1. Dampak pandemi covid-19 pada proses pembelajaran siswa.
- Dampak wabah yang berjangkit serempak dimana-mana, meliputi daerah geografis yang luas, menimbulkan rasa khawatir dan rasa kewaspadaan perlu selalu diingatkan. Bukan hanya saja berdampak pada biologis manusia, melainkan juga pada ekonomi negara bahkan pada pendidikan. Dampak pandemi covid-19 seperti mencekik pendidikan, karena menimbulkan rasa gamang dan terus berselisih dalam bimbang Bahkan menteri pendidikan susah mengeluarkan kebijakan. Di akhir tahun 2020 menteri pendidikan mengeluarkan kebijakan, ia mengatakan di tahun 2021 akan segerah melakukan pembelajaran tatap muka, seiring berlalunya waktu, dan akhirnya tiba ditahun 2021 wabah bukannya mengalami penurunan melainkan mengalami kelonjakan, dan ditahun ini pula vaksinasi akan dilakukan. Kebijakan dari menteri pendidikan saat ini masih dipertanyakan karena berita dimedia sosial statusnya masi status daring, menteri pendidikan memberikan kebebasan kepada pemda(pemerintah daerah) untuk bisa memberikan kebijakan status pendidikan antara online atau offline.
- Jika ditinjau dari berita tersebut maka status sekolah bahkan kampus masi dalam pertimbangan, bila sekolah dan kampus masih tetap melakukan kuliah online/daring maka dalam satu bahkan dua periode kedepan indeks kecerdasan matematika readings anak Indonesia akan mengalami drop.
- Dampak pandemi menyebabkan sekolah dan kampus harus memanfaatkan teknologi yang ada yaitu pembelajaran online, dampak dari pembelajaran online juga berdampak pada situasi dan kondisi jaringan yang ada dan pada  psikis(mental) para siswa dan mahasiswa, karena proses pendidikannya tidak lansung tatap muka, oleh karena itu mendidik jiwa siswa dan mahasiswa susah dilakukan pada proses daring, dampak selanjutnya pada intelektual siswa dan mahasiswa, karena suasana pemelajaran tatap muka lebih spesifik agar dapat menghidupkan dialektika yang lebih koheren.
Â
2. Perilaku siswa masa kini ditinjau dari pendidikan agama islam.
Perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus dari luar.
Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya interaksi anatar individu
dengan lingkungannya sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, dan
bersikap yang merupakan refleksi dari berbagai aspek baik fisik maupun non fisik.
Perilaku juga dapat diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang yang
digolongkan dalam dua golongan yaitu bentuk pasif (tanpa tindakan nyata) dan
bentuk aktif (tindakan konkrit) sedangkan dalam pengertaian umum perilaku
adalah segala perbuatan yang dilakukan oleh mahluk hidup.
Menurut Scheneider (dalam Syamsu Yusuf 2003:14) mengartikan
penyesuaian diri sebagai suatu proses respon individu baik yang bersifat
behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari
dalam diri, ketegangan emosional, frustasi dan konflik, serta memelihara
keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntuntan (norma)
lingkungan. Dan dapat dilihat bahwa hampir semua para ahli meninjau
perkembangan jiwa dari berbagai sudut, beranggapan bahwa masa remaja
merupakan masa penyempurnaan dari tahap-tahap perkembangan sebelumnya.
Walaupun demikian beberapa penulis Indonesia tetap berpendapat bahwa remaja
adalah masa transisi dari masa anak-anak kedewasa, yang ditandai dengan
perkembangan biologis, psikologis, modal, dan agama. Periaku nakal siswa
adalah tingkah laku individu yang bertentangan dengan pendapat umum yang
dianggap sebagai akseptual yang baik oleh suatu lingkungan atau hukum yang
berlaku di suatu masyarakat.
(1)Tiga diantara temuan-ilmiah terpenting di dunia islam yang sangat berpotensi memengaruhi perjalanan kehidupan umat islam secarah mendalam dan menyeluruh dalam memasuki abad ke-15 H, selanjutnya memasuki abad ke-12 M, ditemukan Al-attas. Penemuan tersebut adalah (1)problem terpenting yang dihadapi umat islam saat ini adalah masalah ilmu pengetahuan,(2)ilmu pengetahuan modern tidak bebas nilai (netral)sebab dipengaruhi oleh pandangan-pandangan keagamaan,kebudayaan dan filsafat, yang mencerminkan kesadaran dan pengalaman manusia barat dan (3) umat islam, oleh karena itu perlu mengislamkan ilmu pengetahuan masa kini dengan mengislamkan symbol-simbol linguistic mengenai realitas dan kebenaran. Temuan-temuan ini digali dari sejarah pengalaman spiritual intelektual dan pencapaian kebudayaan umat islam. Semua itu disampaikan dengan sangat konseptual dan mencakup skema metodologisnya sehingga memudahkan umat islam untuk memelihara temuan itu secarah utuh(1).
Sumber: Buku filsafat dan praktik pendidikan islam. Oleh syed M. Naquid Al-attas.
Islamisasi pengetahuan  masa kini:teori dan praktik hal:317
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H