol. 5 No 2, 2023

Link Artikel Jurnal                 :https://ejournal.hukumunkris.id/index.php/krisnalaw/article/view/472



Pendahuluan / Latar Belakang

Untuk menjalankan sistem pemasyarakatan, Pemerintah melalui Kementerian   Hukum   dan   Hak   Asasi   Manusia   membentuk   instansi   yang memiliki  salah  satu  tugas  untuk  memberikan  pembimbingan  kepada  Warga Binaan   atau   Klien   Pemasyarakatan   yakni   Balai   Pemasyarakatan   (Bapas). Berdasarkan  Pasal  1  angka  20  Undang-Undang  Nomor  22  Tahun  2022  tentang Pemasyarakatan,  dijelaskan  bahwa  Bapas  adalah  lembaga  atau  tempat  yang menjalankan pembimbingan   kemasyarakatan   terhadap   klien.   Klien   yang dimaksud  dalam  pasal  tersebut,  dijelaskan  pada  Pasal  1  angka  9  Undang-Undang   Nomor   22   Tahun   2022   tentang   Pemasyarakatan   bahwa klien pemasyarakatan    adalah    seseorang    yang    berada    dalam    pembimbingan kemasyarakatan, baik dewasa maupun anak. Bapas mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan sebagian dari tugas pokok DirektoratJenderalPemasyarakatan     dalam     menyelenggarakan pembimbingan klien  pemasyarakatan  di  daerahnya.  Bentuk  bimbingan  yang diberikan  Bapas  bermacam-macam,  mulai  dari  pemberian  pembinaan  tentang agama,  keterampilan,  sampai  pada  pembinaan  kepribadian.  Bimbingan  ini diberikan   dengan   tujuan   agar klien   dapat   hidup   dengan baik di   dalammasyarakat,  dapat  bertanggung  jawab,  dapat  memperbaiki  diri,  dan  tidak mengulangi  tindak  kejahatan  serta  dapat  kembali  menjadi  warga  negara  yang baik. Sebagai  konsekuensi  atas  perlindungan  terhadap  tindakan  pembimbingan tersebut,  dalam  Pasal  45  ayat  (1)  Peraturan  Pemerintah  Nomor  32  Tahun  1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, menyatakan,bahwa:"Bimbingan terhadap narapidana, anak pidana, dan anak Negara yang diberi pembebasan bersyarat dilaksanakan oleh Bapas." Penulis  peroleh  dari  Bapas  Kelas  II  Bekasi  bahwa  masih  terdapat klien pemasyarakatan kategori dewasa yang memperoleh pembebasan bersyarat dan masih  dalam  masa  pembimbingan  kemasyarakatan  di  Bapas  Kelas  II  Bekasi, kembali  melakukan  pelanggaran  hukum  atau  mengulangi  perbuatan  tindak pidana  yang  sebelumnya  pernah  dilakukan.  Berdasarkan  hal  tersebut,  dapat dilihat  betapa  penting  dan  tidak  dapat  dipisahkannya  antara  fungsi  kontrol, bimbingan, dan peranan Bapas terhadap kebutuhan dan juga masa depan dari seseorang yang berstatus sebagai seorang klien pemasyarakatan. Peranan Bapas melalui  petugas pembimbing  kemasyarakatan  terhadap Klien  dewasa  yang memperoleh  pembebasan  bersyarat  sangatlah  penting  sekali  karena  hal  ini merupakan  kelanjutan  dari  proses  pembinaan  narapidana  setelah  keluar  dari Lapas,  untuk  membangun  dan  membenahi  seseorang  agar  menjadi  lebih  baik, dan kembali ke masyarakat serta tidak mengulangi tindak pidana lagi

Konsep/teori dan tujuan penelitian

Teori yang ada pada penelitian ini merujuk pada  teori  kemanfaatan  hukum  Jeremy  Bentham,  bahwa  hukum harus  memberikan  persamaan  bagi  setiap  masyarakat. Sebagaimana  teori  kepatuhan  hukum  yang  digunakan  peneliti, kepatuhan hukum   adalah   kesadaran kemanfaatan   hukum   yang   melahirkan   bentuk "kesetiaan"masyarakat  terhadap  nilai-nilai  hukum  yang  diberlakukan  dalam hidup bersama yang diwujudkan dalam bentuk perilakuyang senyatanya patuh terhadap  nilai-nilai  hukum  itu  sendiri  yang  dapat  dilihat  dan  dirasakan  oleh sesama anggota masyarakat. Sedangkan tujuan penelitian ini ialah untuk meneliti betapa  penting  dan  tidak  dapat  dipisahkannya  antara  fungsi  kontrol, bimbingan, dan peranan Bapas terhadap kebutuhan dan juga masa depan dari seseorang yang berstatus sebagai seorang klien pemasyarakatan. Peranan Bapas melalui  petugas pembimbing  kemasyarakatan  terhadap Klien  dewasa  yang memperoleh  pembebasan  bersyarat  sangatlah  penting  sekali  karena  hal  ini merupakan  kelanjutan  dari  proses  pembinaan  narapidana  setelah  keluar  dari Lapas,  untuk  membangun  dan  membenahi  seseorang  agar  menjadi  lebih  baik, dan kembali ke masyarakat serta tidak mengulangi tindak pidana lagi

Jenis/metode Penelitian

Jenis   penelitian   ini   adalah hukum   normatif,   yaitu   penelitian   dengan mengkaji dan menganalisis substansi peraturan perundang-undangan yang erat hubungannya dengan  perpustakaan atas pokok permasalahan atau isu hukum dalam konsistensinya dengan asas-asas hukum yang ada

Sumber Data Penelitian

1)Bahan  hukum  primer,  meliputi  peraturan  perundang-undangan  yakni Undang-Undang   Nomor   22   Tahun   2022   tentang   Pemasyarakatan, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi  Manusia Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 3 Tahun 2018 tentang Syarat dan Tata  Cara  Pemberian  Remisi,  Asimilasi,  Cuti  Mengunjungi  Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat.
2)Bahan  hukum  sekunder,  meliputi:artikel,  buku,  media  internet,  jurnal, serta
3)Bahan hukum tersier, meliputi:kamus dan ensiklopedia

Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data melalui studi dokumen atau bahan pustaka yang merupakan  penelitian  kepustakaan  (library  research)  dan  dengan  melakukan studi lapangan (field research) yakni mewawancarai narasumber di Bapas Kelas II Bekas
Teknik Analisis DataData yang diperoleh adalah bersifat data kualitatif. Kemudian data itu diolah dianalisis secara kualitatif,sehingga hasil analisis data pun bersifat kualitatif dan tidak menggunakan rumus-rumus statistik dan matematis.

Pendekatan Penelitian

Penulis     memakai     pendekatan     penelitian     yuridis     normatif     yang pendekatannya  dari  sudut  ilmu  hukum  agar  penelitian  ini  dapat  memperoleh gambaran  secara  menyeluruh  terhadap  permasalahan  dalam  penelitian  ini, tetapi  pendekatan  ini  tidak  bersifat  politik  dan  hanya  bersifat  memberikan dukungan terhadap pendekatan yuridis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun